7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!

Orangtua adalah role model utama bagi anak

Anak-anak belajar berperilaku lewat meniru orang-orang terdekatnya. Kebiasaan orangtua berperan besar dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak mereka. Meskipun niat orangtua selalu baik untuk mendidik dengan sebaik mungkin, terkadang tanpa disadari kebiasaan-kebiasaan tertentu bisa berdampak buruk pada perkembangan dan perilaku anak.

Inilah sebabnya orangtua perlu memperhatikan perilaku dan kebiasaannya ketika berada di sekitar anak. Untuk menghindari potensi dampak negatif, ketahui apa saja kebiasaan orangtua yang bisa memperburuk perilaku anak. Caritahu kebiasaan-kebiasaan yang perlu diubah atau dihindari dalam pengasuhan anak lewat artikel berikut ini.

1. Tidak konsisten

7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/kindelmedia)

Tidak konsistennya orangtua dalam mendisiplinkan anak dapat membingungkan mereka dan memberikan pesan yang salah. Katherine Lee, editor dan penulis tentang parenting, dilansir Verywell Family, menjelaskan, ketika orangtua mengatakan "tidak" pada sesuatu, seperti membatasi makan permen, tetapi kemudian memberikannya kepada anak setelah mereka marah-marah, anak akan belajar bahwa melampiaskan kemarahan mereka akan menghasilkan apa yang mereka inginkan.

Selain itu, anak juga akan merasa bahwa apa yang dikatakan orangtua bisa berubah-ubah, sehingga mereka mungkin tidak menganggap serius aturan dan perintah yang diberikan orangtua. Oleh karena itu, konsistensi dalam pendekatan disiplin sangat penting agar anak memahami batasan dan aturan dengan jelas.

2. Membenarkan setiap perilaku anak

7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!ilustrasi ibu dan anak menghabiskan waktu bersama (pexels.com/nicolabarts)

Katherine Lee juga menjelaskan, alasan atau pembenaran yang terlalu sering diberikan kepada anak oleh orangtua bisa menjadi masalah. Sebagai orangtua, wajar jika memahami bahwa anak-anak tidak selalu dalam kondisi terbaik mereka sepanjang waktu. Anak dapat merasa lelah, lapar, atau rewel, terutama saat mereka masih kecil dan belum mampu mengungkapkan emosi mereka dengan baik.

Namun, jika orangtua selalu mencari alasan atau pembenaran untuk setiap tindakan, bahkan perilaku buruk anak, hal ini bisa berdampak negatif. Sebaliknya, penting untuk memberikan pengarahan dan batasan kepada anak, serta membantu mereka belajar mengatasi emosi dan perilaku mereka tanpa selalu mencari pembenaran.

3. Berteriak

7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!ilustrasi anak dimarahi (pexels.com/lizasummer)

Berteriak pada anak sering kali menjadi cara orangtua untuk membuat anak mendengarkan mereka. Namun, cara ini sebenarnya tidak selalu efektif untuk membuat anak mendengarkan dan patuh pada saat itu, sebab berteriak pada anak justru dapat menyebabkan trauma dalam jangka panjang dan ini bukanlah solusi yang baik. 

Dilansir Healthlline,  Daniela Ginta, seorang freelance writer menjelaskan, berteriak pada anak-anak, terutama jika disertai dengan kata-kata yang merendahkan dan menghina, dapat dianggap sebagai bentuk penyalahgunaan emosional. Ini telah terbukti memiliki dampak jangka panjang pada anak, seperti meningkatnya kecemasan, rendahnya harga diri, dan peningkatan perilaku agresif.

Berteriak pada anak bisa merusak hubungan orangtua dengan anak dan seiring berjalannya waktu, anak mungkin menjadi kurang responsif terhadap teriakan. Sebagai gantinya, berbicara dengan anak dalam nada yang baik, namun sifat tegas akan memberikan hasil yang lebih baik dan juga memperkuat hubungan antara orangtua dan anak.

"Berteriak pada anak merusak hubungan orangtua dengan anak dan membuat hubungan menjadi negatif," ungkap Dr. Laura Markham, Ph.D., psikolog klinis dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting, dilansir Parents.

"Dalam 40 tahun saya sebagai seorang psikolog, saya telah melihat ribuan anak dan belum pernah satu pun yang mengatakan kepada saya bahwa mereka merasa lebih dekat dengan orang tua mereka setelah diteriaki," kata Dr. Neil Bernstein, Ph.D., psikolog klinis dan penulis, dilansir laman yang sama.

4. Tidak menjalankan konsekuensi

7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!ilustrasi anak dan ibu saling marah (pexels.com/rdne)
dm-player

Jika orangtua sering mengancam dengan konsekuensi tetapi tidak benar-benar mengikuti tindakan yang dijanjikan saat anak tidak patuh, maka anak cenderung akan kehilangan kepercayaan pada kata-kata orangtua. Ini mengakibatkan anak tidak lagi mendengarkan orangtua ketika diminta untuk melakukan atau menghindari sesuatu, karena mereka tidak merasa ada konsekuensi nyata yang akan diterapkan.

Dilansir Verywell Family, Amy Morin, LCSW, seorang psikoterapis, menjelaskan bahwa konsekuensi positif dan negatif hanya berhasil jika diberikan secara konsisten. Jadi, penting bagi orangtua untuk tetap konsisten dalam mengikuti konsekuensi yang telah ditetapkan untuk membangun kedisiplinan dan mengajarkan anak tentang tanggung jawab. 

Baca Juga: 4 Hal yang Dialami Anak Pertama ketika Menikah dengan Anak Bungsu

5. Mengancam

7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/gabbyk)

Ada perbedaan antara memberi peringatan kepada anak tentang konsekuensi jika dia berperilaku buruk dan mengancam dengan hukuman. Penelitian yang yang dilansir Journal of Experimental Child Psychology, menunjukkan bahwa ketika anak-anak diancam dengan hukuman karena berbohong, mereka cenderung lebih sering berbohong.

Selain itu, jika orangtua mengancam anak tanpa benar-benar menerapkan konsekuensi yang telah dijanjikan, maka anak akan memiliki lebih sedikit alasan untuk patuh pada permintaan atau perintah yang diberikan. Jadi, lebih baik memberi peringatan dengan konsekuensi yang konsisten dan perlu diikuti dengan tindakan.

6. Memukul

7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/gabbyk)

Dikutip Psychcology Today, yang ditulis oleh Paul C. Holinger, M.D., M.P.H., seorang psikiater dan psikoanalis dewasa dan anak/remaja, bahwa penggunaan hukuman fisik pada anak-anak memiliki dampak buruk bagi mereka. Dampaknya bisa seperti meningkatkan agresi, mengurangi empati, perilaku anti-sosial, dan menurunkan harga diri mereka, di antara dampak negatif lainnya.

Selain itu, hukuman fisik juga terbukti tidak efektif dalam jangka panjang. Anak-anak yang mendapat hukuman fisik cenderung menjadi lebih sering membantah dan hanya memperoleh rasa sakit dibanding untuk belajar mengatur perilaku mereka sendiri atau memilih tindakan yang benar. Oleh karena itu, hukuman fisik dianggap sebagai solusi yang sangat tidak efektif dalam menangani masalah perilaku anak dalam jangka panjang.

"Anak-anak usia prasekolah dan sekolah, bahkan orang dewasa yang pernah dipukul lebih mungkin mengembangkan gangguan kecemasan dan depresi atau memiliki lebih banyak kesulitan berinteraksi secara positif di sekolah dan keterampilan regulasi, yang mana sangat diperlukan untuk berhasil di dalam lingkungan pendidikan," kata Jorge Cuartas, Ph.D., seorang peneliti, dilansir Harvard Graduate School of Education.

7. Tertawa atau tersenyum terhadap perilaku mereka

7 Kebiasaan Orangtua yang Bisa Memperburuk Perilaku Anak, Hindari!ilustrasi ibu, bayi serta anak balita bermain (pexels.com/rdne)

Meskipun perilaku anak terkadang terlihat menggemaskan, seperti saat mereka bermain atau makan dengan cara yang tidak sopan, sebagai orangtua penting untuk mengajarkan etika dan perilaku yang baik pada anak. Perlu tindakan yang tegas untuk mengajarkan anak beretika dan berperilaku yang baik.

Sebaiknya, hindari untuk merespons dengan tertawa atau tersenyum ketika anak melakukan perilaku buruk. Misalnya, anak bercanda dengan saudaranya dan saling mengejek satu sama lain, tak jarang orangtua melihat interaksi tersebut lucu, padahal sebenarnya tindakan mengejek orang lain bukanlah hal yang baik.

Jika orangtua tertawa atau tersenyum terhadap perilaku buruk anak ketika merasa itu lucu, anak mungkin akan terus melakukan perilaku tersebut dan bahkan mencoba untuk menjadi lebih mencolok atau mengganggu untuk mendapatkan lebih banyak perhatian dan tawa. Oleh karena itu, penting untuk memberikan contoh perilaku yang baik dan memberikan panduan kepada anak tentang cara berperilaku dengan sopan dan pantas.

Penting untuk diingat bahwa peran orangtua dalam membentuk perilaku anak sangatlah signifikan. Kebiasaan orangtua yang kurang baik atau perilaku negatif yang ditiru oleh anak, bisa memiliki dampak serius pada perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi setiap orangtua untuk lebih memperhatikan dan memahami bagaimana tindakan dan perilaku mereka dapat mempengaruhi anak-anak.

Baca Juga: 5 Tanda Trauma pada Anak-anak yang Harus Diwaspadai

Shasya Khairana Photo Verified Writer Shasya Khairana

expecto patronum

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya