6 Hal yang Perlu Diajarkan pada Anak Tunggal agar Tidak Manja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki anak satu-satunya dalam keluarga, tentu membuat seluruh kasih sayang orang tua tercurahkan padanya. Inilah yang membuat anak tunggal memiliki stereotip sebagai anak egois dan manja.
Padahal, salah satu pembentuk karakter anak adalah bagaimana cara orang tua mendidik anaknya sendiri. Nah, apabila kamu mempunyai anak tunggal dan tidak ingin dia menjadi manja, beberapa cara ini mungkin bisa membantu.
1. Memberikan batasan waktu yang jelas
Wajar jika anak selalu meminta waktu dan perhatian dari orang tuanya, tapi jika berlebihan itu jelas tidak baik. Selain menjaga anak, orang tua juga memerlukan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan atau pekerjaan rumah sendiri, hingga waktu untuk dirinya sendiri.
Tak jarang, orang tua merasa bersalah pada anaknya karena tidak mempunyai cukup waktu untuk bermain dengannya. Apalagi jika anak meminta orang tua untuk terus-menerus menemaninya, tentu urusan lain jadi berantakan. Karena itu, tetapkan batasan waktu yang logis untuk orang tua menemani anaknya.
2. Berikan harapan yang realistik
Anak tunggal biasanya menjadi lebih dewasa sebelum waktunya baik secara verbal maupun prestasi. Terkadang sulit untuk memahami apa yang sebenarnya cocok dengan usianya, dan tanpa sadar, orang tua terlalu mendorong anaknya.
Ini membuat dia meremehkan anak-anak sebayanya. Sebagai orang tua, penting untuk tidak memberikan target terlalu tinggi dan taruhlah harapan realistis padanya.
Baca Juga: Sebagai Anak Tunggal, 9 Artis Ini Buktikan Bisa Jadi Istri Idaman
3. Latih anak bertanggung jawab
Membesarkan anak tunggal membuat orang tua sangat dekat dengannya. Tetapi, beberapa anak tunggal justru menjadi terlalu bergantung dengan orang tua. Oleh sebab itu, latihlah anak dengan beberapa tanggung jawab.
Editor’s picks
Mintalah anak bertanggung jawab membersihkan kamarnya sendiri, cuci piring setelah makan, menata tas sekolahnya sendiri, menata kembali mainan yang dipakai, dan masih banyak lagi. Dengan ini, anak mulai menghargai apa yang dilakukan dan pastinya bertanggung jawab dengan dirinya sendiri.
4. Hindari memanjakan anak secara berlebihan
Tanpa disadari, banyak orang tua yang memanjakan anak satu-satunya secara berlebihan. Tidak adanya saudara kandung membuat orang tua hanya fokus pada anaknya.
Sebagai orang tua, kamu perlu memberikan batasan berapa banyak hadiah atau jumlah uang yang berikan pada anak, dan taati batasan itu.
Tak hanya itu, kamu juga bisa mendorong anak untuk berusaha demi hal-hal yang diinginkan. Sebagai contoh, saat anak ingin memiliki gadget baru, maka minta dia untuk melakukan pekerjaan rumah yang dibayar dengan uang hingga bisa membeli sendiri.
Cara ini bisa mengajarkan anak untuk menunda kepuasaan. Selain itu, dia juga lebih menghargai sesuatu atas usaha yang dilakukannya sendiri.
5. Jangan perlakukan anak sebagai orang dewasa dalam rumah
Tak jarang orang tua memperlakukan anak satu-satunya sebagai orang dewasa. Sekitar usia 8-9 tahun, banyak anak memperlihatkan kedewasaannya dan berperilaku seperti orang dewasa, sedangkan orang tua menganggap itu hal yang wajar.
Bagaimanapun, anak tetaplah anak yang perlu diperlakukan sebagai seorang anak. Dilansir Raising Children, korteks prefrontal otak anak belum sepenuhnya berkembang hingga usia dewasa. Bahkan, tak sedikit remaja yang bertindak impulsif karena korteks prefrontal belum berkembang sepenuhnya.
Karena itu, orang tua perlu mengerti jika perilaku impulsif bisa saja terjadi pada anaknya. Jangan mengharapkan anak kita menjadi dewasa sebelum waktunya. Biarkanlah dia menjadi anak-anak, karena masa kecil hanya terjadi sekali seumur hidup, jadi jangan sampai dilewatkan.
6. Berikan contoh nyata padanya
Anak tunggal hampir tidak merasakan persaingan antar saudara sehingga ketika bertemu dengan anak sebayanya, dia terkesan ingin menang sendiri. Penulis buku Birth Order Blues, Meri Wallace dalam laman Parent, menjelaskan anak tunggal mengalami kesulitan beberapa tindakan seperti mengantre, kalah dalam permainan, bergabung dalam sebuah grup, dan menunggu giliran.
Untuk mendukung anak tunggal sukses berkomunikasi baik dalam lingkungan sosialnya, orang tua harus memberikan contoh bagaimana memberikan perhatian, kompromi, dan berbagi dengan orang lain.
Selama anak mampu, biarkanlah dia untuk menyelesaikan masalahnya tanpa bantuan. Ini penting, karena saat dia dewasa, orang tua tidak bisa selalu membantunya. Semoga beberapa hal di atas dapat membantu orangtua membentuk karakter anak yang tidak manja dan egois.
Baca Juga: 5 Perilaku Positif yang Perlu Diterapkan saat Mendidik Anak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.