5 Persepsi Keliru Mengenai Kecerdasan Pada Anak, Stop Begini!

Jangan sampai anak dibesarkan dengan persepsi yang salah

Memiliki anak yang cerdas tentu menjadi harapan bagi banyak orangtua. Hal ini karena memang kecerdasan yang dimiliki anak seakan memberikan kebanggaan tersendiri bagi orangtua.

Meski demikian, namun masih menjadi perdebatan mengenai apa standar sebenarnya dari kecerdasan anak? Hal ini tentu disebabkan karena setiap anak bisa saja memiliki ketertarikan bidang yang berbeda-beda. Itu lah yang kemudian memunculkan beberapa persepsi keliru berikut ini mengenai kecerdasan yang dimiliki anak.

1. Kecerdasan hanya soal urusan eksak

5 Persepsi Keliru Mengenai Kecerdasan Pada Anak, Stop Begini!ilustrasi cara belajar (pexels.com/@olia-danilevich)

Persepsi keliru yang pertama adalah anggapan bahwa anak yang cerdas harus lah dalam bidang eksak. Hal ini membuat anak-anak yang memiliki bakat dan minat baik di bidang lain jadi tak akan dicap cerdas.

Inilah yang semestinya dihapus jauh-jauh dari persepsi orangtua. Jangan sampai anak-anak yang memiliki bakat non eksak justru merasa tak dihargai usahanya oleh orangtua.

2. Anak yang tak dapat ranking tidak termasuk anak cerdas

5 Persepsi Keliru Mengenai Kecerdasan Pada Anak, Stop Begini!ilustrasi menasehati anak (pexels.com/@August-de-Richelieu)

Hingga saat ini biasanya ranking masih menjadi indikator orangtua dalam mengatakan bahwa anaknya cerdas atau tidak. Padahal kekeliruan ini jelas perlu diluruskan agar tak sampai memengaruhi anak.

Anak-anak yang tak memperoleh ranking bukan berarti tidak cerdas. Justru bisa jadi itu menjadi sinyal bahwa ia memiliki ketertarikan di bidang lain yang bisa orangtua bantu potensinya. Terpenting adalah dengan tetap menyemangati anak.

Baca Juga: 5 Tips Mendidik Anak agar Tak Memiliki Sifat Pelit, Bisa Diterapkan!

3. Kecerdasan dapat meningkatkan gengsi

dm-player
5 Persepsi Keliru Mengenai Kecerdasan Pada Anak, Stop Begini!ilustrasi keluarga kompak (pexels.com/@Victoria_Borodinova)

Kebanyakan orangtua akan cenderung membangga-banggakan anak-anaknya saat memperoleh ranking. Hal ini jelas saja akan menambah gengsi yang dimiliki orangtua.

Padahal kenyataannya keberadaan ranking justru akan membebani anak. Ketika mendapat ranking maka gengsi orangtua akan meningkat, namun ketika tak memperoleh ranking justru anak berpotensi akan disalahkan.

4. Kecerdasan dalam hal lain di luar pelajaran adalah sia-sia dan percuma

5 Persepsi Keliru Mengenai Kecerdasan Pada Anak, Stop Begini!ilustrasi seni pada anak (pexels.com/@mccutcheon)

Semua anak terlahir dengan bakat dan keterampilan yang berbeda-beda. Hal ini lah yang sekaligus menunjukan kecerdasan terpendam yang dimiliki anak.

Justru hal yang disayangkan adalah ketika orangtua memiliki persepsi keliru bahwa cerdas dalam bidang di luar pelajaran, maka sia-sia. Hal ini akan membuat anak-anak yang handal bermusik, berolahraga, hingga melukis pun jadi terbatas ruang geraknya.

5. Kecerdasan akan memudahkan pendidikan anak

5 Persepsi Keliru Mengenai Kecerdasan Pada Anak, Stop Begini!ilustrasi guru dan murid (pexels.com/@yankrukov)

Tidak dapat sepenuhnya disalahkan memang bahwa anggapan mengebai kecerdasan anak dapat memudahkan pendidikan ke depannya. Namun, hal ini juga harus dibarengi dengan kerjasama antara guru dan orangtua.

Anak-anak yang tak memperoleh ranking bukan berarti tak cerdas atau bahkan tak memperoleh kesempatan mudah untuk melanjutkan pendidikannya. Jangan sampai anak dibuat bingung karena hal tersebut.

Dengan memerhatikan hal-hal di atas, maka persepsi kelirumu mengenai kecerdasan anak pun dapat diluruskan. Jangan sampai justru ekspektasi berlebihanmu jadi justru menyiksa anak. Bijaklah dalam bersikap, ya!

Baca Juga: 5 Ciri Anak yang Tidak Nyaman dalam Belajar, Harus Cari Solusinya!

Tresna Nur Andini Photo Verified Writer Tresna Nur Andini

Terima kasih sudah membaca tulisan saya | Seorang penulis biasa yang gemar berdiskusi. Mari berteman melalui ig : @tresnajaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya