Ini Pentingnya Mendidik Resiliensi Anak Berdasarkan Kepedulian

HEI School Senayan membawa hasil risetnya, nih!

HEI Schools Senayan merupakan cabang pertama sekolah PAUD dan TK asal Finlandia di Indonesia. Belum lama ini, HEI Schools baru saja menggelar sesi bincang edukasi bersama Lasse Lipponen, Profesor PAUD dari Universitas Helsinki yang hasil risetnya digunakan dalam merancang kegiatan belajar mengajar di HEI Schools.

Dalam acara yang bertajuk ”Children, Care, and Compassion: A Conversation with Professor Lasse Lipponen”, acara yang juga dihadiri oleh sesama pendidik ini membahas bagaimana kompetensi emosional, rasa kepedulian yang tinggi (care), dan kasih sayang (compassion) anak dapat meningkatkan kemampuan resiliensi yang penting diasah sejak dini. 

Compassion, care, dan empati adalah inti yang menghubungkan kita satu sama lain. Tanpa mereka, kita tidak mampu menghormati orang lain, melindungi sesama dari bahaya, dan tanggap akan kebutuhan bersama,” ungkap Profesor Lasse Lipponen.

“Pandemik membuka mata kita dan memperlihatkan bagaimana compassion, care, dan empati membentuk cara kita berinteraksi ketika menghadapi masalah atau berada di situasi yang tidak nyaman. Kita tergerak untuk membantu dan menguatkan satu sama lain sebagai satu kelompok. Inilah mengapa ketiga hal tersebut haruslah menjadi landasan dari cara kita hidup bermasyarakat,” lanjutnya.

1. Mengenal program Compassion dan Care bagi anak

Ini Pentingnya Mendidik Resiliensi Anak 
Berdasarkan KepedulianInteraksi seorang guru mengajukan pertanyaan ke Professor Lasse Lipponen (dok. IDN Times/Nurul Huda Rahmadani)

Compassion dan Care menjadi basis dari kegiatan belajar-mengajar di HEI Schools Senayan. Di sekolah ini, anak belajar dengan pemahaman akan pentingnya menghadapi ketidaknyamanan, memandang kesalahan sebagai alat pembelajaran, dan bekerja sama menghadapi suatu rintangan sebagai satu kelompok.

Anak-anak terbukti dapat tumbuh dengan kecakapan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Mereka juga gigih dalam berusaha dan mudah membangun relasi yang sehat dengan keluarga, teman, maupun komunitas mereka. 

2. Pentingnya program Compassion dan Care

Ini Pentingnya Mendidik Resiliensi Anak 
Berdasarkan KepedulianInteraksi seorang guru mengajukan pertanyaan ke Professor Lasse Lipponen (dok. IDN Times/Nurul Huda Rahmadani)

Keberadaan pandemik COVID-19 membawa dampak yang begitu besar dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya menyerang sektor kesehatan, tapi juga mempengaruhi proses interaksi antar manusia yang semakin terbatas. Memahami hal tersebut, HEI School pun berusaha mengatasi masalah ini agar anak tidak memiliki sifat apatis.

“Pandemik membuka mata kita dan memperlihatkan bagaimana compassion, care, dan empati membentuk cara kita berinteraksi ketika menghadapi masalah atau berada di situasi yang tidak nyaman. Kita tergerak untuk membantu dan menguatkan satu sama lain sebagai satu kelompok. Inilah mengapa ketiga hal tersebut haruslah menjadi landasan dari cara kita hidup bermasyarakat,” ungkap Profesor Lasse Lipponen.

Program Compassion dan Care dari HEI Schools ini membawa banyak manfaat bagi perkembangan anak. Hal tersebut dikatakan Profesor Lasse berdasarkan penelitiannya, bahwa  seorang anak dengan kemampuan resiliensi dapat memahami, mengelola, dan mengatasi segala situasi di era modern yang serba cepat dan penuh tuntutan kompetisi ini.

Compassion, care, dan empati adalah inti yang menghubungkan kita satu sama lain. Tanpa mereka, kita tidak mampu menghormati orang lain, melindungi sesama dari bahaya, dan tanggap akan kebutuhan bersama,” tambah Profesor Lasse Lipponen.

3. Care for oneself - Rasa peduli pada diri sendiri

dm-player
Ini Pentingnya Mendidik Resiliensi Anak 
Berdasarkan Kepedulianilustrasi kulit lembab (pexels.com/Matheus Bertelli)

Sebelum menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, penting bagi anak untuk memahami dirinya sendiri terlebih dahulu. Oleh karenanya, care for oneself ini pun ditujukan untuk meningkatkan kepedulian pada diri sendiri.

Self-care dan self-compassion bukanlah semata-mata tren hidup berkesadaran. Jika anak-anak sudah terbiasa belajar memahami dan memenuhi kebutuhan fisik, mental, maupun emosional dirinya sendiri, ia akan mudah menjalani hari dan menghadapi tantangan. 

Baca Juga: 5 Tips Asyik Mengusir Kejenuhan saat Belajar, Variasikan Topik Belajar

4. Care for others - Rasa peduli pada orang lain

Ini Pentingnya Mendidik Resiliensi Anak 
Berdasarkan Kepedulianilustrasi anak bersama temannya (pexels.com/ Ron Lach)

Ketika anak sudah memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, ia pun sudah bisa lanjut untuk menumbuhkan kepedulian kepada orang lain. Anak telah memiliki energi dan motivasi yang cukup untuk berbagi kepada orang-orang di sekelilingnya.

Melalui pembelajaran kekuatan berbagi, anak belajar untuk menjadi versi terbaik yang mampu memberikan manfaat atau bantuan kepada orang lain. Hal ini turut mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial secara rutin dapat membantu mereka menginternalisasi peran sebagai makhluk sosial.

5. Care for the planet - Rasa peduli pada planet dan dunia

Ini Pentingnya Mendidik Resiliensi Anak 
Berdasarkan KepedulianBelajar mengenal hujan, kegiatan Care for Planet di HEI School (dok. IDN Times/Nurul Huda Rahmadani)

Alam dan manusia hidup berdampingan. Untuk itu, kehidupan seseorang pun tidak bisa lepas dengan keberadaan alam sebagai tempat bernaung kita.

Melalui rasa peduli pada diri sendiri dan orang lain, secara otomatis anak akan peduli pada lingkungan tempatnya bertumbuh. Di sinilah para pendidik dapat memperkenalkan kebiasaan baik untuk merawat “rumah”, planet kita, dalam keseharian. Anak hendaknya dapat merasa bahwa alam juga harus dijaga dengan melakukan tindakan yang baik, seperti membuang sampah pada tempatnya.

Kepedulian, kasih sayang, dan empati terus dipupuk dalam semua kegiatan di HEI Schools seluruh dunia, termasuk HEI Schools Senayan. Ruang belajar, aktivitas sehari-hari, dan para guru pembimbing HEI Schools Senayan dirancang sedemikian rupa agar anak-anak menemukan minat untuk belajar melalui pengalaman hidup sehari-hari.

Dengan demikian, anak-anak HEI Schools memiliki kompetensi emosional yang mumpuni. Mereka juga lebih siap melangkah ke tahap pendidikan selanjutnya dengan resiliensi berdasarkan compassion dan care.

Baca Juga: 5 Tanda Menyimak Pembicaraan dengan Empati, Gak Cuma Kepo!

Nurul Huda Rahmadani Photo Verified Writer Nurul Huda Rahmadani

cats

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya