Orangtua Wajib Tahu, 5 Kiat Membantu Anak dalam Mengatasi Konflik

Dorong anak untuk berpikir cerdas dan mandiri

Kehidupan tak selalu berjalan sesuai keinginan. Ada kalanya kita menemui konflik yang menciptakan emosi negatif dalam diri. Sebut saja rasa kecewa, marah, atau bahkan perasaan rendah diri. Nah, faktanya konflik tak hanya dialami orang dewasa. Anak-anak juga dapat mengalami masalah di kehidupannya.

Walau terkesan sepele, tetapi konflik bisa membawa dampak yang besar bagi diri mereka khususnya dalam hal tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, anak-anak juga membutuhkan manajemen konflik untuk bisa memproses dan menyelesaikan masalah dengan tepat. Sebagai orangtua, berikut ini kiat-kiat yang bisa dilakukan.

1. Bantu anak mengidentifikasi perasaannya

Orangtua Wajib Tahu, 5 Kiat Membantu Anak dalam Mengatasi Konflikilustrasi ibu dan anak berbincang (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sering kali kita lupa bahwa anak-anak juga merasakan emosi yang sama dengan orang dewasa. Sayangnya, mereka kesulitan untuk mendeskripsikan perasaannya. Untuk itu, mereka cenderung menunjukkan perasaan melalui ekspresi wajah atau merengek sebagai gantinya. 

Mengidentifikasi perasaan anak sangat penting sebab bisa membantu mereka mengelola dan mengatasi apa yang mereka rasakan. Untuk melakukannya, orangtua dapat menggunakan alat bantu seperti kartu ekspresi dan meminta anak memilih kartu yang menggambarkan perasaannya.

2. Mencari tahu sumber konflik

Orangtua Wajib Tahu, 5 Kiat Membantu Anak dalam Mengatasi Konflikilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ron Lach)

Seperti kata pepatah, tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Artinya, setiap masalah punya sumber penyebab. Untuk mencari solusi terbaik, maka kita perlu memahami dari mana asalnya konflik tersebut.

Ketika anak menghadapi masalah, misalnya bertengkar dengan teman, jangan buru-buru menghakimi dan membombardirnya dengan sejuta nasihat. Namun, tanyakan dulu apa yang terjadi dan mengapa mereka melakukan hal itu.

Tentunya, ini dapat membantu orangtua mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai masalah sehingga bisa mencari cara penyelesaian yang tepat.

Baca Juga: 5 Bentuk Kasih Sayang Orangtua yang Terkadang Keliru Penyampaiannya

3. Bantu anak melihat masalah dari perspektif lain

dm-player
Orangtua Wajib Tahu, 5 Kiat Membantu Anak dalam Mengatasi Konflikilustrasi ayah memvalidasi perasaan anak (pexels.com/Kindel Media)

Saat mengalami konflik, anak mungkin dipenuhi emosi negatif. Hal ini dikhawatirkan membuat dia menyalahkan dirinya sendiri dan merasa tak berguna. Lebih lanjut, perasaan ini juga dapat menurunkan self-esteem dan kepercayaan diri anak.

Karenanya kita perlu membantu mereka melihat segala sesuatu dari sudut pandang berbeda. Berikan insight bahwa kehidupan tak selalu berjalan dengan indah, ada kalanya kita menghadapi hal yang tidak menyenangkan. 

4. Melakukan brainstorming dengan anak

Orangtua Wajib Tahu, 5 Kiat Membantu Anak dalam Mengatasi Konflikilustrasi orangtua berbincang dengan anak (pexels.com/RODNAE Production)

Sejatinya, brainstorming bisa juga dilakukan bersama anak-anak, lho. Melalui kegiatan ini, libatkan anak untuk berdiskusi secara aktif mengenai banyak hal, termasuk masalah yang sedang mereka hadapi. Ajak mereka untuk mencari berbagai solusi untuk permasalahan yang tengah dibahas.

Dalam jangka panjang, proses ini membawa dampak positif pada anak, di antaranya melatih kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, serta mendorong mereka untuk lebih terbuka. 

5. Menjadi contoh yang baik

Orangtua Wajib Tahu, 5 Kiat Membantu Anak dalam Mengatasi Konflikilustrasi keluarga (pexels.com/Vlada Karpovich)

Bagaimanapun, anak merupakan peniru ulung. Mereka cenderung mengamati dan melakukan apa yang dilakukan orang-orang sekitarnya. Karenanya memberikan contoh nyata bagi anak menjadi sedemikian penting untuk dilakukan.

Saat menghadapi masalah, sebaiknya tunjukkan bahwa mengedepankan emosi takkan menyelesaikan apa pun. Oleh karena itu, berpikirlah dengan jernih dan proses masalah yang sedang dihadapi dengan baik. Ini membantu mereka memahami bahwa mengontrol emosi alih-alih meluapkannya jauh lebih penting.

Orangtua mengemban tugas dan tanggung jawab dalam hal mengembangkan kemampuan problem solving anak. Tentunya ini bertujuan agar anak mampu mengatasi konflik secara efektif di masa mendatang. Dengan demikian, anak bisa menjadi sosok yang mandiri dan tanggap dalam berbagai situasi.

Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini bila Hubunganmu Terhalang Restu Orangtua, Coba Dulu 

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya