Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Ketakutan yang Sering Dipendam Seorang Ayah

ayah bekerja
ilustrasi ayah bekerja (pexels.com/HONG SON)
Intinya sih...
  • Ayah sering takut tidak bisa mencukupi nafkah keluarga
  • Ketakutan ayah meninggal dunia sebelum anak-anak besar
  • Ayah takut anak laki-laki dan perempuannya tidak sukses atau disakiti
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apa yang ada di benakmu tentang ayah? Beruntung sekali bila kamu dibesarkan oleh seorang ayah yang memiliki rasa tanggung jawab pada keluarga. Dirimu juga mengenalnya sebagai sosok yang tangguh serta tidak pernah mengeluh.

Urusan apa pun bisa dibereskan ayah. Namun, tahukah kamu bahwa ia juga dapat merasa cemas? Dalam diamnya, ayahmu boleh jadi terus memikirkan banyak hal. Dia tidak dapat membagi seluruh isi pikiran serta perasaannya ke orang lain.

Termasuk pada pasangannya alias ibumu. Bahkan sesama ayah pun jarang bercerita dari hati ke hati. Kalau mereka bertemu isi pembicaraan justru politik, ekonomi, serta pekerjaan. Tanpa sepengetahuan kalian, ada ketakutan yang sering dipendam seorang ayah, seperti enam poin berikut ini.

1. Takut tidak bisa mencukupi nafkah keluarga

ayah bekerja keras
ilustrasi ayah bekerja keras (pexels.com/Abhishek Gupta)

Terutama ayah yang menjadi satu-satunya pencari nafkah sering ketakutan soal ini. Sebab sedikit saja pendapatannya berkurang, akibatnya pada pemenuhan kebutuhan keluarga bisa besar. Ayah dengan pendapatan yang tidak menentu atau jumlah tanggungan banyak ketar-ketir.

Apalagi di tengah kenaikan harga berbagai kebutuhan. Juga terkait pendidikan anak yang tak murah. Demi memastikan selalu ada uang cukup buat menafkahi keluarga, seorang ayah dapat bekerja sangat keras.

Tingkat stresnya pun amat tinggi. Ini membuat kesehatannya mudah terganggu. Ayah rela berhemat ketat buat diri sendiri demi punya tabungan lebih untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan keluarganya.

2. Takut meninggal dunia sebelum anak-anak besar

seorang ayah
ilustrasi seorang ayah (pexels.com/HONG SON)

Masih terkait tugas ayah menafkahi keluarganya. Ada uang, tapi gak cukup banyak saja sudah bikin seorang ayah cemas. Apalagi bila sampai dirinya tidak dapat lagi menafkahi sedikit pun.

Ketika ayah sakit, selama ia masih dapat bergerak dan berpikir tentu bakal tetap berusaha bekerja. Mungkin jenis pekerjaannya berubah dari yang berat menjadi lebih ringan. Meski itu berefek pada pendapatannya, setidaknya ayah masih memiliki penghasilan.

Akan tetapi, ayah sangat takut seandainya ajalnya dekat. Anak-anak masih kecil dan istri tak memiliki pendapatan. Atau, penghasilan istri selama ini tidak seberapa serta sifatnya cuma buat tambah-tambah. Bila ayah wafat selepas anak dewasa, mereka sudah bisa mencari uang sendiri serta tak perlu putus pendidikan.

3. Takut anak laki-lakinya gak jadi apa-apa

pemuda
ilustrasi pemuda (pexels.com/Nacho Gomez)

Bukan seorang ayah cuma peduli akan masa depan anak laki-laki. Sebaliknya, masa depan anak perempuan dianggap tidak penting. Namun, ayah paham betul bahwa pria memiliki tanggung jawab besar dalam keluarga.

Jika sampai anak laki-laki gagal menjadi orang yang mandiri finansial dan punya karakter yang baik, bagaimana dengan keluarganya nanti? Dia tetap bisa menikah, tapi istri serta anak-anaknya tak bahagia. Ini sebabnya ayah bersikap keras pada putranya.

Anak laki-laki harus jadi orang. Dengan begitu, dia bakal mampu memikul tanggung jawab yang besar. Ayah yang baik berusaha membentuk putranya seperti dirinya atau jauh lebih hebat lagi. Jangan sampai ia menjadi pria yang payah.

4. Takut anak perempuannya disakiti pria

seorang perempuan
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Ahmet Çığşar)

Gak cuma terkait anak cowok. Ayah juga menyimpan ketakutan seputar anak perempuannya. Sekalipun ia berharap putrinya mandiri secara finansial, ada satu hal yang paling membuatnya ketar-ketir.

Yaitu, bayangan kalau-kalau di kemudian hari putri kesayangannya dilukai pria yang tak bertanggung jawab. Apa pun yang diperbuat pria itu, seorang ayah tidak akan terima. Masalahnya, ayah juga paham bahwa terlalu keras berusaha melindungi anak perempuannya bisa bikin hubungan mereka buruk.

Sebagai sesama pria, seorang ayah barangkali telah mampu mendeteksi pacar putrinya gak baik. Namun, ketika dia mengatakan hal tersebut, anak bisa marah dan tidak terima. Walaupun pasanganmu yang jahat, seorang ayah akan merasa gagal menjagamu. Tak peduli berapa umurmu.

5. Takut sedikitnya kebersamaan bikin anak berpikir ayah gak sayang

seorang ayah
ilustrasi seorang ayah (pexels.com/Tom Fisk)

Ayah kadang tak punya banyak pilihan. Ia tentu ingin lebih sering bersama anak dan istri. Akan tetapi, keharusan bekerja serta memastikan nafkah keluarga cukup kerap tidak memungkinkan buat hal tersebut.

Di pagi hari semua orang di rumah bergegas dengan aktivitas masing-masing. Ayah mesti segera berangkat kerja, sedangkan anak bersekolah. Ketika anak pulang sekolah, ayah jelas belum pulang. Tidak jarang ayah baru pulang di malam hari setelah anak tidur.

Di akhir pekan, ayah juga belum tentu di rumah. Mungkin ayah bekerja sampingan atau tugas luar kota. Meski anak aman di rumah, ayah khawatir kurangnya kehadiran membuatnya disangka tidak sayang. Membayangkannya saja sudah bikin ayah ngeri serta merasa sakit.

6. Takut kesepian di masa tua

seorang ayah
ilustrasi seorang ayah (pexels.com/Asep Saeful Bahri)

Kurangnya kebersamaan orangtua dengan anak seperti dalam poin sebelumnya, menyebabkan kecemasan berikutnya. Yaitu, tentang masa tuanya. Ayah tahu bahwa dia tidak boleh merepotkan anak yang juga telah berkeluarga.

Bahkan anak masih lajang pun, seorang ayah mengerti ia butuh keleluasaan menikmati masa muda. Namun, seandainya anak sudah berpikir ayah selama ini kurang menyayangi jangan-jangan kelak dia dicueki. Masih baik bila istrinya berusia panjang.

Mereka dapat hidup berdua. Jika istri berpulang terlebih dulu, ayah takut sekali hidup dalam kesepian. Anak makin jarang datang serta sulit dihubungi. Sementara seorang ayah kadang gak sampai hati buat bilang rindu dan ingin ditengok.

Ketakutan yang sering dipendam seorang ayah sebenarnya muncul dari rasa sayangnya pada anak. Meski ia tak pernah mengatakannya sebaiknya kamu memahaminya. Buat ayah lebih tenang seperti dengan dirimu berkata mengerti bahwa kesibukannya di luar semata-mata buat keluarga. Juga jaga komunikasi kalian sekalipun tinggal berjauhan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

50 Ucapan Natal 2025 untuk Ibu Mertua, Tulus dan Menyentuh

10 Des 2025, 09:45 WIBLife