Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orangtua dan anak
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Intinya sih...

  • Kemandirian dan tanggung jawabAnak perlu belajar menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas keputusan serta konsekuensinya di perantauan.

  • Keuangan dan pengelolaan uangOrangtua perlu membicarakan batas kemampuan finansial keluarga serta mengajarkan anak untuk mengelola uang dengan baik.

  • Kesehatan dan keselamatan diriAnak perlu dibekali pengetahuan tentang pola hidup sehat, penanganan saat sakit, dan keselamatan diri di lingkungan baru.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Momen ketika anak akan merantau untuk kuliah atau kerja pertama kali pasti terasa campur aduk. Ada haru, bangga, tapi juga cemas. Buat orangtua, inilah saat melepas anak ke dunia yang lebih luas. Sementara buat anak, ini awal perjalanan menuju kemandirian. Namun, sebelum koper dikunci dan tiket di tangan, ada satu hal penting yang sering terlewat, yakni pembicaraan dari hati ke hati antara orangtua dan anak.

Mengobrol sebelum berpisah bukan hanya untuk memberi tahu anak untuk menjaga diri baik-baik. Melainkan juga mempersiapkan emosi, keuangan, dan hubungan yang tetap terjaga meski jarak memisahkan. Nah, biar perpisahan sementara ini berjalan lebih tenang, berikut enam topik yang harus dibicarakan orangtua sebelum anak merantau.

1. Kemandirian dan tanggung jawab

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Saat merantau, anak akan dihadapkan pada berbagai keputusan yang dulu mungkin diambil oleh orangtua. Mulai dari hal sederhana seperti kapan waktu makan, bagaimana menjaga kebersihan kamar, sampai keputusan penting seperti mengatur jadwal belajar dan berinteraksi dengan lingkungan baru. Di sinilah pentingnya membahas arti kemandirian yang sesungguhnya, bahwa menjadi mandiri berarti mampu berpikir, memutuskan, dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.

Orangtua bisa memberikan contoh situasi nyata untuk melatih tanggung jawab anak. Misalnya, bagaimana mengatur prioritas antara kuliah dan kegiatan sosial, atau apa yang harus dilakukan saat menghadapi kegagalan. Dengan pembekalan seperti ini, anak akan lebih siap menghadapi kehidupan yang serba tak terduga di perantauan tanpa kehilangan arah.

2. Keuangan dan pengelolaan uang

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Kindel Media)

Topik soal uang sering kali jadi hal sensitif, tapi justru penting dibicarakan sebelum anak benar-benar hidup sendiri. Orangtua perlu menjelaskan batas kemampuan finansial keluarga agar anak tahu sejauh mana mereka bisa bergantung, dan kapan harus mulai belajar mengelola keuangan sendiri. Jangan lupa juga untuk membahas kebutuhan bulanan secara rinci, mulai dari biaya makan, transportasi, hingga dana tak terduga.

Ajak anak untuk belajar membuat anggaran dan mencatat pengeluaran, agar mereka terbiasa menghitung kebutuhan secara realistis. Dengan begitu, anak akan lebih menghargai uang dan belajar menahan diri dari keinginan impulsif. Selain itu, orangtua juga bisa membekali anak dengan tips hemat seperti memasak sendiri atau mencari promo belanja. Obrolan sederhana ini bisa membantu anak terhindar dari kesulitan finansial di masa awal perantauan.

3. Kesehatan dan keselamatan diri

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Ketika jauh dari rumah, anak akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kesehatan dan keselamatannya sendiri. Orangtua bisa mulai dengan membicarakan pola hidup sehat, seperti menjaga jam tidur, makan teratur, dan pentingnya olahraga ringan. Tak kalah penting, anak juga perlu tahu apa yang harus dilakukan ketika sakit, misalnya kapan harus ke dokter, bagaimana mengklaim BPJS, atau ke mana harus meminta bantuan darurat.

Selain itu, topik keselamatan diri juga wajib dibahas. Ajarkan anak untuk selalu waspada terhadap lingkungan baru, tidak mudah percaya pada orang asing, dan belajar mengenali tanda-tanda situasi berbahaya. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar anak lebih sigap melindungi diri. Orangtua bisa menegaskan bahwa menjaga diri bukan berarti takut bersosialisasi, melainkan tahu kapan harus berhati-hati dan kapan bisa merasa aman.

4. Komunikasi dan hubungan dengan keluarga

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Ketika anak sudah mulai sibuk dengan aktivitas di tempat baru, komunikasi dengan keluarga bisa saja menurun. Karena itu, penting untuk membuat kesepakatan soal cara dan frekuensi berkomunikasi. Misalnya, video call seminggu sekali atau sekadar saling update lewat pesan singkat setiap beberapa hari. Kesepakatan ini akan menjaga hubungan tetap hangat tanpa membuat anak merasa diawasi berlebihan.

Di sisi lain, orangtua juga perlu belajar menahan diri untuk tidak menuntut kabar setiap waktu. Beri ruang agar anak bisa tumbuh dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Sebaliknya, anak pun sebaiknya tetap berinisiatif untuk memberi kabar dan menghargai perhatian orangtuanya. Hubungan yang didasari saling percaya dan komunikasi yang terbuka akan membuat jarak terasa jauh lebih dekat.

5. Nilai dan batasan pribadi

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Kindel Media)

Merantau membuat anak berhadapan dengan lingkungan yang jauh lebih beragam, baik dari segi budaya, gaya hidup, maupun pola pikir. Karena itu, orangtua perlu memastikan anak memahami nilai-nilai dasar yang mereka pegang sejak kecil. Bicarakan tentang pentingnya menjaga integritas, menghargai orang lain, dan tahu kapan harus menolak hal yang tidak sejalan dengan prinsipnya.

Namun, diskusi ini sebaiknya tidak terasa menggurui. Orangtua bisa membagikan pengalaman pribadi atau memberikan contoh nyata agar anak lebih mudah memahami konteksnya. Tujuannya bukan untuk membatasi, tapi agar anak punya kompas moral yang kuat saat membuat keputusan sendiri. Dengan nilai yang kokoh, anak bisa tetap menjadi dirinya sendiri meski berada di lingkungan yang baru dan berbeda.

6. Rencana jangka panjang dan tujuan hidup

ilustrasi orangtua dan anak (freepik.com/freepik)

Sebelum berangkat, penting bagi orangtua dan anak untuk berbicara tentang tujuan besar yang ingin dicapai. Apakah anak ingin fokus kuliah, mengejar karier tertentu, atau ingin mencoba pengalaman baru di luar bidang akademik? Pembicaraan ini membantu anak memiliki arah yang jelas, sehingga waktu di perantauan tidak terbuang sia-sia.

Lebih dari itu, diskusi tentang masa depan juga bisa mempererat hubungan emosional antara orangtua dan anak. Orangtua dapat menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap pilihan anak, sementara anak belajar menghargai nasihat tanpa merasa dikontrol. Dengan visi yang sejalan, keduanya bisa saling mendoakan dan memberi semangat, meski berada di tempat yang berbeda.

Enam topik yang harus dibicarakan orangtua sebelum anak merantau penting untuk dikomunikasikan. Dengan komunikasi terbuka dan saling pengertian, perpisahan tidak lagi terasa berat, melainkan menjadi awal baru menuju kedewasaan serta kemandirian yang sesungguhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team