4 Hal yang Dialami Anak Pertama ketika Menikah dengan Anak Bungsu

Anak pertama menikah dengan anak bungsu, pasangan ideal?

Pernikahan adalah perjalanan hidup dua manusia dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda bersatu dalam ikatan cinta dan komitmen. Misalnya, perbedaan pola asuh antara anak pertama dan bungsu yang menghasilkan karakter yang berbeda pula. Sehingga ketika anak pertama menikah dengan anak bungsu, akan ada beberapa hal yang bisa terjadi.

Anak pertama biasanya memiliki sifat yang cenderung kaku dan akan selalu taat pada peraturan. Hal tersebut berlawanan dengan sifat anak bungsu yang fleksibel dan berjiwa bebas. Penasaran apa saja hal yang mungkin dialami oleh anak pertama ketika menikah dengan anak bungsu? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Baca Juga: 5 Alasan Orang Lebih Berani Menikah Daripada Pacaran, Optimis!

1. Orangtua anak bungsu cenderung lebih khawatir

4 Hal yang Dialami Anak Pertama ketika Menikah dengan Anak Bungsuilustrasi orangtua anak bungsu (pexels.com/SHVETS production)

Orangtua anak bungsu sering kali memiliki perasaan khawatir yang kuat, bahkan ketika anak mereka telah dewasa. Sebenarnya mereka hanya ingin memastikan bahwa anak bungsunya memang sudah siap untuk membangun rumah tangga. Sehingga pada awal pernikahan, mereka sulit melepas anak bungsunya sepenuh hati.

Sementara orangtua anak pertama cenderung lebih mudah melepaskan anaknya. Mereka tidak memiliki banyak kekhawatiran karena mereka juga lebih mudah memberi kepercayaan pada anak pertama. Untuk mengatasi ini, penting untuk melakukan komunikasi dengan orangtua untuk memberi mereka pengertian bahwa kamu sebagai anak memang sudah siap bertanggung jawab dalam pernikahan.

2. Anak bungsu memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi

4 Hal yang Dialami Anak Pertama ketika Menikah dengan Anak Bungsuilustrasi pasangan bahagia (pexels.com/Gary Barnes)

Anak bungsu memiliki kemampuan yang lebih baik untuk beradaptasi dengan berbagai macam situasi. Mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan sesuatu yang baru. Ini dapat menjadi hal yang baik dalam pernikahan karena mereka bisa memberikan sudut pandang lain untuk anak pertama yang kaku.

dm-player

Namun terlalu banyak fleksibilitas yang dilakukan oleh si bungsu bisa menjadi kendala jika tidak disesuaikan dengan kepastian dan konsistensi yang disukai oleh anak pertama. Anak bungsu perlu memahami kebutuhan pasangan mereka yang lahir dengan karakter anak pertama supaya pernikahan tetap kondusif. Anak pertama dan anak bungsu yang menikah bisa memadukan fleksibilitas dan konsistensi dari setiap situasi yang mungkin terjadi dalam rumah tangga.

Baca Juga: 9 Tips Memiliki Pasangan Impian Sebagai Good Partner

3. Anak bungsu sering diperlakukan sebagai anak kecil karena usia lebih muda

4 Hal yang Dialami Anak Pertama ketika Menikah dengan Anak Bungsuilustrasi hubungan persaudaraan (pexels.com/RDNE Stock Project)

Salah satu hal yang mungkin dihadapi oleh anak pertama yang menikah dengan anak bungsu adalah diperlakukan seperti anak kecil. Orangtua dan saudara-saudara yang lebih tua mungkin terbiasa memperlakukan mereka dengan penuh perhatian dan rasa ingin melindungi yang tinggi. Sementara anak pertama justru terbiasa diperlakukan sebagai orang dewasa yang pantas membimbing adik-adiknya.

Anak pertama harus pandai mengelola emosinya yang dapat muncul ketika diperlakukan sebagai anak kecil. Hal ini juga bukan sepenuhnya salah pasangannya yang terlahir sebagai anak bungsu. Anak pertama dan anak bungsu yang menikah harus memiliki kedekatan emosional yang baik supaya bisa saling memahami satu sama lain.

4. Cara anak bungsu menjalani hidup lebih kreatif

4 Hal yang Dialami Anak Pertama ketika Menikah dengan Anak Bungsuilustrasi pasangan kreatif (pexels.com/Gustavo Fring)

Anak bungsu sering dianggap lebih kreatif dan inovatif. Hal tersebut dipercaya karena ketika kecil mereka terbiasa sendiri sementara saudara-saudaranya yang lebih tua sudah sibuk dengan hidupnya masing-masing. Sehingga ketika mereka dewasa dan menghadapi masalah, mereka bisa menemukan solusi-solusi yang kreatif.

Anak bungsu juga lebih berani keluar dari zona nyaman dan bertindak spontan. Sementara anak pertama lebih banyak pertimbangan dalam memutuskan sesuatu. Oleh sebab itu, penting untuk menghargai keunikan karakter masing-masing karena anak pertama dan anak bungsu dipercaya bisa bekerja sama dengan baik jika saling mengerti.

Adaptasi adalah salah satu hal yang bisa dilakukan saat mengalami suka duka pernikahan seperti ini. Komunikasi yang baik dengan pasangan juga perlu dilakukan supaya masa adaptasi dapat berjalan lancar. Walaupun sifatnya saling bertolak belakang, karakter anak pertama dan anak bungsu bisa saling melengkapi, lho.

Baca Juga: 5 Suka Duka yang Dirasakan Anak Pertama, Gak Mudah!

Fairuz Marhaenda Prasida Photo Writer Fairuz Marhaenda Prasida

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya