4 Sikap yang Harus Orangtua Lakukan saat Anak Ketahuan Bohong

- Anak berbohong adalah hal yang wajar dalam proses tumbuh kembangnya, namun jika tidak ditangani dengan tepat, bisa berkembang menjadi perilaku berbahaya di masa depan.
- Orangtua perlu merespon kebohongan anak dengan tenang dan bijak, memperkuat hubungan emosional, dan membantu anak memahami dampak dari kebohongan.
- Keteladanan orangtua dalam berkata jujur penting bagi pembentukan karakter anak, memberikan pemahaman tentang konsekuensi tindakan, dan menciptakan suasana mendukung agar anak tidak lagi berbohong.
Kebiasaan berbohong yang dilakukan anak sebetulnya merupakan hal yang wajar terjadi dalam proses tumbuh kembangnya, terutama ketika mereka sudah mulai mengalami adanya perbedaan antara kenyataan dan juga imajinasi. Namun, jika hal ini tidak segera ditangani dengan tepat, maka kebiasaan berbohong dapat semakin berkembang menjadi perilaku yang berbahaya di masa depan.
Orangtua memiliki peran penting dalam proses pembentukan karakter anak sejak dini, termasuk untuk mengajarkan nilai kejujuran. Daripada langsung memarahi atau menghukum anak akibat ketahuan berbohong, maka ketahuilah sikap bijak berikut ini yang dapat orang tua lakukan untuk merespons kebohongan yang ditunjukkan oleh anak.
1. Tanggapi dengan tenang dan tidak menghakimi

Pada saat mengetahui anak telah berbohong, maka orangtua semestinya tetap berusaha tenang dan tidak langsung memarahi atau pun menghukum anak secara berlebihan. Sikap yang terlalu keras justru akan membuat anak semakin merasa takut dan lebih memilih untuk terus berbohong demi bisa menghindari hukuman yang mungkin diperolehnya.
Setidaknya dengan merespon secara tenang, maka anak akan merasa bahwa orangtuanya merupakan tempat teraman untuk bisa berkata jujur dan belajar memperbaiki kesalahannya. Hal ini juga dapat memperkuat hubungan emosional di antara orangtua dan anak, serta berusaha membentuk pola komunikasi yang lebih terbuka.
2. Tanyakan alasan di balik kebohongan

Daripada berfokus pada isi kebohongan yang ditunjukkan oleh anak, maka sebaiknya orangtua dapat mencoba mencari tahu apa yang memang melatarbelakangi tindakan tersebut. Anak bisa saja berbohong karena takut dimarahi, ingin memeroleh perhatian, atau memang belum sepenuhnya mengerti arti dari kejujuran.
Dengan berusaha menanyakan alasan secara lembut, maka orangtua bisa menggali terkait kebutuhan emosional anak dan berusaha memberikan solusi yang tepat. Pendekatan ini juga dapat membantu anak untuk merasa lebih dihargai dan mudah memahami dampak yang ditimbulkan dari kebohongan.
3. Jadilah teladan dalam kejujuran

Anak biasanya cenderung meniru perilaku orangtuanya, termasuk dalam hal ini adalah kejujuran. Jika orangtua sering berbohong, meski mungkin dalam hal-hal kecil, maka anak akan menganggap bahwa kebohongan merupakan sesuatu yang wajar dan dapat diterima, sehingga bukan tidak mungkin akan meniru hal tersebut.
Penting bagi orangtua untuk tetap memberikan contoh nyata dalam berkata jujur, entah itu pada anak atau kepada orang lain agar nantinya tetap bisa menjadi kebiasaan yang baik. Keteladanan yang konsisten tentu dapat membantu anak untuk selalu menanamkan nilai kejujuran dalam kehidupannya sejak dini.
4. Ajarkan konsekuensi secara positif

Memberikan pemahaman bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dapat membantu anak untuk belajar bertanggung jawab. Namun, konsekuensi tersebut memang semestinya tidak berupa hukuman fisik atau verbal yang terlalu keras, melainkan proses pendekatan edukatif yang bersifat membangun.
Contohnya jika anak berbohong untuk menghindari tugas, maka orangtua bisa menjelaskan bahwa kepercayaan akan sulit untuk dibangun kembali. Setidaknya dengan cara tersebut, maka anak belajar bahwa kejujuran dapat mendatangkan kepercayaan dan juga penghargaan dari orang lain yang ada di sekitarnya.
Menghadapi anak yang mulai berbohong memang memerlukan kesabaran dan juga strategi yang penuh dengan kasih sayang. Alih-alih menghukum secara keras, justru orangtua sebaiknya dapat menciptakan suasana yang aman dan mendukung agar anak bisa belajar dari kesalahannya, serta tidak mengulanginya kembali. Bantu anak untuk memperkuat ikatan emosional dan tidak lagi berbohong!