5 Faktor Penyebab Anak Egosentris, Hindari Sejak Dini

Orangtua wajib menghadapi tantangan ini dengan bijaksana

Ketika anak berada pada fase perkembangan egosentris, mereka cenderung melihat dunia dari sudut pandang yang egois dan fokus pada kebutuhan dan keinginan pribadi mereka. Dalam konteks ini, mereka kurang menyadari atau menghiraukan perasaan, kebutuhan, dan perspektif orang lain di sekitar mereka. Sebagai orangtua dan pendidik, tugas kita adalah memahami dan menghadapi tantangan ini dengan cara yang bijaksana dan penuh kesabaran.

Tanda-tanda anak egosentris dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa contoh tanda-tanda ini meliputi kesulitan berbagi mainan dengan teman, kesulitan berempati terhadap orang lain yang mengalami kesulitan, dan dominasi dalam interaksi sosial tanpa memperhatikan kebutuhan orang lain. Dilansir Being the Parent, ada beberapa faktor penyebab anak memiliki sifat egosentris. Yuk langsung simak!

Baca Juga: 4 Faktor Penyebab Kurangnya Kesadaran Menjaga Lingkungan

1. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung

5 Faktor Penyebab Anak Egosentris, Hindari Sejak Diniilustrasi keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Lingkungan keluarga memainkan peran krusial dalam membentuk karakter dan perilaku anak. Ketika anak tumbuh di dalam lingkungan keluarga yang tidak mendukung atau terlalu memanjakannya, hal ini dapat berdampak pada perkembangan sikap egosentrisnya. Anak yang selalu menjadi pusat perhatian tanpa batas cenderung mengembangkan pandangan bahwa dunia hanya berpusat pada dirinya sendiri. Mereka mungkin tidak menyadari pentingnya memperhatikan orang lain atau mengenali kebutuhan dan perasaan orang di sekitarnya.

Misalnya, seorang anak yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa memerhatikan keinginan atau kebutuhan orang lain dalam keluarganya, akan cenderung menganggap bahwa semua orang ada untuk memenuhi keinginannya. Kondisi ini dapat menyebabkan anak menjadi kurang empati dan kurang peka terhadap perasaan orang lain. Jika anak terus-menerus merasa bahwa dunia berputar hanya di sekitar dirinya, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk belajar memahami dan menghargai perspektif orang lain.

2. Kurangnya model perilaku empati dari orang dewasa

5 Faktor Penyebab Anak Egosentris, Hindari Sejak Diniilustrasi keluarga (pexels.com/Michael Morse)

Kurangnya model perilaku empati dari orang dewasa di sekitar anak dapat menjadi faktor yang berpengaruh kuat terhadap perkembangan sikap egosentris pada anak. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang yang mereka anggap sebagai panutan dalam hidup mereka, dan jika mereka tidak melihat contoh perilaku empati dari orang tua, saudara, atau figur otoritas lainnya, maka mereka mungkin tidak memiliki contoh yang baik untuk belajar tentang empati dan rasa peduli terhadap orang lain.

Perilaku empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan, kebutuhan, dan perspektif orang lain. Jika anak jarang atau tidak pernah melihat orang dewasa di sekitarnya menunjukkan empati, mereka mungkin tidak tahu bagaimana merespons perasaan atau kebutuhan orang lain dengan empati. Akibatnya, mereka dapat tumbuh menjadi anak yang lebih fokus pada diri sendiri dan kurang peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.

3. Terlalu fokus pada prestasi individu anak

5 Faktor Penyebab Anak Egosentris, Hindari Sejak Diniilustrasi keluarga (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
dm-player

Terlalu fokus pada prestasi individu anak dapat menjadi faktor penyebab anak menjadi egosentris. Ketika orangtua terlalu mempertegas pencapaian pribadi dan keberhasilan anak, anak cenderung menjadi sangat berorientasi pada diri sendiri dan kurang peka terhadap kerjasama dan keterlibatan sosial dengan teman-teman mereka. Mereka mungkin hanya memikirkan bagaimana mencapai tujuan pribadi tanpa memerhatikan atau menghargai kontribusi dan peran orang lain dalam kelompok.

Saat orangtua menekankan terlalu banyak pada prestasi individu, anak mungkin merasa tekanan untuk selalu tampil lebih baik daripada yang lain dan meraih prestasi yang lebih tinggi. Dalam prosesnya, anak bisa kehilangan rasa empati dan kurang peduli terhadap perasaan atau kebutuhan teman-teman mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka berpikir bahwa keberhasilan dan kebahagiaan hanya bergantung pada pencapaian pribadi mereka, dan mereka tidak perlu memikirkan atau bekerja sama dengan orang lain.

Baca Juga: 6 Tips Menyikapi Sahabat Egois dan Mempertahankan Hubungan yang Sehat

4. Tidak mengajarkan tanggung jawab sosial

5 Faktor Penyebab Anak Egosentris, Hindari Sejak Diniilustrasi keluarga (pexels.com/Brett Sayles)

Tidak mengajarkan tanggung jawab sosial dapat menjadi salah satu faktor penyebab anak menjadi egosentris. Anak yang egosentris mungkin tidak sepenuhnya menyadari betapa pentingnya membantu orang lain atau bagaimana tindakan mereka dapat memengaruhi orang di sekitarnya. Tanpa pemahaman tentang tanggung jawab sosial, anak mungkin lebih cenderung berfokus pada kebutuhan dan keinginan pribadi mereka, tanpa memerhatikan kebutuhan sosial atau dampak dari tindakan mereka pada orang lain.

Orangtua dan pendidik memiliki peran penting dalam mengajarkan anak tentang tanggung jawab sosial. Dalam interaksi sehari-hari, mereka dapat menunjukkan kepada anak bagaimana membantu dan memerhatikan kebutuhan orang lain dapat membawa dampak positif bagi orang lain dan juga diri mereka sendiri. Misalnya, melibatkan anak dalam membantu anggota keluarga yang membutuhkan, mengajarkan mereka tentang pentingnya berbagi dan membantu teman-teman sebaya yang mengalami kesulitan.

5. Terlalu banyak bergantung pada teknologi

5 Faktor Penyebab Anak Egosentris, Hindari Sejak Diniilustrasi keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Terlalu banyak bergantung pada teknologi dapat menjadi faktor yang memperkuat sikap egosentris pada anak. Penggunaan berlebihan perangkat elektronik seperti ponsel pintar, tablet, atau komputer, serta media sosial, dapat mengakibatkan anak mengalami isolasi sosial dan kurangnya interaksi langsung dengan orang lain. Hal ini bisa menyebabkan anak menjadi lebih terpaku pada dunia maya dan kurang peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain di sekitarnya.

Ketika anak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar, mereka mungkin cenderung fokus pada diri sendiri, mencari validasi dan perhatian dari media sosial, dan kurang terlibat dalam kehidupan sosial di dunia nyata. Mereka mungkin tidak merasakan secara langsung bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain dan kurang berempati terhadap perasaan dan kebutuhan teman-teman mereka.

Anak egosentris bisa menjadi tantangan bagi orangtua dan pendidik, tetapi dengan pemahaman dan kesabaran yang tepat, sikap ini bisa dikurangi dan digantikan dengan sikap yang lebih empati dan peduli terhadap orang lain. Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, memberikan contoh perilaku empati, dan mengajarkan tanggung jawab sosial kepada anak. Dengan cara ini, kita dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang lebih sadar sosial dan menghargai keberagaman di sekitar mereka.

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Tantrum Anak dan Tips Mengatasinya

Larasati Ramadhan Photo Verified Writer Larasati Ramadhan

Ig: @larasatiram

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya