Pola Asuh Permisif: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Anak

Waspadai dampak negatifnya!

Apakah kamu termasuk orangtua yang akan selalu berusaha untuk mewujudkan setiap keinginan anakmu? Memberinya kasih sayang berlimpah dan memanjakannya untuk membuat anak senantiasa merasa nyaman dan bahagia. Jika jawabannya 'ya', kamu mungkin tengah menerapkan pola asuh permisif kepada anakmu.

Jadi, apa itu pola asuh permisif dan bagaimana pengaruhnya bagi tumbuh kembang anak? Biar gak penasaran, yuk simak penjelasannya di bawah!

1. Pengertian pola asuh permisif

Pola Asuh Permisif: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Anakilustrasi ibu memeluk anaknya (pexels.com/Karolina Grabowska)

Secara sederhana, pola asuh permisif bisa didefinisikan sebagai pola asuh di mana orangtua senantiasa memanjakan anaknya. Dalam praktiknya, orangtua cenderung memberikan kasih sayang tinggi kepada anaknya dan hanya memberi sedikit aturan.

Anak dengan orangtua permisif akan memandang bahwa ayah dan ibunya santai, toleran, serta menyenangkan. Padahal faktanya, gaya pengasuhan ini gagal mengajarkan anak tentang keterampilan hidup yang penting seperti mengikuti aturan dan menghormati otoritas.

Nanika Coor, psikolog klinis, dikutip dari Choosing Therapy, menjelaskan, "Pola asuh permisif melibatkan orangtua yang memberikan dukungan dan kehangatan tingkat tinggi kepada anak-anaknya, namun memiliki ekspektasi yang sangat rendah terhadap sang anak. Orangtua seperti ini kesulitan menentukan batasan dan memegang batasan, sering kali merasa seolah-olah mereka harus melakukan sesuatu yang dipaksakan oleh anak mereka, dan seolah-olah mereka tidak punya pilihan. Sehingga, orangtua terus-menerus menuruti tuntutan anak."

2. Ciri-ciri pola asuh permisif

Pola Asuh Permisif: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Anakilustrasi anak gak mendengarkan ibunya (pexels.com/Mikhail Nilov)

Melansir Verywell mind, Kendra Cherry, pendidik psikologi, memaparkan beberapa ciri dari pola asuh permisif, di antaranya:

  • Biasanya sangat memanjakan dan mencintai anaknya.
  • Senantiasa bertanya pendapat anak tentang keputusan-keputusan besar.
  • Lebih menekan pada kebebasan anak daripada tanggung jawab anak.
  • Punya sedikit peraturan atau standar perilaku, dan biasanya gak konsisten.
  • Memberi anak suap dengan mainan, hadiah, dan makanan sebagai langkah untuk membuat anak berperilaku baik.
  • Seringkali lebih terlihat seperti teman dibandingkan orangtua.
  • Kurangnya struktur atau rutinitas.
  • Jarang menerapkan konsekuensi apa pun pada perilaku buruk anak.
  • Lebih mengutamakan disukai anak dibandingkan menetapkan batas.

Baca Juga: 5 Tips Mengurangi Kebiasaan Mengeluh, Latih Pola Pikir Positif

3. Contoh pola asuh permisif

Pola Asuh Permisif: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Anakilustrasi anak merajuk (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Contoh paling terlihat dari pola asuh ini adalah, orangtua yang membiarkan anaknya lepas kendali setelah dia berkata "tidak" atau menolak permintaan anaknya. Namun, setelah itu langsung menyerah atau gagal menetapkan batasan setelah anaknya merengek, menangis, atau tantrum. Sehingga, anak berpikir bahwa perilaku itu bisa membuatnya dihargai dan mendapat yang diinginkannya.

Emily Guarnotta, seorang psikolog klinis berlisensi, melansir Choosing Therapy, memaparkan contoh lain dari perilaku orangtua yang terapkan pola asuh ini. Pada tingkat yang lebih lanjut, orangtua permisif mungkin akan membiarkan anak remajanya terlibat dalam perilaku berisiko. Misalnya, orangtua gagal menetapkan batasan dan memberi pengertian terkait pergaulan bebas.

4. Pengaruh pola asuh permisif pada anak

Pola Asuh Permisif: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Anakilustrasi anak marah (pexels.com/RDNE Stock project)

Pola asuh permisif yang diterapkan orangtua pada anaknya akan menciptakan dua pengaruh, positif dan negatif. Untuk pengaruh positifnya, anak akan punya ikatan hubungan positif, kehangatan, perlindungan, serta kasih sayang dari orangtuanya, sehingga membuatnya punya harga diri yang baik.

Lalu untuk sisi negatifnya, anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri serta merespon aturan secara negatif. Gak jarang, pola asuh ini juga akan berdampak pada kecemasan, depresi, isolasi sosial, dan prestasi akademis yang buruk.

Dr. Coor menyatakan, "anak-anak dari orangtua yang permisif lebih sulit mengatur emosinya, mengambil sudut pandang orang lain, dan mengendalikan dorongan hatinya. Anak-anak ini lebih cenderung kelebihan berat badan dan juga lebih mungkin mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan kurang percaya diri pada kemampuan mereka.”

Itu dia penjelasan seputar pola asuh permisif serta dampak yang ditimbulkannya pada perkembangan karakter anak. Sebenarnya, gak ada yang salah dengan keinginan untuk memanjakan anak dan memberi limpahan kasih sayang kepada anak, tetapi sebagai orangtua sudah sepatutnya juga untuk punya batasan baik tentang aturan-aturan yang harus dipatuhi anak.

Baca Juga: 4 Tips Mencegah Parenting Stress pada Orangtua, Atur Prioritas!

Nurkorida Aeni Photo Verified Writer Nurkorida Aeni

Hai

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya