5 Tips Mengatasi Anak Berkelahi, Dengarkan dan Dorong Komunikasi

Intinya sih...
- Anak-anak berkelahi adalah bagian normal dari perkembangan mereka, namun penting untuk mendengarkan dengan sabar dan menggunakan pernyataan reflektif.
- Menetapkan batasan yang jelas dalam komunikasi untuk melindungi kesejahteraan emosional dan menjadi contoh komunikasi yang sehat bagi anak-anak.
- Tenang saat anak-anak bertengkar, berperilaku baik, dan bantu mereka meredakan situasi. Dorong komunikasi, empati, dan penggunaan kata-kata sendiri untuk menyelesaikan konflik.
Anak-anak berkelahi atau berdebat adalah bagian alami dari perkembangan mereka. Namun, meskipun bertengkar itu normal, bukan berarti kamu harus menerimanya begitu saja. Sebagai orangtua, ada beberapa langkah yang dapat kamu ambil untuk membantu meminimalkan pertengkaran.
Kali ini, IDN Times akan membagikan lima tips menghadapi anak yang suka bertengkar. Yuk, coba praktikkan pada anakmu!
1. Dengarkan alih-alih bereaksi
Memberikan penjelasan, pembelaan, atau nasihat secara tiba-tiba, mungkin ingin kamu lakukan saat anakmu mulai berdebat. Namun, hal ini sering kali memperkeruh suasana. Sebaliknya, cobalah untuk benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, bahkan jika nada bicara mereka terasa kasar atau menuduh.
"Gunakan pernyataan reflektif seperti, 'Saya mendengar kamu mengatakan bahwa...' atau 'Sepertinya kamu kesal dengan...' untuk menunjukkan kepada anakmu bahwa kamu mendengarkan. Hal ini dapat meredakan pertengkaran dan menciptakan ruang untuk dialog yang bermakna," jelas Jeffrey Bernstein, seorang psikolog, melansir laman Psychology Today.
2. Tetapkan batasan dalam komunikasi yang saling menghargai
Penting untuk mengomunikasikan bahwa meskipun perbedaan pendapat itu wajar, sikap tidak hormat tidaklah wajar. Dengan menetapkan batasan yang jelas, kamu dapat melindungi kesejahteraan emosionalmu dan menjadi contoh komunikasi yang sehat.
"Konsistenlah dengan batasanmu. Menetapkan batasan saja tidak cukup, kamu juga perlu menegakkannya. Ini menunjukkan kepada anakmu bahwa kamu serius dalam menjaga hubungan yang saling menghormati," tambah Bernstein.
3. Tetaplah tenang
Saat perkelahian dimulai, jangan ikut campur. Berteriak, menghentakkan kaki, atau melempar barang tidak akan membantu. Perilaku ini sebenarnya mengajarkan anak-anak bahwa tidak apa-apa untuk bertindak seperti itu saat mereka merasa marah.
Sebaliknya, tetaplah tenang dan bantu meredakan situasi. Gunakan suara yang tenang dan jadilah sosok yang dapat dipercaya agar dapat menjadi pusat perhatian anak-anakmu. Contohkan perilaku yang baik dengan bahasa tubuhmu. Dengan demikian anak-anak secara alami akan mulai menirumu.
"Memberikan contoh kedamaian di tengah panasnya pertempuran, bukanlah hal yang mudah, tetapi itulah yang paling dibutuhkan anak-anakmu. Dengan membicarakan perasaan mereka, kamu dapat membantu mereka berpikir lebih jernih dan menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu salah," jelas Dr. Jody Sherman LeVos, pakar ilmu perkembangan, melansir dari laman Begin.
4. Dorong komunikasi dan empati
Setelah semua orang kembali ke ruangan yang sama, dorong komunikasi dan empati. Selama itu, peranmu adalah menjadi mediator dan pemberi semangat. Yang terpenting, saat anak-anak berbicara, jangan biarkan mereka menyela pembicaraan satu sama lain.
Sebaliknya, ajari mereka cara mendengarkan satu sama lain. Kamu dapat melakukannya melalui permainan peran jika anak-anakmu sudah cukup besar. Mampu memikirkan suatu situasi dari sudut pandang orang lain, dapat membantu anakmu menyelesaikan konflik mereka sendiri di masa mendatang.
"Jika mereka belum siap untuk perubahan peran ini, dorong mereka untuk menggunakan kata-kata mereka sendiri dan berbicara tentang apa yang terjadi. Bahas bagaimana perasaan mereka sebelum pertengkaran dimulai dan mengapa mereka mungkin merasa seperti itu," saran Dr. LeVos.
5. Jangan hakimi mereka
Anak-anakmu perlu tahu bahwa kamu mencintai mereka dan selalu ada untuknya, bahkan saat mereka bertengkar. Salah satu cara untuk menunjukkan hal ini adalah tidak menghakimi. Saat anak mendatangimu untuk membicarakan pertengkaran, hindari keinginan untuk menggurui atau memberi tahu siapa yang benar dan siapa yang salah.
Dr. LeVos mengatakan, jika kamu membuat mereka merasa bahwa tidak baik berkelahi, mereka akan cenderung tidak mau berbicara denganmu di masa mendatang. Mereka bahkan mungkin mulai menyembunyikan emosi, yang akan menyebabkan masalah yang lebih besar di kemudian hari.
Jangan gunakan bahasa yang memberi isyarat kepada satu anak bahwa mereka selalu jadi masalah atau mereka selalu salah. Ini hanya akan membuatnya merasa lebih buruk dan dapat menyebabkan mereka memberontak.
Tips-tips di atas bisa kamu lakukan saat anakmu berdebat atau berkelahi. Tetaplah tenang dan dengarkan dari sisi anakmu agar kamu bisa menemukan solusi yang tepat tanpa menyalahkan dan menghakimi anakmu.