5 Tips Mengajarkan Anak untuk Memiliki Growth Mindset, Yuk Terapkan!

Jangan sampai anakmu fixed mindset

Apa itu growth mindset? Growth mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang dapat berkembang melalui usaha dan pembelajaran yang terus-menerus. Orang yang memiliki growth mindset tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan dan kesulitan, tetapi justru melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkatkan diri.

Sebaliknya, fixed mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang adalah bawaan dan tidak dapat berubah. Orang yang memiliki fixed mindset cenderung menghindari tantangan dan kesulitan karena takut gagal atau merasa tidak mampu.

Mengapa penting untuk membentuk growth mindset pada anak? Karena growth mindset dapat membantu anak-anak untuk memiliki semangat belajar yang tinggi, kemampuan beradaptasi yang baik, dan rasa percaya diri yang kuat.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki growth mindset lebih unggul dalam prestasi akademik, kesehatan mental, dan keterampilan sosial daripada anak-anak yang memiliki fixed mindset. Growth mindset juga dapat membuat anak-anak lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka.

Lalu, bagaimana cara membentuk growth mindset pada anak? Berikut adalah lima cara yang dapat kamu lakukan di rumah atau di sekolah.

1. Bangkitkan rasa ingin tahu

5 Tips Mengajarkan Anak untuk Memiliki Growth Mindset, Yuk Terapkan!ilustrasi anak kecil (unsplash.com/Sai De Silva)

Anak-anak yang memiliki growth mindset biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang segala hal. Mereka selalu ingin tahu bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi. Mereka mencari tahu jawabannya dengan cara mereka sendiri.

Rasa ingin tahu ini dapat memicu minat belajar dan kreativitas anak-anak. Untuk itu, kamu perlu membangkitkan rasa ingin tahu anak-anak dengan cara-cara berikut:

  1. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang menarik dan menantang pikiran anak-anak, seperti “Apa yang terjadi jika kamu melakukan ini?” atau “Bagaimana cara membuat itu?”
  2. Berikan pujian atau umpan balik yang positif dan spesifik tentang proses belajar anak-anak, bukan hanya hasilnya. Misalnya, “Kamu sangat hebat mencari informasi tentang topik ini” atau “Kamu sangat kreatif mencoba hal-hal baru.”
  3. Biarkan anak-anak bereksperimen dan mengeksplorasi sesuatu dengan cara mereka sendiri. Jangan terlalu cepat memberikan jawaban atau solusi. Biarkan mereka belajar dari kesalahan dan penemuan mereka sendiri.

2. Ubah kesalahan menjadi pelajaran

5 Tips Mengajarkan Anak untuk Memiliki Growth Mindset, Yuk Terapkan!ilustrasi anak menggambar (unsplash.com/Gabe Pierce)

Salah satu hal yang membedakan antara growth mindset dan fixed mindset adalah sikap terhadap kesalahan. Anak-anak yang memiliki fixed mindset cenderung menganggap kesalahan sebagai bukti ketidakmampuan atau kegagalan. Mereka merasa malu, marah, atau frustasi ketika membuat kesalahan.

Sebaliknya, anak-anak yang memiliki growth mindset cenderung menganggap kesalahan sebagai pelajaran untuk belajar dan memperbaiki diri. Mereka merasa tertantang, termotivasi, atau penasaran ketika membuat kesalahan. Cara yang dapat kamu lakukan untuk mengubah kesalahan menjadi pelajaran adalah:

  1. Jadilah teladan bagi anak-anak dengan menunjukkan sikap positif terhadap kesalahan. Misalnya, jika kamu membuat kesalahan di depan anak-anak, katakan “Aku membuat kesalahan, tapi itu bukan akhir dari segalanya. Aku bisa belajar dari kesalahanku dan mencoba lagi.”
  2. Jangan hukum atau ejek anak-anak ketika mereka membuat kesalahan. Sebaliknya, berikan dukungan dan dorongan kepada mereka. Misalnya, “Kamu membuat kesalahan, tapi itu wajar terjadi. Kamu bisa belajar dari kesalahanku dan mencoba lagi.”
  3. Bantu anak-anak untuk menganalisis penyebab dan solusi dari kesalahan mereka. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti “Apa yang membuat kamu membuat kesalahan?” atau “Apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki kesalahanmu?”

Baca Juga: 5 Perbedaan Growth Mindset vs Fixed Mindset, Kamu yang Mana?

3. Berikan tantangan yang sesuai

dm-player
5 Tips Mengajarkan Anak untuk Memiliki Growth Mindset, Yuk Terapkan!ilustrasi anak dan mainan (unsplash.com/Marisa Howenstine)

Anak-anak yang memiliki growth mindset menyukai tantangan dan kesulitan. Mereka melihat tantangan sebagai kesempatan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan mereka. Mereka tidak takut gagal atau kalah karena mereka tahu bahwa itu adalah bagian dari proses belajar.

Sebaliknya, anak-anak yang memiliki fixed mindset menghindari tantangan dan kesulitan. Mereka melihat tantangan sebagai ancaman terhadap kecerdasan atau kemampuan mereka. Mereka takut gagal atau kalah karena mereka merasa bahwa itu akan merusak citra diri mereka. Cara yang dapat kamu lakukan untuk memberikan tantangan yang sesuai adalah:

  1. Sesuaikan tingkat kesulitan dari tugas atau aktivitas dengan kemampuan anak-anak. Jangan terlalu mudah atau terlalu sulit. Tugas atau aktivitas yang terlalu mudah akan membuat anak-anak bosan dan tidak termotivasi. Tugas atau aktivitas yang terlalu sulit akan membuat anak-anak frustasi dan putus asa.
  2. Berikan pilihan kepada anak-anak untuk memilih tugas atau aktivitas yang mereka sukai atau tertarik. Dengan demikian, mereka akan merasa lebih bersemangat dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
  3. Berikan umpan balik yang konstruktif dan spesifik tentang kinerja anak-anak. Jangan hanya memberikan pujian atau kritik yang bersifat umum. Berikan pujian atau kritik yang fokus pada aspek-aspek tertentu dari tugas atau aktivitas seperti strategi, usaha, atau kemajuan.

4. Ajarkan bahwa usaha adalah kunci keberhasilan

5 Tips Mengajarkan Anak untuk Memiliki Growth Mindset, Yuk Terapkan!ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Tantray Junaid)

Anak-anak yang memiliki growth mindset percaya bahwa usaha adalah kunci keberhasilan. Mereka tahu bahwa untuk mencapai tujuan atau menguasai sesuatu, mereka harus berusaha keras dan berlatih terus-menerus. Mereka tidak mudah menyerah ketika menghadapi hambatan atau kesulitan.

Sebaliknya, anak-anak yang memiliki fixed mindset percaya bahwa usaha adalah tanda ketidakmampuan. Mereka berpikir bahwa jika mereka pintar atau berbakat, mereka tidak perlu berusaha keras atau berlatih terus-menerus. Mereka mudah menyerah ketika menghadapi hambatan atau kesulitan. Cara yang dapat kamu lakukan untuk ajarkan bahwa usaha adalah kunci keberhasilan adalah:

  1. Beri penghargaan kepada anak-anak atas usaha dan kerja keras mereka, bukan atas hasil atau prestasi mereka. Misalnya, “Kamu sangat rajin belajar matematika” atau “Kamu sangat tekun berlatih piano.”
  2. Bantu anak-anak untuk menetapkan tujuan yang realistis dan terukur. Misalnya, “Kamu ingin mendapatkan nilai A di ujian matematika” atau “Kamu ingin bisa memainkan lagu favoritmu di piano.”
  3. Bantu anak-anak untuk membuat rencana aksi untuk mencapai tujuan mereka. Misalnya, “Kamu harus belajar setiap hari selama satu jam” atau “Kamu harus berlatih setiap hari selama setengah jam.”

5. Ajarkan bahwa belajar adalah menyenangkan

5 Tips Mengajarkan Anak untuk Memiliki Growth Mindset, Yuk Terapkan!ilustrasi belajar (unsplash.com/Paul Hanaoka)

Anak-anak yang memiliki growth mindset menikmati proses belajar itu sendiri. Mereka tidak hanya belajar untuk mendapatkan nilai bagus atau pujian orang lain, tetapi juga untuk memuaskan rasa ingin tahu dan minat mereka. Mereka melihat belajar sebagai sebuah petualangan yang menyenangkan dan menarik.

Sebaliknya, anak-anak yang memiliki fixed mindset menganggap belajar sebagai sebuah kewajiban yang membosankan dan menyebalkan. Mereka hanya belajar untuk memenuhi harapan orang lain atau menghindari hukuman. Cara yang dapat kamu lakukan untuk ajarkan bahwa belajar adalah menyenangkan adalah:

  1. Buat suasana belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak. Gunakan metode-metode yang bervariasi dan kreatif, seperti permainan, lagu, cerita, video, gambar, dll.
  2. Libatkan anak-anak dalam kegiatan belajar yang melibatkan anak-anak secara aktif dan kritis. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk berbagi pendapat, bertanya, berdiskusi, atau berkolaborasi dengan orang lain.
  3. Tunjukkan antusiasme dan apresiasi terhadap belajar. Berikan penguatan positif kepada anak-anak atas kemajuan dan pencapaian mereka. Misalnya, “Kamu sudah belajar banyak hal baru hari ini” atau “Kamu sudah berhasil menyelesaikan tugas yang sulit.”

Dengan menerapkan cara-cara ini, kamu dapat membantu anak-anak untuk memiliki pola pikir yang sehat dan produktif. Kamu juga dapat menjadi orang tua atau guru yang lebih baik dan efektif.

Ingatlah bahwa growth mindset bukanlah sesuatu yang tetap, tetapi sesuatu yang dapat berubah seiring dengan waktu dan pengalaman. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk belajar dan berkembang bersama dengan anak-anak.

Baca Juga: 5 Alasan Gentle Parenting Bikin Anak Lebih Bahagia

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya