Tahapan Perkembangan Bicara Anak dan Solusi Tepat Atasi Speech Delay

Langsung dari ahlinya!

Dewasa ini, banyak orangtua yang mudah terprovokasi terhadap konten tumbuh kembang anak di media sosial. Misalnya, ada anak yang baru satu tahun sudah bisa berbicara. Mereka ikut khawatir karena anaknya gak memiliki perkembangan yang sama.

Menurut dr. Dini Adityarini SpA, Dokter Spesialis Anak, hal ini baik karena orangtua akan waspada terhadap permasalahan anak. Namun dari sisi anak, bisa berdampak buruk bagi psikologisnya. Salah satunya menyangkut fungsi kecerdasan dan psikososial.

"Kemampuan berbicara dan bahasa sangat penting untuk perkembangan anak ke depannya karena menyangkut fungsi kecerdasan dan psikososial," katanya.

Berdasarkan webinar "Kupas Tuntas Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak & Solusi Tepat Atasi Speech Delay" yang diselenggarakan oleh Baby Happy Diapers dan Sekar Indonesia pada Senin (22/11/2021), berikut ulasan lengkap mengenai tahapan perkembangan bicara pada anak dan solusi tepat atasi speech delay. Yuk, simak!

1. Perkembangan bicara anak terbagi menjadi dua. Namun dalam setiap tahapan, bayi perlu diajak berinteraksi dengan fokus sejak dia lahir

Tahapan Perkembangan Bicara Anak dan Solusi Tepat Atasi Speech Delaydr. Dini Adityarini SpA, Dokter Spesialis Anak dalam Webinar Baby Happy Diapers x Sekar Indonesia dengan tema Kupas Tuntas Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak & Solusi Tepat Atasi Speech Delay. 22 November 2021. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Perkembangan bicara pada dasarnya terdiri dari dua, yaitu reseptif dan ekspresif. Perkembangan reseptif diartikan jika anak mengerti bahwa orang lain mengajaknya berkomunikasi, sedangkan perkembangan ekspresif adalah anak mampu menyatakan pikiran dan pendapat dari bentuk yang sederhana sampai kompleks. 

Sayangnya, menurut dr. Dini, kebanyakan orang hanya melihat sisi perkembangan yang ekspresif dibanding dengan yang reseptif. Padahal, perkembangan bicara reseptif sudah ada sejak lahir.

"Perkembangan bicara reseptif sudah ada sejak lahir, di mana si bayi bereaksi terhadap suara. Baru di usia 3-4 bulan bisa senyum. Jadi gak usah kaget ketika baru lahir lalu diajak senyum, gak mau senyum. Kemudian, mereka akan menatap mata kita walaupun kita pakai masker dan google lens, tapi mata gak bisa bohong," terangnya. 

Karena itu, dr. Dini menegaskan untuk mengajak bayi berinteraksi dengan fokus dan gak sambil bermain HP. "Bayi itu perlu diajak ngobrol tapi gak sambil main hp atau menyalahkan TV keras-keras sehingga perhatian bayi akan terpecah. Perhatian kita pun akan terpecah. Kalau gak ada gadget atau TV, kita pun akan fokus dan gak terpecah," lanjutnya.

2. Perkembangan bicara ekspresif pada anak dimulai dari usia 0-6 bulan dengan cara menangis

Tahapan Perkembangan Bicara Anak dan Solusi Tepat Atasi Speech Delaydr. Dini Adityarini SpA, Dokter Spesialis Anak dalam Webinar Baby Happy Diapers x Sekar Indonesia dengan tema Kupas Tuntas Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak & Solusi Tepat Atasi Speech Delay. 22 November 2021. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Perkembangan bicara ekspresif dalam prosesnya dimulai dari usia 0-6 bulan. Hal tersebut ditandai dengan hanya dapat menangis saat bayi lahir. 

"Kalau baru baru lahir dan dia menangis kencang, kemudian mom and dad mengeluh, ya saya selalu bilang, bayi baru lahir memang ekspresinya menangis. Kalau dia bisa bilang screening terhadap anak itu," katanya.

"Karena itu, pada masa awal kelahiran, umumnya bayi akan menjadikan tangisan sebagai alat komunikasi. Ketika dia gak nyaman, dia akan menangis. Dia lapar, dia menangis. Dia mau pup, menangis dan biasanya 2 bulan pertama itu siklus tidur pun biasanya terbalik-balik, sehingga malam biasanya dia akan terbangun," ujarnya.

dr. Dini juga menerangkan tahapan proses lain pada usia berikutnya. Pada usia 4-7 bulan, dia akan mulai bereaksi terhadap suara dan mulai mengoceh. Kemudian, pada usia 8-9 bulan, bayi akan mulai mengerti gestur dan ekspresi dari wajah ayah serta ibunya. 

3. Setelah menginjak 2-3 bulan, bayi akan mulai membuat suara yang disebut cooing

Tahapan Perkembangan Bicara Anak dan Solusi Tepat Atasi Speech Delaydr. Dini Adityarini SpA, Dokter Spesialis Anak dalam Webinar Baby Happy Diapers x Sekar Indonesia dengan tema Kupas Tuntas Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak & Solusi Tepat Atasi Speech Delay. 22 November 2021. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)
dm-player

Selanjutnya, dr. Dini mengatakan jika setelah menginjak 2-3 bulan, bayi baru akan membuat suara ‘aah’ atau ‘uuh’. Dalam ilmu kedokteran fenomena ini disebut cooing.

Di usia 6-12 bulan, tepatnya 9-12 bulan, mulai mengerti nama, mengoceh tanpa arti, dapat mengucapkan mama atau papa dengan arti, bahkan suka menirukan kata yang didengarnya. Pada tahap ini, ia menyarankan untuk mematikan TV atau tontonan lain karena bisa memengaruhi perkembangan bicara anak.

"Sebaiknya matikan TV karena suka ada kata-kata yang gak pantas untuk diketahui oleh si buah hati. Ketika di usia 12 bulan, dia akan mulai mengerti 70 kata. Di usia ini, minimal sudah harus keluar satu kata. Kalau belum, coba segera bawa ke dokter," jelasnya.

Baca Juga: 5 Tips Melatih Kesabaran Anak Secara Tepat, Jadi Anak Penurut!

4. Berbeda dengan sindrom autis yang baru bisa diketahui sejak lahir, speech delay bisa diketahui saat anak menginjak usia satu tahun

Tahapan Perkembangan Bicara Anak dan Solusi Tepat Atasi Speech Delaydr. Dini Adityarini SpA, Dokter Spesialis Anak dalam Webinar Baby Happy Diapers x Sekar Indonesia dengan tema Kupas Tuntas Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak & Solusi Tepat Atasi Speech Delay. 22 November 2021. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Terdapat beberapa permasalahan yang bisa mengganggu tahap perkembangan bicara anak. Dua di antaranya adalah autis dan speech delay. Nah, bagi seorang dokter, permasalahan-permasalahan ini bisa diketahui dengan tanda tertentu.

dr. Dini mengatakan, untuk autis bisa ditandai dengan refleks anak yang gak bisa menatap mata orang yang sedang menatapnya. Sementara, untuk speech delay, bisa diketahui dari respons anak yang gak menoleh ketika dipanggil.

"Bagi saya, yang paling gampang, tanda-tanda untuk autis itu dia gak bisa menatap mata kita. Jadi kalau matanya kita tatap, mata dia akan lari ke mana-mana. Sedangkan, anak dengan speech delay, walaupun belum bisa banyak berbicara, meski dia bayi prematur, dia gak akan menoleh ketika dipanggil karena fungsi pendengaran yang kurang walaupun masih bisa cooing," ceritanya. 

Untuk itu, ia menyarankan agar para orangtua bisa mengajak anak berinteraksi setiap hari agar tahu perubahan yang terjadi padanya. Kalau kamu ada keraguan, segera langsung pergi ke dokter. 

5. Solusi untuk mengatasi speech delay yang bisa dilakukan oleh orangtua

Tahapan Perkembangan Bicara Anak dan Solusi Tepat Atasi Speech DelaySaskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog Anak dalam Webinar Baby Happy Diapers x Sekar Indonesia dengan tema Kupas Tuntas Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak & Solusi Tepat Atasi Speech Delay. 22 November 2021. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Untuk mengatasi masalah speech delay, Saskhya Aulia Prima, M.Psi selaku Psikolog Anak yang hadir sebagai narasumber, membagikan beberapa tipsnya. Untuk perkembangan bicara reseptif, kamu bisa mulai dengan memberikan berbagai macam bunyi dan melakukan eye contact dengan anak .

Selain itu, hubungkan dengan instruksi seperti perintah tertentu untuk menambah kosakata anak. Tambahkan juga berbagai percakapan mulai dari menyebut benda di sekitar anak, menyebut nama anak, dan berbicara kepada anak. 

"Untuk menambah kosakata anak, coba sering sebut benda di sekitar anak, menyebut nama anak, dan berbicara dengan anak sambil melatihnya mendengarkan instruksi anak dengan kata-kata dan gestur. Jangan lupa, jadi role model yang baik dalam menerapkan bicara yang baik dan benar agar dia benar-benar paham," ucapnya.

Untuk perkembangan ekspresif, orangtua bisa membantu anak melengkapi kata-kata saat sedang berbicara, mengajak anak menirukan suara, dan hindari selalu memenuhi langsung kebutuhan anak tanpa menunggunya berbicara. Di sini peran penting orangtua terhadap perkembangan anak. 

Itu penjelasan mengenai tahapan perkembangan bicara pada anak atau milestone yang perlu diketahui oleh orangtua agar bisa membantu anak menghindari speech delay. Semoga bermanfaat dan bisa menjadikanmu sebagai orangtua yang lebih baik.

Baca Juga: 5 Tips Melakukan Bonding Time dengan Anak dari Psikolog Anak-Remaja

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya