5 Penyebab Anak Suka Berkata Kasar dan Cara Mengatasinya

Lingkungan menjadi faktor utama

Perilaku kasar dalam perkataan pada anak-anak merupakan fenomena yang seringkali menjadi perhatian serius bagi orangtua dan pendidik. Kekhawatiran muncul karena perilaku semacam ini memiliki potensi untuk tidak hanya merusak hubungan sosial anak dengan teman sebaya atau orang dewasa, tetapi juga mencerminkan kurangnya kemampuan dalam mengendalikan diri serta kurangnya pemahaman tentang pentingnya norma-norma sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain.

Dampak dari perilaku kasar ini dapat berdampak jauh lebih dalam daripada sekadar gejala permukaan, mengingat hubungannya dengan kualitas hubungan interpersonal, perkembangan emosional, dan kesuksesan akademis anak di masa depan. Anak yang cenderung menggunakan bahasa kasar mungkin menghadapi kesulitan dalam membangun koneksi emosional yang sehat, menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai, serta menjalin hubungan yang positif dengan lingkungan sekitar. Yuk, mari kita telaah lebih dalam mengenai penyebab dari perilaku tersebut. 

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Anak Egosentris, Hindari Sejak Dini

1. Imitasi lingkungan

5 Penyebab Anak Suka Berkata Kasar dan Cara Mengatasinyailustrasi anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak-anak memiliki kemampuan alami untuk menyerap dan meniru segala hal yang mereka lihat dan dengar di sekitar mereka. Jika mereka sering terpapar pada bahasa kasar dari berbagai sumber, seperti teman sebaya yang menggunakan kata-kata kasar, anggota keluarga yang tidak mengontrol perkataan mereka, atau bahkan konten media yang menampilkan perilaku agresif, anak-anak dapat dengan mudah mengadopsi dan meniru perilaku tersebut.

Proses imitasi ini terjadi karena anak-anak masih dalam tahap perkembangan, yang mana mereka belajar melalui pengamatan dan peniruan. Mereka mencoba memahami dunia sekitar dengan meniru perilaku orang-orang di sekitar mereka. Ini dapat menjadi hal yang riskan, terutama jika lingkungan sekitar mereka sering menunjukkan perilaku yang tidak pantas atau kasar.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan pengasuh untuk menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung, di mana anak-anak terpapar pada contoh-contoh perilaku yang sopan dan menghormati. Memberikan pengawasan terhadap apa yang mereka tonton di media dan berkomunikasi secara terbuka tentang nilai-nilai serta norma-norma yang diharapkan dalam interaksi sosial dapat membantu mencegah anak-anak meniru perilaku kasar.

2. Kurangnya pemahaman emosi

5 Penyebab Anak Suka Berkata Kasar dan Cara Mengatasinyailustrasi anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kurangnya pemahaman emosi adalah salah satu faktor yang dapat mendorong anak-anak untuk berkata kasar. Anak-anak masih dalam tahap perkembangan ketika mereka belajar mengenali dan mengelola emosi dengan cara yang tepat. Terkadang, mereka belum memiliki keterampilan yang cukup untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan frustasi, marah, atau kecewa secara verbal.

Berkata kasar bisa menjadi cara bagi anak untuk merespons perasaan yang kuat dan kompleks, terutama jika mereka merasa sulit untuk mengungkapkan emosi dengan kata-kata yang lebih baik. Misalnya, ketika mereka menghadapi situasi yang menantang atau membuat mereka kesal, mereka mungkin merasa lebih nyaman mengeluarkan perasaan tersebut melalui kata-kata kasar karena mereka belum tahu cara mengungkapkannya dengan cara yang lebih konstruktif.

Dalam hal ini, penting bagi orangtua dan pendidik untuk memberikan pendampingan dalam mengenali dan mengelola emosi. Mengajarkan anak-anak tentang berbagai emosi, membantu mereka mengidentifikasi perasaan mereka, dan memberikan alternatif cara untuk mengungkapkannya adalah langkah penting dalam membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi dan pengendalian diri yang lebih baik. Dengan memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang positif, kita dapat membantu mereka menghindari menggunakan kata-kata kasar sebagai saluran ekspresi.

Baca Juga: 5 Penyebab Anak Cemburu dengan Saudaranya, Orangtua Harus Tahu!

3. Upaya mencari identitas

dm-player
5 Penyebab Anak Suka Berkata Kasar dan Cara Mengatasinyailustrasi anak (pexels.com/Pixabay)

Anak-anak dalam tahap perkembangan mereka seringkali sedang mencoba memahami diri mereka sendiri dan tempat mereka dalam lingkungan sosial. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah melalui pencarian identitas, yang mana mereka berusaha untuk menonjolkan diri atau mendapatkan perhatian dari teman sebaya. Berkata kasar bisa menjadi salah satu cara anak-anak mencoba membedakan diri mereka dari yang lain atau mengukuhkan citra diri yang mereka ciptakan.

Mereka mungkin merasa bahwa menggunakan bahasa kasar membuat mereka terlihat lebih kuat, lebih tegas, atau lebih berani di mata orang lain. Ini dapat menjadi cara mereka untuk mencoba mengontrol situasi atau mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitar.

Sebagai orangtua atau pendidik, penting untuk memberikan perhatian positif dan pengakuan kepada anak-anak dalam cara-cara yang lebih sehat. Membantu mereka mengembangkan rasa identitas yang positif dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menonjolkan bakat dan minat mereka dapat membantu mengurangi kebutuhan mereka untuk mencari identitas melalui perkataan kasar. Dengan memberikan perhatian yang mendukung dan memberikan contoh perilaku yang baik, kita dapat membantu anak-anak membangun citra diri yang kuat tanpa perlu menggunakan kata-kata kasar.

4. Kurangnya pemahaman tentang norma sosial

5 Penyebab Anak Suka Berkata Kasar dan Cara Mengatasinyailustrasi anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Kurangnya pemahaman tentang norma sosial merupakan faktor yang signifikan dalam perilaku anak yang suka berkata kasar. Anak-anak masih dalam tahap pembelajaran tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana perkataan mereka dapat mempengaruhi hubungan sosial. Karena itu, mereka mungkin belum sepenuhnya memahami betapa kuatnya dampak kata-kata mereka terhadap perasaan orang lain. Berkata kasar bisa merusak hubungan dengan teman sebaya, anggota keluarga, atau orang dewasa. 

Sebagai orangtua atau pendidik, penting untuk memberikan pendidikan tentang dampak kata-kata dan pentingnya norma sosial yang positif. Diskusi terbuka tentang bagaimana perkataan dapat mempengaruhi perasaan orang lain serta membangun empati dapat membantu anak-anak memahami nilai-nilai yang mendasari komunikasi yang sehat. Dengan membantu mereka mengembangkan pemahaman ini, kita dapat membantu anak-anak menjadi lebih sadar akan kata-kata mereka dan berinteraksi dengan lebih positif dalam lingkungan sosial mereka.

5. Merasa tidak nyaman

5 Penyebab Anak Suka Berkata Kasar dan Cara Mengatasinyailustrasi anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak-anak seringkali mengalami perasaan ketidaknyamanan atau ketidakpastian ketika mereka berada dalam situasi yang baru atau tidak familiar. Dalam usaha untuk mengatasi perasaan ini, mereka mungkin merespons dengan kata-kata kasar sebagai bentuk perlindungan atau pengalihan perhatian.

Misalnya, ketika merasa tidak aman atau cemas di lingkungan baru, anak-anak mungkin menggunakan kata-kata kasar sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan tersebut dan memberikan kesan bahwa mereka "kuat" atau "tidak terpengaruh". Ini bisa menjadi upaya untuk melindungi diri dari perasaan vulnerabilitas atau ketidakpastian yang mungkin mereka rasakan.

Penting bagi orangtua dan pendidik untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak, terutama dalam situasi yang baru atau tidak nyaman. Mengajarkan mereka keterampilan untuk mengelola ketidaknyamanan, berbicara tentang emosi yang mereka rasakan, dan memberikan contoh model perilaku yang positif dapat membantu mereka merasa lebih aman dan dapat mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang lebih sehat. Dengan memberikan dukungan dan pembimbingan, kita dapat membantu anak-anak mengatasi perasaan ketidaknyamanan tanpa perlu menggunakan kata-kata kasar.

Perilaku berkata kasar pada anak adalah tantangan yang bisa dihadapi oleh orangtua dan pendidik. Dengan memahami penyebabnya dan memberikan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu anak mengatasi perilaku ini dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Penting untuk memberikan dukungan, pemahaman, dan kesempatan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara positif.

Baca Juga: 5 Penyebab Anak Gemar Menunda Waktu Belajarnya, Cari Solusinya!

Larasati Ramadhan Photo Verified Writer Larasati Ramadhan

Ig: @larasatiram

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya