5 Penyebab Anak Sulit untuk Diatur, Terlalu Aktif!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua artinya harus siap dalam menghadapi sikap yang mungkin ditunjukan oleh anak setiap waktunya. Meski mungkin sikap anak tersebut sering kali tidak mudah untuk diatasi, sebab tak sedikit pula sikap-sikap yang justru menyebabkan orangtua pusing.
Salah satunya adalah pada saat anak sulit untuk diatur karena aktivitasnya yang dianggap terlalu aktif, sehingga menyulitkan orangtua dalam menghadapinya. Namun, sebetulnya anak yang sulit diatur bisa disebabkan karena beberapa hal seperti berikut ini.
Baca Juga: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Retardasi Mental pada Anak
1. Bagian dari fase tumbuh kembang anak
Alasan pertama yang mungkin jarang disadari adalah fakta bahwa anak memang memiliki fase tumbuh kembangnya tersendiri. Salah satu fase tumbuh kembang sering kali ditandai dengan karakter anak yang tidak mau diam dan seolah terus bergerak ke sana kemari secara aktif.
Orangtua mungkin perlu banyak belajar tentang bagaimana menghadapi anak pada setiap fasenya, sehingga bisa menanganinya dengan baik. Selain itu, orangtua juga perlu sigap dan pandai dalam mengatur emosi agar tak sampai mudah meledak emosinya apabila berhadapan dengan anak.
2. Rasa ingin tahu yang tinggi
Tak dapat dimungkiri bahwa anak-anak akan selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bahkan segala hal rasanya tak luput dari rasa penasaran tersebut. Namun, rasa penasaran itulah yang mungkin akan membuat anak jadi terlalu aktif hingga sulit untuk diatur oleh orangtuanya.
Terpenting orangtua bisa membantu menjelaskan pada anak mengenai segala sesuatunya dengan bahasa yang lebih dipahami. Setidaknya cara ini akan membuat anak paham dan dapat mengurangi sikap berlebihannya akibat rasa ingin tahu yang tinggi tersebut.
Baca Juga: 5 Penyebab Anak Bisa secara Bebas Mengakses Pornografi
3. Gemar mencari perhatian orangtua
Editor’s picks
Orangtua mungkin selalu memiliki kesibukannya tersendiri yang berbeda-beda, sehingga tak bisa disamakan. Kesibukan yang dimiliki orangtua secara tak disadari berpengaruh pada frekuensi pertemuan dan interaksi dengan anak, sehingga mungkin saja menyebabkan anak jadi kesepian.
Sering kali anak jadi senang mencari perhatian dari orangtuanya melalui hal-hal aktif, seperti berlari kesana kemari atau bahkan berteriak. Selain itu, anak juga seolah sulit untuk diatur karena memang tujuannya ingin memperoleh perhatian dari orangtuanya sendiri.
4. Mencontoh perilaku yang dilakukan orang-orang di sekitar
Anak merupakan seorang peniru yang baik dan hal ini perlu dipahami oleh orangtua agar anak tak mendapat pengaruh buruk dari sekitarnya. Sering kali mungkin anak melakukan tindakan-tindakan yang kurang baik dan tetap saja diulangi meski sudah diperingati oleh orangtua sebelumnya.
Bisa jadi memang anak melakukan hal tersebut karena mencontoh perilaku yang dilakukan orang-orang di sekitarnya, termasuk apa yang ditontonnya. Hal inilah yang secara tak langsung membuat anak jadi tak mau diam dan tak mau mendengarkan nasihat atau peringatan dari orangtuanya sendiri.
5. Kesalahan parenting
Kesalahan parenting yang dilakukan oleh orangtua ternyata bisa menyebabkan efek domino tersendiri yang cukup berbahaya dan sering kali tak disadari oleh orangtua. Padahal, sebetulnya efek domino ini bisa cukup serius apabila orangtua memang tak memilih pola parenting yang tepat.
Banyak orangtua yang salah mendidik anak hingga membuat anak sulit diatur dan pada akhirnya justru keras kepala. Orangtua harus benar-benar cermat dalam mencari solusi yang terbaik agar sifat anak yang seperti ini tak terbawa hingga dewasa, sebab jelas akan berbahaya.
Memang terkadang tak mudah menghadapi anak yang sulit diatur oleh orangtuanya. Namun, jangan pernah lelah dalam menasehati anak agar hal seperti ini tak terulang kembali. Orangtua harus ekstra sabar, ya!
Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Anak yang Susah Diatur
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.