5 Hal Terkait Materi yang Sering Diributkan dengan Saudara, Hindari!

#IDNTimesLife Setelah dewasa perselisihan ini bisa terjadi

Ketika kita masih anak-anak dan remaja, keributan dengan kakak atau adik biasanya hanya tentang hal-hal yang sepele. Seperti berebut mainan atau kesal diusili terus. Pertengkaran seperti ini cepat dimulai tetapi lekas pula berakhir dan kita semua dapat rukun kembali.

Akan tetapi, perselisihan dengan saudara bisa tambah panas justru setelah kita dewasa dan seharusnya lebih mampu mengendalikan diri. Terkadang usaha orangtua untuk menengahi pun gak berhasil karena kemauan kita makin keras dan tak mudah dibujuk dengan apa pun. Apalagi setelah kedua orangtua berpulang, cekcok antarsaudara dapat bertambah hebat terutama bila berkaitan dengan materi.

Problem ini memang terasa sangat krusial bagi orang dewasa yang dituntut untuk menbiayai berbagai hal. Kalau persoalan sudah berkaitan dengan uang serta benda-benda bernilai, hubungan persaudaraan terancam rusak. Lima hal berikut paling kerap memicu problem dengan saudara kandung yang seharusnya mampu menjaga keharmonisan.

1. Pemberian orangtua yang dianggap tidak adil

5 Hal Terkait Materi yang Sering Diributkan dengan Saudara, Hindari!ilustrasi dua bersaudara (pexels.com/August de Richelieu)

Ini dapat diawali dengan perbedaan uang saku di antara kakak dengan adik. Kemudian benda-benda lain seperti fasilitas kendaraan pribadi, bantuan buat DP rumah atau biaya resepsi, dana kuliah pascasarjana, dan sebagainya. Ada keinginan untuk setiap anak memperoleh semua hal dari orangtua dengan nilai uang yang sama.

Bagi kita serta saudara, itulah definisi adil. Akan tetapi, keinginan kita terbentur dengan kemampuan orangtua. Adil versi orangtua boleh jadi berbeda, seperti kampus kita dekat sehingga orangtua tidak membelikan kendaraan pribadi.

Anak yang kuliahnya lebih jauh baru dibelikan sepeda motor. Atau, saudara mendapatkan sepeda motor sedangkan orangtua membelikan kita mobil sekalian buat mengantar dan menjemput mereka ke mana-mana. Setiap perbedaan nilai pemberian ini rawan memunculkan permasalahan dengan saudara di kemudian hari.

Meski beberapa tahun yang lalu rasanya semua menerima saja pemberian orangtua tanpa protes, kelak bisa berbeda. Baik kita maupun saudara seolah-olah memegang kalkulator masing-masing dan mulai berhitung siapa yang paling diuntungkan. Pihak yang merasa diberi lebih sedikit oleh orangtua bakal menuntut sisa haknya, sedangkan anak yang telah memperoleh lebih banyak merasa tidak terima.

2. Warisan

5 Hal Terkait Materi yang Sering Diributkan dengan Saudara, Hindari!ilustrasi dua bersaudara (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Bedanya dengan poin pertama, warisan adalah semua barang atau aset yang ditinggalkan orangtua selepas mereka berpulang. Masih ada orangtua saja anak-anak dapat bertikai gara-gara pemberian yang tidak sama, apalagi setelah keduanya meninggal dunia. Keributan antarsaudara sangat mungkin memanas.

Meski ada kesepakatan untuk semua peninggalan orangtua dijual kemudian hasilnya dibagi rata, dalam cara menjual pun bisa terjadi perbedaan yang memicu keributan. Contohnya, warisan berupa sebidang tanah yang cukup luas. Kita ingin tanah dijual secara utuh, kakak mau dikapling-kapling dulu baru dijual, sedangkan adik berkehendak mendirikan bangunan dulu supaya harga kian tinggi.

Tampaknya sepele karena apa pun cara penjualannya, hasilnya bakal dibagi secara adil. Akan tetapi, perbedaan seperti ini saja dapat membuat kita bertengkar dengan saudara. Masing-masing berkeras dengan pendapatnya.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Buruk Saudara yang Bikin Kesal, Pasti Relate

3. Biaya hidup dan kesehatan orangtua yang sudah lansia

5 Hal Terkait Materi yang Sering Diributkan dengan Saudara, Hindari!ilustrasi perdebatan (pexels.com/Fernando Gomez Cortes)

Saat orangtua masih sehat dan bekerja, kita gak memikirkan apa pun. Justru kita bisa cukup nyaman dibiayai oleh kedua orangtua. Akan tetapi setelah mereka tidak lagi berpenghasilan, mulai sakit-sakitan, serta tak punya dana pensiun; kita dan saudara mesti menyokong kebutuhannya. 

Ini akan menjadi masalah tersendiri jika kita serta saudara belum berlebih dari segi finansial. Bahkan masing-masing telah cukup mapan pun kadang masih terganjal persoalan keikhlasan. Siapa yang bersedia setiap bulan pendapatannya berkurang banyak untuk mengongkosi kehidupan orangtua plus biaya kesehatan yang bermacam-macam serta terus-menerus?

Sesungguhnya ini ujian baik untuk membuktikan kasih sayang kita pada orangtua maupun kekompakan dengan saudara. Semua anak yang sudah mempunyai penghasilan sendiri tentu perlu patungan. Besarannya dapat dibagi rata atau disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

4. Kewajiban finansial kakak pada adik dan sebaliknya

5 Hal Terkait Materi yang Sering Diributkan dengan Saudara, Hindari!ilustrasi dua pria bersaudara (pexels.com/Ron Lach)

Ternyata gak cuma biaya hidup orangtua yang sudah pensiun yang dapat menimbulkan gesekan dengan saudara. Perihal bantuan kakak pada adiknya juga dapat menjadi problem berkepanjangan. Adik yang kurang pengertian dan orangtua yang cenderung memanjakan anak yang lebih muda boleh jadi menuntut anak sulung untuk terus memberikan bantuan finansial.

Sampai adik sudah besar dan bisa mencari uang sendiri pun, bantuan dari kakak masih terus diharapkan. Hal ini tentu bisa bikin anak yang lebih tua stres karena kondisi keuangannya sendiri kurang baik atau pasangan gak menyukainya. Ada pula keluarga dengan situasi kebalikannya, yaitu adik seperti dituntut buat menunjukkan baktinya pada saudara tua melalui berbagai pemberian.

Mungkin tidak dalam bentuk uang, melainkan pemberian lain seperti sembako setiap bulan. Kakak dipandang sudah banyak berkorban buat adiknya serta harus selalu dihormati seperti pengganti orangtua. Kewajiban finansial seperti ini telah saatnya ditiadakan kecuali saudara betul-betul dalam keadaan tidak mampu mencari nafkah, misalnya karena sakit keras.

5. Utang

5 Hal Terkait Materi yang Sering Diributkan dengan Saudara, Hindari!ilustrasi sedang tidak akur (pexels.com/cottonbro studio)

Utang yang tidak lancar dalam pembayarannya dapat memutuskan hubungan pertemanan bahkan persaudaraan. Saat kita menagih utang pada saudara, belum tentu ia merespons dengan cukup baik. Boleh jadi kita malah dikomentari perhitungan pada saudara sendiri.

Padahal, saudara atau bukan, uang tetap uang. Itu benda berharga terutama ketika kita masih memerlukannya untuk beragam kebutuhan. Demikian pula ketika kita perlu sekali meminjam uang pada saudara, mungkin saja kita justru diperlakukan semena-mena. Mending meminjamnya pada pihak lain sekalipun kena bunga.

Perselisihan dengan saudara terkait utang dapat merambat ke mana-mana. Sebagai keluarga, kita sama-sama tahu aib masing-masing. Begitu emosi membuat kita atau dia kehilangan kontrol dan aib terumbar, sakit hatinya berlipat-lipat jika dibandingkan dengan orang lain yang melakukannya.

Berada dalam pusaran masalah materi dengan saudara sendiri sangat tidak mengenakkan. Ada cara untuk mencegahnya yaitu pendidikan orangtua yang menitikberatkan pada kerukunan antarsaudara, tak menjadikan uang sebagai hal paling penting dalam hidup, serta setiap orang di rumah mesti mandiri secara finansial setelah memasuki usia kerja. Selepas orangtua meninggal, kita dan saudara mesti terus mengingat serta menerapkan ajaran baik tersebut.

Baca Juga: 7 Masalah yang Dihadapi Saudara Kandung Penyandang Disabilitas

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya