Supaya Gak Diomelin Calon Mertua, Pahami 7 Hal Ini Sebelum Berkeluarga!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah ada rencana untuk berkeluarga? Bagus, tandanya kamu dan dia sudah ada pembicaraan untuk berkomitmen ke tahapan yang lebih serius. Namun, jangan sampai keputusan tersebut tidak dipertimbangkan dengan matang, ya. Berkeluarga, terutama jika memutuskan untuk memiliki anak, adalah hal yang tidak mudah. Sebagai orangtua kelak, kamu harus bisa mempertanggungjawabkan semua tindakanmu di hadapan si kecil. Pasalnya, perilaku yang kita contohkan adalah bekal kehidupannya. Si kecil akan memerhatikan dan meniru apa yang dilakukan orangtuanya, yang akan ia bawa hingga dewasa nanti. Tak percaya? Beberapa alasan berikut ini membuktikannya:
1. Manusia memiliki sifat dasar meniru
Seperti dilansir oleh University of Washington, seorang anak pertama kali mempelajari dunia sekitar dengan melakukan imitasi terhadap dunia di sekitarnya. Secara perlahan, mereka mengamati apa yang dilakukan oleh orang di sekitar, dan membawa informasi tersebut ke alam bawah sadarnya.
2. Keluarga menjadi ‘dunia’ pertama yang dilihat oleh anak
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang ditemui oleh anak, sebelum akhirnya ia mulai bertemu dengan dunia luar--teman sebaya, guru, dll--nantinya. Sehingga, apa yang ia lalui bersama keluarga akan menjadi bekal penting untuk masa depannya, terutama untuk pembentukan karakter.
3. Orangtua, terutama, memegang peranan yang amat penting
Orang pertama yang dilihat oleh seorang anak ialah ayah dan ibunya. Dari situlah ia mulai mulai merasakan adanya ikatan yang kuat, bahkan amat bergantung akan keberadaan kita sebagai orangtuanya. Hal ini akan berlangsung untuk kurun waktu yang lama, setidaknya di lima tahun pertama usianya.
4. Hampir setiap hari anak menghabiskan waktunya bersama kita
Editor’s picks
Setiap hari, kita akan berinteraksi dengan anak. Di saat bersamaan, mereka sebenarnya mempelajari perilaku kita, dan menirunya. Misalnya, jika kita terbiasa makan menggunakan tangan, mereka pun akan melakukan hal yang sama. Apabila kita termasuk orang yang malas berolahraga, biasanya kebiasaan tersebut akan menurun ke anak karena mereka menganggap hal tersebut sah saja untuk dilakukan.
Untuk itu, kita harus memikirkan efek dari tindakan kita terhadap si kecil. Sebab, kebiasaan buruk yang kita lakukan bisa saja menurun padanya. Pastikan bahwa setiap hal yang kita lakukan di hadapannya memang bisa menjadi contoh yang baik. Misalnya, dengan mengajaknya berolahraga bersama akan mengedukasi anak akan pentingnya olahraga untuk kesehatan. Lebih dari itu, olahraga juga memiliki banyak sekali manfaat positif untuk si kecil, mulai dari latihan bekerjasama, membentuk mental yang kuat, serta sikap yang positif.
Agar proses pembelajaran tersebut berjalan dengan optimal, si kecil membutuhkan energi dan nutrisi yang cukup. Untuk itu, dukunglah hal tersebut dengan memberikan ia menu sarapan yang bergizi setiap harinya. Kamu bisa memberikan MILO sebelum ia mulai beraktivitas. Formula Activ-Go dari MILO yang terdiri dari kombinasi Protomalt, vitamin, dan mineral akan membantu ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi dan energi si kecil. Apabila semua hal tersebut terpenuhi, anak pun akan bisa lebih maksimal untuk melakukan berbagai aktivitas.
5. Di mata anak, kita adalah role model
Setiap informasi yang mereka terima dari dunia luar, akan dibandingkan dengan apa yang dilihatnya di rumah. Ikatan emosional yang kuat terhadap orangtua membuat anak menjadikan orangtua sebagai sosok panutan utama, dibandingkan orang lainnya yang ada di sekitar.
6. Tanpa sadar, setiap kata ‘jangan’ yang kita utarakan akan berpengaruh besar terhadap karakter si kecil
Sebagai orangtua kelak, kita ingin anak bisa mematuhi semua nasihat kita, termasuk juga soal larangan. Sehingga, banyak sekali larangan bernada negatif yang kita utarakan padanya. “Jangan kebanyakan menonton!”, atau “Jangan tidur siang terus!” adalah beberapa contoh larangan yang mungkin sering kita ucapkan.
Hati-hati, hal ini bisa berdampak buruk untuk karakter si kecil. Bisa jadi, di masa depan ia akan bertumbuh menjadi anak yang tidak berani mencoba, karena sudah terbiasa dilarang ini-itu oleh orangtuanya. Atau lebih parah lagi, si kecil juga bisa bertumbuh menjadi seorang yang suka memerintah, karena terbawa kebiasaan orangtuanya.
7. Itulah sebabnya, sebagai orangtua kelak kita harus memberi teladan dengan pendekatan yang tepat
Tujuh hal di atas bisa menjadi gambaran bahwa ternyata, setiap hal yang kita lakukan kelak sebagai orangtua dapat memberikan pengaruh pada anak. Untuk itu, sedari sekarang biasakan untuk menerapkan kebiasaan yang baik dan sehat di hadapan si kecil, misalnya seperti kebiasaan untuk sarapan sehat. Kunjungi situs ini untuk cari tahu lebih dalam mengenai nutrisi yang si kecil butuhkan, serta cara memenuhinya. Yuk, berikan teladan yang baik untuk anak!