Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tanda Awal Disleksia pada Anak, Bukan Sekadar Sulit Membaca!

ilustrasi anak belajar membaca (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi anak belajar membaca (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Anak sulit mengenal huruf dan bunyi, perkenalkan huruf melalui permainan visual atau lagu agar belajar terasa menyenangkan.
  • Sering membalik huruf atau urutan kata, dibimbing dengan cara yang positif agar anak tidak merasa tertekan.
  • Kesulitan mengingat kata atau urutan bunyi, latihan pengulangan menggunakan lagu, permainan rima, atau membaca bersama membantu otak anak mengenali pola bunyi dengan lebih baik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Disleksia bukan tanda anak malas atau kurang cerdas. Justru banyak anak dengan disleksia yang memiliki kecerdasan tinggi, hanya saja cara belajar mereka berbeda. Orang tua yang memahami hal ini bisa membantu anak belajar dengan cara yang lebih sesuai dan menyenangkan.

Banyak orang tua mengira anak yang sulit membaca hanya butuh lebih banyak latihan. Padahal, bisa jadi mereka mengalami disleksia, yaitu kesulitan dalam memproses huruf, suara, dan kata secara efektif. Yuk, lebih peka terhadap tanda-tanda awalnya agar anak bisa mendapat dukungan sejak dini.

1. Anak sulit mengenal huruf dan bunyi

ilustrasi anak kehilangan motivasi belajar (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi anak kehilangan motivasi belajar (pexels.com/Kaboompics.com)

Salah satu tanda paling awal disleksia adalah kesulitan mengenali huruf atau mengingat bunyinya. Anak mungkin sering tertukar antara huruf yang mirip, seperti “b” dan “d” atau “p” dan “q”. Hal ini bisa membuat mereka frustrasi karena meski sudah diajari berulang kali, hasilnya tetap sama.

Kondisi ini bukan karena anak tidak memperhatikan, melainkan karena otaknya memproses informasi tulisan dengan cara berbeda. Orang tua bisa membantu dengan memperkenalkan huruf melalui permainan visual atau lagu agar belajar terasa menyenangkan. Pendekatan yang santai justru membantu anak lebih mudah mengingat bentuk huruf.

2. Sering membalik huruf atau urutan kata

ilustrasi belajar membaca bersama orang tua (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi belajar membaca bersama orang tua (pexels.com/Los Muertos Crew)

Anak disleksia kerap menulis huruf atau kata secara terbalik, misalnya menulis “satu” menjadi “taus”. Mereka juga bisa membaca kata “ibu” sebagai “ubi”, tanpa menyadari kesalahannya. Hal ini sering membuat orang tua bingung, padahal itu termasuk tanda umum disleksia.

Kesalahan ini bukan karena anak tidak teliti, tapi karena bagian otak yang mengatur arah dan urutan huruf bekerja sedikit berbeda. Kesabaran sangat dibutuhkan dalam mendampingi anak belajar membaca dan menulis. Jika dibimbing dengan cara yang positif, anak akan perlahan memahami pola huruf tanpa merasa tertekan.

3. Kesulitan mengingat kata atau urutan bunyi

ilustrasi anak belajar membaca (pexels.com/Lina Kivaka)
ilustrasi anak belajar membaca (pexels.com/Lina Kivaka)

Anak dengan disleksia sering kesulitan mengingat kata yang baru saja didengar atau diucapkan. Misalnya, mereka bisa lupa bagaimana mengucapkan kata yang baru dibacanya beberapa detik sebelumnya. Saat diminta menyebutkan huruf-huruf dari sebuah kata, mereka mungkin menyebutnya dengan urutan yang salah.

Kondisi ini sering dikira anak “tidak fokus”, padahal sebenarnya mereka berjuang memproses bunyi dan urutan huruf secara bersamaan. Orang tua bisa membantu dengan latihan pengulangan menggunakan lagu, permainan rima, atau membaca bersama. Cara-cara ini membantu otak anak mengenali pola bunyi dengan lebih baik.

4. Lambat saat membaca atau mengeja

ilustrasi anak dan ibu membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi anak dan ibu membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Anak dengan disleksia cenderung membaca lebih lambat dari teman sebayanya. Mereka sering berhenti di tengah kalimat, tampak berusaha keras mengenali kata, atau membutuhkan waktu lama untuk mengeja. Saat membaca keras-keras, mereka bisa kehilangan posisi di baris teks yang sedang dibaca.

Membaca bagi anak disleksia bisa terasa seperti teka-teki yang rumit. Orang tua perlu menghindari membandingkan anak dengan teman sekelasnya. Fokuslah pada kemajuan kecil yang mereka capai, karena setiap langkah berarti besar dalam proses belajar mereka.

5. Kesulitan mengingat urutan atau petunjuk sederhana

ilustrasi anak membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi anak membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika anak sering lupa urutan kegiatan, seperti “pakai sepatu dulu baru tas”, itu bisa jadi salah satu tanda disleksia. Mereka juga cenderung kesulitan mengikuti instruksi yang melibatkan beberapa langkah sekaligus. Hal ini terjadi karena daya ingat kerja mereka tidak sekuat anak lain pada umumnya.

Membantu anak mengingat dengan cara visual bisa sangat efektif, misalnya melalui gambar, tabel, atau warna. Buat rutinitas harian yang jelas agar mereka terbiasa mengikuti urutan. Anak akan merasa lebih percaya diri saat mereka tahu apa yang harus dilakukan tanpa merasa terburu-buru.

6. Tidak percaya diri dalam belajar

Ilustrasi anak sedang melamun
Ilustrasi anak sedang melamun (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak yang sering kesulitan membaca bisa mulai merasa berbeda dari teman-temannya. Mereka mungkin menolak belajar, cepat menyerah, atau bahkan enggan ke sekolah karena takut diejek. Jika hal ini dibiarkan, rasa percaya diri mereka bisa menurun dan berdampak pada motivasi belajar.

Dukungan dari orang tua dan guru berperan penting untuk mengembalikan semangat anak. Beri pujian atas usaha, bukan hanya hasil, agar mereka tahu bahwa proses belajar mereka dihargai. Saat anak merasa diterima dan didukung, mereka akan lebih berani mencoba lagi tanpa takut gagal.

Disleksia bukan hal yang perlu ditakuti, tapi justru perlu dipahami dengan hati. Anak dengan disleksia tetap bisa tumbuh cerdas dan berprestasi bila mendapat dukungan yang tepat. Yang mereka butuhkan hanyalah kesabaran, penerimaan, dan lingkungan yang percaya pada kemampuannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Alasan Perempuan Harus Punya Mentor dalam Dunia Karier

04 Nov 2025, 20:15 WIBLife