ilustrasi seorang ayah sedang menasehati anak-anaknya (pexels.com/timamiroshnichenko)
Bagi orangtua yang dibesarkan dengan gaya otoriter, gentle parenting terasa asing karena mereka tidak punya panutan dalam hal kehangatan dan komunikasi setara. Bahkan hal sederhana seperti meminta maaf kepada anak bisa menjadi tantangan emosional. Padahal, gentle parenting menuntut kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan memberi ruang anak menyuarakan perasaan.
Tanpa pengalaman masa kecil yang sejalan, orangtua perlu membangun pola baru dari nol, dan ini jelas butuh usaha besar. Meski begitu, menurut Annie Pezalla, manusia sejatinya punya naluri alami dalam membesarkan anak, bahkan sebelum ada buku parenting atau saran dari media sosial. Jadi, kuncinya bukan sempurna, tapi berani belajar dan percaya pada intuisi sendiri.
Pada akhirnya, setiap orangtua punya perjalanan dan tantangannya masing-masing dalam membesarkan anak. Gentle parenting mungkin tidak selalu mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dicoba atau disesuaikan.