35 Topik Deep Talk Bersama Anak, yuk Coba agar Keluarga Makin Erat!

Mau dicoba yang mana dulu, nih?

Deep talk, atau pembicaraan mendalam yang membahas banyak hal bermakna, dapat menjadi salah satu cara untuk memperkuat suatu hubungan. Tak hanya hubungan asmara, tetapi juga hubungan dalam keluarga, seperti antara orangtua dan anak.

Dengan melakukan deep talk, orangtua dan anak bisa melihat segala sesuatu dari sudut pandang satu sama lain. Empati pun jadi lebih mudah terbentuk sehingga mereka dapat lebih saling memahami. Tentunya ini merupakan salah satu fondasi penting dalam hubungan.

Jika deep talk bukan menjadi "menu" utama di dalam keluarga, cobalah beberapa ide berikut ini untuk memulainya. Berikut ini daftar topik deep talk bersama anak yang dikelompokkan berdasarkan tujuan mengobrolnya. Jadi, ambil pulpen dan langsung terapkan, ya!

1. Untuk mengenal anak dengan lebih baik

35 Topik Deep Talk Bersama Anak, yuk Coba agar Keluarga Makin Erat!ilustrasi orangtua dan anak melakukan deep talk (pexels.com/Monstera)

Tinggal satu atap tidak menjamin kedekatan hubungan antara orangtua dan anak. Tak sedikit yang justru memiliki interaksi sangat minim. Jangankan mengobrol, bertemu pun mungkin hanya sesekali. Terlebih jika masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukan yang padat.

Jika ingin hubungan keluarga semakin erat dan hangat, cobalah untuk melakukan deep talk. Namun jangan langsung mengajak anak untuk deep talk. Untuk memulainya, lakukan pendekatan secara perlahan. Bangun dulu kenyamanan dengan anak agar ia mau meluangkan waktu untuk mengobrol dan mau terbuka dengan orangtua.

Perlu diingat, ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Bahkan bisa saja membutuhkan waktu yang lama, apalagi kalau sebelumnya tidak pernah ada kedekatan. Namun ketika berhasil mengambil hatinya, beberapa topik berikut bisa dicoba untuk mengenal anak lebih dalam lagi. 

  1. "Sekarang lagi sibuk apa di sekolah, Ibu/Ayah boleh tahu aktivitas Kakak/Adik di sekolah?"
  2. "Kakak/Adik lagi suka apa, nih? Boleh Ibu/Ayah tahu gak, kenapa kok suka sama itu?"
  3. "Biasanya, Kakak/Adik paling senang kalau Ibu/Ayah melakukan apa? Kenapa itu bikin kamu senang?"
  4. "Kakak/Adik punya bestie gak di sekolah? Namanya siapa? Awal dekatnya gimana?"
  5. "Kakak/Adik pernah punya pengalaman paling gak bisa dilupakan gak di sekolah? Boleh diceritain gak?"
  6. "Kalau berteman, Kakak/Adik sukanya punya teman yang kaya gimana?"
  7. "Apa sih menu makan kesukaan Kakak/Adik? Kalau masakan Ibu/Ayah yang paling favorit, ada gak?"
  8. "Menurut Kakak/Adik, orang yang baik dan berkualitas itu yang seperti apa, sih?"
  9. "Kakak/Adik pengen jadi apa kalau sudah besar nanti?"
  10. "Hal apa yang sekarang lagi ngetren di sekolah? Kenapa bisa sepopuler itu?"
  11. "Pernah ada teman yang bully Kakak/Adik gak? Kakak/Adik pernah berantem di sekolah gak?"

2. Untuk meningkatkan peran anak dalam keluarga

35 Topik Deep Talk Bersama Anak, yuk Coba agar Keluarga Makin Erat!ilustrasi orangtua dan anak melakukan deep talk (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Penting bagi anak untuk merasa bahwa mereka memiliki peran yang signifikan dalam keluarga. Karenanya, cobalah ketahui dan pahami perspektif anak tentang bagaimana mereka merasa menjadi bagian dari keluarga.

Ketika anak-anak tumbuh, mereka sering membandingkan keluarga mereka dengan keluarga teman-teman atau gambaran keluarga yang mereka lihat di televisi. Tak jarang muncul pertanyaan tentang bagaimana kehidupan mereka jika dibesarkan di keluarga berbeda.

Mendengarkan pandangan mereka tentang apa yang mereka harapkan dari keluarga, serta apa yang mereka ingin situasinya agar berbeda, bisa membuka pemahaman orangtua. Dengarkan secara tulus dan hindari mendebatkan anak. Jika memang berbeda pandangan, sebaiknya cari jalan tengahnya bersama.

Dengan merasa dihargai pendapatnya, anak pun akan lebih terbuka dan akan semakin nyaman bersama orangtua. Hal ini menjadi sedemikian penting karena keluarga merupakan fondasi utama dalam kehidupan seorang anak. Hubungan yang baik antara anak dan orangtua akan membantunya mencapai potensi di masa mendatang.

Berikut ini daftar topik yang bisa ditanyakan:

  1. "Menurut Kakak/Adik, peraturan yang dibuat sama Ibu dan Ayah sudah adil belum?"
  2. "Kalau Kakak/Adik bisa bikin tiga peraturan keluarga yang paling utama, kira-kira apa aja?"
  3. "Apa aja, sih, nasihat Ibu dan Ayah yang paling diingat? Lalu, apa aja nasihat Ibu dan Ayah yang menurut Kakak/Adik susah diterapkan?"
  4. "Menurut Kakak/Adik, Ibu dan Ayah selama ini sudah berlaku adil belum? Kalau belum, momen apa yang bikin Kakak/Adik merasa kami gak adil?"
  5. "Menurut Kakak/Adik, sifat, karakter, dan kebiasaan apa yang paling gak disukai dari kami? Sebaiknya Ibu dan Ayah harus seperti apa?"
  6. "Kebiasaan atau rutinitas apa dalam keluarga kita yang paling Kakak/Adik suka dan gak suka?"
  7. "Apa sih hal yang pengen Kakak/Adik coba bareng-bareng dengan keluarga, tapi belum kesampaian?"

Baca Juga: 3 Manfaat Deep Talk dengan Anak Jika Hubungan Kian Merenggang

dm-player

3. Untuk menumbuhkan rasa bersyukur dalam diri anak

35 Topik Deep Talk Bersama Anak, yuk Coba agar Keluarga Makin Erat!ilustrasi orangtua dan anak melakukan deep talk (pexels.com/Antoni Shkraba)

Berbagai penelitian secara konsisten mengungkapkan bahwa perasaan bersyukur banyak membawa manfaat dalam hidup. Mulai dari memperbaiki hubungan dengan sesama, hingga peningkatan kesehatan fisik.

Namun, mendidik anak-anak agar merasa bersyukur akan menjadi tugas yang menantang. Menurut keterangan American Academy of Pediatrics, anak-anak yang memiliki segalanya cenderung menyepelekan banyak hal, sehingga sulit merasa bersyukur.

Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa syukur dalam diri anak, orangtua dapat mengajak mereka untuk berdiskusi dengan topik berikut ini:

  1. "Apa, ya, hal-hal yang mudah dikeluhkan orang lain, tapi sebenarnya kita sudah beruntung memilikinya? Misalnya, hujan mungkin merusak rencana kita, tetapi hujan membantu kebun tumbuh dan memberi hewan air minum."
  2. "Apa aja hal yang Kakak/Adik punya sekarang, tapi teman-teman lain gak punya?"
  3. "Apa aja barang yang sebenarnya gak dibutuhkan, tapi Kakak/Adik senang karena punya barangnya?"
  4. "Apa aja hal yang bisa Kakak/Adik lakukan yang mungkin gak bisa dilakukan oleh orang lain? Atau mungkin orang lain gak diizinkan-untuk melakukannya?"
  5. "Apa yang membuat Kakak/Adik merasa bersyukur hari ini?"

4. Untuk menanamkan empati

35 Topik Deep Talk Bersama Anak, yuk Coba agar Keluarga Makin Erat!ilustrasi orangtua dan anak melakukan deep talk (pexels.com/Gustavo Fring)

Terkadang, anak-anak terjebak dalam pemikiran bahwa mereka adalah satu-satunya individu yang penting di keluarga, atau bahkan di dunia ini. Hal ini bisa berbahaya karena mendorong anak menjadi pribadi yang egois dan sulit membangun hubungan dengan orang lain.

Orangtua dapat mengatasi sikap egosentris dengan mengajarkan kepada anak untuk lebih mempertimbangkan perasaan dan perspektif orang lain. Ini juga membantu mereka melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

Berikut ini topik yang bisa dibahas agar anak memiliki empati dalam dirinya:

  1. "Menurut Kakak/Adik, berbuat baik kepada orang lain penting gak sih?"
  2. "Hari ini Kakak/Adik sudah berbuat baik apa?" 
  3. "Di sekolah ada yang suka mengejek orang lain gak? Siapa yang suka diejek dan yang suka mengejek? Ada yang pernah membela orang yang diejek gak?"
  4. "Menurut Kakak/Adik, kenapa ada anak yang suka mengejek orang lain? Kira-kira, gimana perasaan anak-anak yang diejek?"
  5. "Menurut Kakak/Adik, gimana perasaan orang lain kalau kalian bersikap baik kepada mereka?"
  6. "Kalau Kakak/Adik bisa mengubah satu hal di dunia ini, apakah itu?"

5. Untuk meningkatkan ambisi anak

35 Topik Deep Talk Bersama Anak, yuk Coba agar Keluarga Makin Erat!ilustrasi orangtua dan anak melakukan deep talk (pexels.com/Arina Krasnikova)

Terkadang, anak-anak kesulitan untuk berpikir dan merencanakan masa depan mereka. Bertanya kepada mereka tentang apa yang mereka harapkan saat dewasa bisa membantu mereka mulai membayangkan kehidupan yang mereka inginkan.

  1. "Kalau Kakak/Adik bisa meraih apa pun, meskipun kayaknya gak mungkin, apa itu?"
  2. "Kira-kira, apa sih yang harus Kakak/Adik lakukan untuk mencapai cita-cita?"
  3. "Kalau kita punya mesin waktu dan bisa pergi ke masa depan, Kakak/Adik akan melihat diri sendiri seperti apa saat sudah besar?"
  4. "Saat Kakak/Adik besar nanti, Kakak/Adik mau jadi apa?"
  5. "Ada satu hal spesial yang Kakak/Adik pengin capai sebelum lulus sekolah?"
  6. "Lokasi impian Kakak/Adik buat tinggal nanti gimana? Desa, apartemen di kota, peternakan, rumah besar, camper van yang terus jalan, atau tempat lainnya?"

Untuk menjalin percakapan yang alami dan menghindari kesan interogasi, sebaiknya orangtua tidak terburu-buru dalam mengajukan pertanyaan kepada anak. Hal ini bisa membuat mereka merasa terlalu ditekan dan cenderung menutup diri.

Sebaiknya, batasi jumlah "pertanyaan besar" yang diajukan, misalnya hanya satu atau dua dalam sehari. Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak tentang pemikiran dan ide mereka, serta tunjukkan minat untuk mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Anak akan lebih menikmati percakapan ketika mereka merasa pendapatnya dihargai.

Baca Juga: 75 Inspirasi Topik Deep Talk dengan Pasangan, dari Intim Hingga Lucu

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya