Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menanamkan Kerukunan Antarsaudara biar Akur Sampai Dewasa

Ilustrasi saudara (unsplash.com/tomma5588)
Ilustrasi saudara (unsplash.com/tomma5588)

Masalah sejatinya dapat muncul di antara siapa saja. Gak cuma dengan teman atau pasangan melainkan bisa pula dengan saudara dekat. Namun bukankah akan lebih baik jika hubungan antarsaudara terjalin harmonis?

Jika kelak kita menjadi orangtua, pemandangan rukunnya anak-anak pasti sangat membahagiakan kita. Kalau sebaliknya, kita tentu akan bersedih. Nah, lima tips berikut ini bisa coba diterapkan agar anak-anak kita akur sampai kapan pun.

1. Ajarkan kerja sama, bukan persaingan

Ilustrasi saudara (unsplash.com/jeremymcknight)
Ilustrasi saudara (unsplash.com/jeremymcknight)

Tentu bisa jadi sesekali kakak dan adik berada dalam satu ajang kompetisi. Namun pastikan ini hanya terjadi pada ajang kompetisi yang sesungguhnya, bukan malah mewarnai hari-hari di rumah.

Sebab jika di rumah selalu berkompetisi, sukar bagi mereka untuk tidak menganggap saudaranya sebagai musuh. Kita perlu sering-sering mengajarkan mereka kerja sama dan gak usah suka membandingkan kemampuan keduanya.

2. Tanamkan kasih sayang di antara mereka

Ilustrasi saudara (unsplash.com/chrishcush)
Ilustrasi saudara (unsplash.com/chrishcush)

Bukan cuma kakak yang harus menyayangi adik. Adik pun wajib menyayangi kakak. Oleh karena itu, bila anak yang lebih kecil mulai bersikap terlalu egois atau terus mengganggu kakaknya, kita harus turun tangan.

Bukan dengan langsung menghukum si adik. Namun kita perlu menjelaskan bahwa sikapnya itu membuat kakaknya tidak nyaman. Mereka harus mau belajar saling memahami dan menunjukkan kepedulian.

3. Jangan meminta salah satu terus mengalah

Ilustrasi saudara (unsplash.com/jens_johnsson)
Ilustrasi saudara (unsplash.com/jens_johnsson)

Biasanya, anak yang lebih tua selalu diminta mengalah dari adiknya biar gak rewel. Namun ada pula orangtua yang terlalu menomorsatukan anak sulung sehingga adiknya yang diharuskan mengalah. Dua-duanya sama-sama buruk.

Jika kakak yang harus selalu mengalah, kadang sikap adiknya menjadi makin keterlaluan. Sedang jika adik yang harus terus mengalah, usia yang lebih muda akan membuatnya mudah merasa tidak disayangi.

Oleh karenanya, kita harus tahu kapan kakak yang harus mengalah dan kapan kita perlu mengajari si adik untuk lebih menghargai kakaknya. Lakukan ini dari mereka kecil sampai dewasa.

4. Perlakukan mereka dengan adil

Ilustrasi saudara (unsplash.com/gmax)
Ilustrasi saudara (unsplash.com/gmax)

Adil di sini tentu gak berarti setiap perlakuan atau pemberian harus sama. Akan tetapi bila ada perbedaan perlakuan atau pemberian, kita harus menjelaskannya secara masuk akal agar bisa diterima oleh semua anak.

Misal, memberikan uang saku yang lebih banyak pada anak yang lebih besar. Alasannya karena dia pulang lebih siang atau bahkan sore sehingga perlu membeli makan siang, bukan sekadar jajanan.

5. Selalu menasihati agar mereka menjaga kerukunan sampai kapan pun

Ilustrasi saudara (unsplash.com/kellysikkema)
Ilustrasi saudara (unsplash.com/kellysikkema)

Sekalipun tampak remeh, pesan orangtua yang terus diulang otomatis akan melekat dalam ingatan anak. Jadi, jangan lalai untuk mengingatkan mereka akan pentingnya kerukunan terutama dengan saudara sendiri sampai kapan pun.

Jangan sampai waktu kecil akur banget, ke mana-mana bareng, tetapi setelah dewasa malah seperti musuh bebuyutan. Sampaikan pula untuk membicarakan setiap masalah secara baik-baik saat mereka dewasa, gak usah sedikit-sedikit emosi atau ada yang mendominasi.

Menerapkan kelima tips di atas memang gak menjamin anak-anak kita akan benar-benar rukun sampai dewasa. Namun makin sulit mengharapkan itu terjadi bila kita gak pernah mengaplikasikannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Robertus Ari
EditorRobertus Ari
Follow Us