6 Pekerjaan Rumah Tangga yang Disukai Anak

Kita tahu bahwa penting untuk mengajari anak tentang tanggung jawab dan kemandirian. Salah satu caranya ialah dengan mengajaknya mengerjakan tugas rumah tangga. Selain bermanfaat buat pendidikan karakter serta meningkatkan skill anak, orangtua juga terbantu sehingga tidak repot sendiri.
Anak perlu dibiasakan untuk membantu pekerjaan di rumah. Tantangannya, anak terkadang ogah-ogahan dan gak tertarik dengan tugas yang diberikan. Ada beberapa cara buat menumbuhkan semangat anak dalam mengerjakan tugas domestik.
Seperti orangtua memberi contoh, menjanjikan hadiah kalau anak mau dan mampu mengerjakan tugas dengan baik, serta memilih pekerjaan rumah tangga yang tepat untuknya. Anak bakal lebih antusias kalau tugasnya menarik minatnya. Enam pekerjaan rumah di bawah ini bisa menjadi ide.
1. Mencuci pakaian
Mencuci pakaian biasanya lebih disukai anak ketimbang mencuci peralatan makan dan memasak. Peralatan memasak terlalu besar untuk tangannya yang mungil. Tumpukan lemak juga menyulitkan anak dalam membersihkannya.
Anak umumnya merasa jijik jika tangannya lengket dan berminyak. Sedang piring serta gelas menjadi begitu licin ketika terkena sabun. Anak masih kesulitan untuk memegangnya dengan kuat.
Lain dengan pakaian yang meski sama-sama terkena sabun tak lantas sukar dipegang. Baik mencuci dengan tangan maupun mesin terasa cukup menyenangkan buat anak. Pada mesin cuci ada tombol-tombol yang mesti dipencet, waktu tunggu, bunyi ketika pencucian selesai, dan prosesnya yang dapat diamati dari luar.
Sementara itu, mencuci dengan tangan bikin anak sekalian main air dan busa. Anak pasti betah sekali diajak membantu mencuci. Mengingat tenaganya terbatas, minta anak mengucek dan memeras pakaiannya sendiri saja yang berukuran kecil.
2. Memasak
Memasak menjadi tugas menyenangkan berikutnya bagi anak karena hasilnya dapat langsung dinikmati. Anak tidak fokus pada rasa capeknya, melainkan ingin menghasilkan makanan yang lezat. Membuat kue warna-warni serta masakan kesukaannya dapat menarik minatnya.
Tentu perlu pendampingan dari orangtua supaya anak tidak hanya memainkan bahan makanan dan membuatnya mubazir. Latih anak untuk bekerja dengan rapi atau minimal gak terlalu mengacaukan dapur. Walaupun anak pada dasarnya suka bermain-main, orangtua tetap perlu membatasi dan memperingatkannya agar proses belajar benar-benar berjalan.
Anak dapat mulai belajar memasak dengan mencetak adonan atau mengupas dan memotong bahan. Ajak anak mencicipi masakan di tengah proses pembuatan supaya ia belajar merasakan dan menilai makanan. Ini akan melatih kepekaannya dan cara memperbaiki rasa yang masih kurang.
3. Pertukangan
Gak cuma anak laki-laki yang berminat pada kegiatan pertukangan seperti memperbaiki benda-benda di rumah dan mengecat. Anak perempuan pun biasanya tertarik untuk mencoba. Hanya saja kita sendiri yang terkadang masih terlalu membedakan pekerjaan untuk anak laki-laki dan perempuan.
Padahal, tidak ada salahnya buat anak dari kedua jenis kelamin sama-sama belajar menukang yang sederhana. Namun, orangtua mesti ekstra hati-hati sebab penggunaan peralatan yang bisa menimbulkan bahaya. Jangan berikan peralatan yang berat dan tajam.
Editor’s picks
Untuk anak yang masih sangat kecil, belikan mainan alat-alat pertukangan. Ia dapat meniru apa yang dilakukan orangtua sebelum kelak beralih ke peralatan yang asli. Mengecat serta memasang dan melepas baut termasuk tugas yang aman buat anak.
4. Belanja kebutuhan sehari-hari
Salah satu pekerjaan rumah tangga yang menyenangkan adalah belanja. Aktivitas ini terasa asik karena anak bisa sekalian jalan-jalan dan melihat berbagai hal. Sekalipun anak belum terlalu memahami transaksi keuangan, memilih belanjaan saja sudah baik untuk proses belajarnya. Ketika anak memilih sayur misalnya, dia menjadi tahu jenis-jenis sayuran dan mana yang berkualitas bagus.
Anak yang sering diajak berbelanja kebutuhan sehari-hari bakal lebih berani berinteraksi dengan orang lain. Ia pun lebih menghargai segala yang ada di rumahnya karena tahu semua itu mesti ditebus dengan uang yang tidak sedikit. Tentu anak gak bisa langsung dilepas buat belanja sendirian.
Kita mesti sering mengajaknya terlebih dahulu. Jika anak sudah terbiasa, mampu membaca, dan mengerti nilai uang baru dia belajar belanja sendiri ke warung terdekat. Seiring waktu, kita mungkin akan dibuat takjub oleh kemampuan anak memilih harga yang lebih miring untuk kebutuhan yang sama.
5. Merawat taman
Anak lebih suka kegiatan outdoor daripada indoor. Kalau di rumah ada halaman atau taman, ajak anak untuk merawatnya. Anak bisa diajari menyapu, menyiram tanaman, memotong bagian tanaman yang kering, dan memberi pupuk secara berkala.
Tugas merawat taman juga dapat membuat anak disiplin bangun pagi. Taman kecil gak memerlukan waktu lama untuk perawatan hariannya. Sembari menunggu waktu mandi, anak bisa menyapu dan menyiram taman dulu.
Sorenya, hal yang sama kembali dilakukan selepas anak tidur siang. Kegiatan ini dapat sekaligus untuk refreshing dari pelajaran. Sambil merawat taman di sore hari atau akhir pekan, anak bisa bermain sebentar.
6. Mengurus binatang peliharaan
Di rumah biasanya anak yang paling dekat dengan hewan peliharaan. Binatang tersebut menjadi teman bermain anak. Maka tak sulit untuk kita meminta anak belajar merawatnya mulai dari memberi makan dan minum, membersihkan kandang, membawanya jalan-jalan, dan memandikannya jika diperlukan.
Keterlibatan anak secara langsung dalam perawatan binatang peliharaan membentuk kemampuannya berempati. Ia akan tambah sayang pada hewan itu. Anak gak cuma suka bermain-main dengannya, melainkan juga memahami tanggung jawabnya sebagai pemilik.
Agar dia bersedia merawat, pastikan hewannya disukai anak. Bukan pilihan kita sendiri, tetapi ia belum tentu menyukainya atau malah takut. Pastikan binatangnya juga tidak berbahaya untuk anak.
Melatih anak mengerjakan tugas rumah tangga bagus untuk menanamkan karakter positif. Jangan membiasakan anak cuma mempelajari pelajaran di sekolah dan bermain. Pendidikan mesti menyentuh banyak aspek, termasuk melalui pembagian pekerjaan rumah tangga.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Mendidik Anak Gaya Permissive Parenting
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.