4 Tips Mengurangi Screen Time Tanpa Membuat Anak Merasa Dihukum

- Libatkan anak dalam menentukan batas screen time untuk membuat mereka merasa dihargai
- Tawarkan aktivitas menarik sebagai penggantinya agar anak tidak mempermasalahkan batas screen time
- Jadikan rutinitas harian yang konsisten untuk membantu anak memiliki kebiasaan positif dalam menggunakan ponsel
Screen time atau waktu dalam menggunakan gadget sebetulnya dapat membawa dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak, mulai dari gangguan tidur hingga kurangnya aktivitas fisik. Namun, membatasi screen time rentan menimbulkan drama apabila dilakukan secara tiba-tiba dan tidak melalui pendekatan yang sesuai.
Alih-alih melarang secara paksa, tentu sebaiknya orangtua dapat menerapkan strategi yang lebih positif agar anak pun tidak merasa dihukum atau kehilangan apa yang menjadi kesenangannya. Lakukan beberapa tips berikut ini untuk mengurangi screen time pada anak, tanpa membuat mereka merasa dihukum secara berlebihan.
1. Libatkan anak dalam menentukan batas screen time

Daripada menetapkan aturan sepihak, tentu sebaiknya orangtua dapat mengajak anak untuk berdiskusi terkait berapa lama mereka boleh bermain ponsel atau menonton dalam satu hari. Setidaknya dengan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, maka mereka akan tetap merasa dihargai dan juga bersedia untuk mengikuti peraturan yang telah disepakati sebelumnya.
Jelaskan pula alasan dibalik pembatasan screen time secara sederhana dan tidak bertele-tele, misalnya penting untuk menjaga kesehatan mata, memeroleh tidur yang cukup, atau waktu bermain di luar rumah. Pada saat anak dapat memahami manfaat dari aturan yang dibuat bersama, maka mereka pun akan lebih kooperatif dan tidak merasa sedang dihukum.
2. Tawarkan aktivitas menarik sebagai penggantinya

Mengurangi screen time setidaknya dapat membantu anak untuk memiliki jadwal lain yang tidak kalah menyenangkan. Orangtua bisa saja menawarkan berbagai aktivitas, seperti bermain di luar ruangan, membuat kerajinan tangan, membaca buku, mewarnai, atau bermain peran.
Tujuan utamanya bukan untuk mengalihkan perhatian dari layar, namun juga berusaha membangun ikatan yang lebih kuat antara anak dan orangtua. Pada saat waktu bersama terasa lebih menyenangkan, maka anak pun tidak akan mempermasalahkan batas screen time dan lebih menikmati aktivitas yang dilakukannya di dunia nyata.
3. Jadikan rutinitas harian yang konsisten

Membuat jadwal harian yang mencakup waktu untuk bermain sekolah, makan, dan waktu layar memang harus disepakati sejak awal. Melalui rutinitas yang benar-benar jelas dan konsisten, maka anak pun akan terbiasa untuk selalu mengikuti pola waktu tanpa terus-menerus diingatkan oleh orangtua.
Rutinitas ini dapat membantu anak untuk memahami bahwa screen time ternyata menjadi bagian kecil dari keseluruhan aktivitas harian, sehingga tidak menjadi pusat dari segalanya. Untuk jangka panjang, maka anak pun akan memiliki kebiasaan positif dalam menggunakan ponsel secukupnya dan tidak berlebihan sampai mereka tumbuh dewasa nanti.
4. Beri contoh dengan mengurangi screen time orangtua

Anak-anak biasanya akan cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya, termasuk dalam hal penggunaan ponsel. Jika orangtua terus-menerus melihat layar, maka anak pun akan merasa bahwa aktivitas tersebut sah-sah saja dan memang sulit untuk menerima batasan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Orangtua bisa memulai dengan memberi contoh, seperti meletakkan ponsel ketika makan bersama atau bermain bersama dengan anak tanpa adanya distraksi teknologi. Melalui teladan secara nyata, maka anak pun akan melihat bahwa mengurangi screen time merupakan hal yang normal dan bisa jadi dilakukan oleh siapa pun.
Mengurangi screen time anak sebetulnya tidak harus menjadi proses yang penuh dengan konflik atau penolakan. Selama anak memahami kesepakatan sejak awal, maka mereka pun tidak akan mempermasalahkan hal tersebut. Jadikan screen time sebagai kebiasaan sehat dalam menunjang aktivitas anak sehari-hari!