Selalu Dianggap Anak Kecil, 6 Suka Duka Jadi Anak Bungsu

Kamu si bungsu yang sudah beranjak dewasa dan sudah bisa mandiri dalam segala hal, akan tetap dicap sebagai anak kecil yang selalu butuh bimbingan. Kamu dianggap anak kecil oleh anggota keluargamu tiap pulang ke rumah.
Yah, itu memang tidak bisa dipungkiri walaupun kamu sudah merasa dewasa dan bisa bertanggung jawab. Tetapi di dalam keluarga inti, kamu masih dianggap "Si Bungsu" yang manja. Berikut ini sekelumit suka duka yang bisa dipahami oleh si bungsu.
1. Anak manja

Duka si bungsu selalu dicap manja. Sebagai anak bungsu, sang kakak akan mencapmu sebagai anak manja yang tidak bisa melakukan apa-apa dengan baik.
Sekalinya kamu dapat tugas membersihkan pekerjaan rumah, misal mencuci piring. Alhasil, meski piring itu kamu pecahkan, kakak kamulah yang disalahkan, dan diminta untuk membereskan hasil perbuatanmu itu.
Tak sampai di situ saja. Ulahmu yang dulu mencoret-coret tembok, sampai memecahkan vas bunga ibu, membuatmu selalu dicap sebagai anak manja oleh keluarga. Karena dinilai tidak pernah bisa melakukan hal apapun dengan baik.
2. "Sekali anak kecil tetap anak kecil!"

Walaupun kamu sudah dewasa, tapi yang namanya anak bungsu pasti susah banget dapat cap dewasa. Sekalinya kamu bersikap dewasa, sang kakak pasti menggodamu dengan kata-kata yang menyebalkan.
Seperti "Iiihhh, sok tua deh kamu, dek!,". Padahal maksud kamu ingin mengingatkan saudara bahwa kamu bukan anak-anak lagi. Hahahaha...
Ya maklum aja. Namanya juga si sulung, yang nggak mau kalah dewasa dibanding si bungsu.
3. Selalu jadi yang disuruh

"Kenapa sih aku mulu yang disuruh-suruh!,".
Ini nih yang paling rese banget. Kamu sebagai bungsu pasti pernah mengalami kondisi seperti ini. Namanya jadi bungsu, memang harus siap jadi pesuruh si kakak, ibu, dan ayah.
entah itu disuruh pergi ke warung, pasar, swalayan dan mengambilkan sesuatu. Yah, kamu sebagai yang paling kecil di rumah cuma bisa sabar saja. Paling kalau ada kelebihan uang, kamu langsung mengambilnya. Atau terkadang juga, kamu langsung meminta uang pada kakak, ibu dan ayah tanpa basa-basi, sebagai upah kerja keras. Lumayan, kan?
4. Disayang semua orang

Keuntungan si bungsu adalah jadi anak kesayangan di dalam keluarga. Ibu dan Ayah selalu memanjakanmu. Pasti deh, anak bungsu itu masih suka tidur bareng ayah dan ibu.
Ini sih karena sifat manja si bungsu yang selalu menjadi pusat perhatian. Beda dengan kakak, yang mungkin enggan bermanja seperti anak bungsu. Semua itu terjadi, mungkin karena tuntutan kalau anak sulung harus jadi contoh dewasa untuk adiknya.
Belum lagi kalau anak bungsu ini sakit. Bukan main perhatian si kakak, ibu dan ayah, yang langsung memberikan perhatian ekstra pada si sulung. Pokoknya "anak emas" banget deh.
5. Penyayang

Fakta lain dari anak bungsu adalah ia lebih penyayang dibandingkan saudara lainnya. Ini mungkin faktor bawaan yang si bungsu yang sering disayang anggota keluarganya. Alhasil, membuat si bungsu jadi sosok yang penyayang.
6. Si bungsu selalu lahir pada saat yang tepat

Keuntungan lain jadi anak bungsu adalah lahir dalam kondisi karir dan pengalaman orangtua jauh lebih baik. Biasanya anak bungsu lahir dan sudah mendapatkan fasilitas jauh lebih baik dibandingkan kakak-kakaknya.
Jadilah bungsu yang selalu bersikap baik bagi ibu, ayah, dan kakak ya. Tebarkan kasih sayang di tengah keluargamu. Jadilah pelipur lara bagi keluargamu ya bungsu.