Memiliki anak yang sopan, penurut, dan senang membantu tentu membanggakan. Namun di balik perilaku “baik” itu, bisa saja tersimpan kebiasaan tidak sehat, yaitu people-pleasing atau terlalu berusaha menyenangkan orang lain. Anak yang terus-menerus menekan keinginannya demi membuat orang lain bahagia berisiko tumbuh dengan rasa cemas dan kesulitan menegaskan diri.
Para ahli menyebut, kebiasaan ini sering muncul karena anak ingin diterima atau takut membuat orang kecewa. Jika dibiarkan, mereka bisa kehilangan rasa percaya diri dan batas pribadi yang sehat. Yuk, kenali tanda anak seorang people pleaser dan cara membantunya agar tumbuh menjadi anak yang empatik tanpa kehilangan jati diri.