Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Menghentikan Anak Berbohong di Segala Usia Menurut Psikolog

ilustrasi memarahi anak (pexels.com/gabbyk)
Intinya sih...
  • Anak-anak berbohong sebagai bagian dari perkembangan mereka, penting bagi orangtua mengetahui cara menangani kebohongan dengan bijak.
  • Pada usia balita dan prasekolah, kebohongan biasanya tidak disengaja, orang tua perlu tetap tenang dan membantu anak membedakan kenyataan dengan bertanya.
  • Pada usia 8 tahun ke atas, anak mulai berbohong dengan tujuan yang lebih sadar, penting bagi orangtua mendekati situasi dengan komunikasi yang terbuka dan tenang.

Anak-anak sering kali berbohong sebagai bagian dari perkembangan mereka. Sebagai orangtua, penting untuk mengetahui cara menangani kebohongan ini dengan bijak. Pasalnya, menghentikan kebiasaan berbohong tidak hanya soal mengajarkan kebenaran, tetapi juga memahami alasan di balik perilaku tersebut.

Setiap usia anak membawa tantangan dan pendekatan yang berbeda. Oleh karena itu, mengatasi kebohongan pada setiap tahap perkembangan anak sangat penting agar mereka tumbuh menjadi individu yang jujur dan bertanggung jawab. Berikut ini cara menghentikan anak berbohong di segala usia menurut psikolog.

1. Usia balita dan pra sekolah

ilustrasi ibu bersama anak (pexels.com/pnwprod)

Pada usia balita dan prasekolah, berbohong biasanya bukanlah hal yang disengaja. Menurut Dr. Richard Gallagher, PhD, seorang psikolog klinis, dilansir Parents, anak-anak prasekolah masih terlalu muda untuk memahami konsep kebohongan dengan jelas. Selain itu, anak-anak berusia 3 dan 4 tahun kesulitan membedakan antara berpikir ingin dan kenyataan.

"Mereka tidak sengaja memutarbalikkan kebenaran. Mereka suka melebih-lebihkan dan membuat cerita besar, tetapi cerita-cerita ini adalah ekspresi dari imajinasi mereka yang kaya, bukan kebohongan," kata Dr. Gallagher.

Untuk menghentikan kebohongan pada usia ini, orang tua perlu tetap tenang dan tidak marah. Dilansir Parents, Jane Kostelc, seorang spesialis perkembangan anak, menyarankan agar orang tua tidak menyebut anak pembohong, apapun usianya. Sebagai gantinya, orang tua bisa dengan lembut membantu anak membedakan kenyataan dengan bertanya, “Apakah itu cerita nyata atau hanya khayalan?”.

Memberikan contoh yang baik tentang kejujuran dan berbicara dengan cara yang menyenangkan dapat membantu anak memahami nilai kejujuran. Selain itu, orangtua juga bisa membaca buku cerita yang mengajarkan pentingnya berkata jujur untuk memperkuat pemahaman anak tentang kebohongan dan kebenaran.

2. Usia 5-7 tahun

ilustrasi ayah dan anak sedang packing pakaian (pexels.com/ketutsubiyanto)

Pada usia balita dan anak 5-7 tahun, kebohongan biasanya muncul untuk menghindari tanggung jawab atau hukuman. Anak-anak di usia ini mungkin berbohong karena takut merasa malu atau takut mengecewakan orangtua. Contohnya, mereka bisa mengklaim sudah belajar meski belum melakukannya atau melebih-lebihkan cerita untuk membuat diri mereka terlihat lebih menarik.

Untuk menangani kebohongan pada usia ini, orangtua perlu memahami alasan di balik perilaku tersebut, seperti perasaan takut atau cemas. Sebaiknya, orangtua memberikan pengertian dengan cara yang lembut dan tidak menghukum berlebihan. Dr. Kostelc menyarankan agar orangtua mengendalikan diri sebagai pengajar yang membimbing, bukan sebagai pengawas.

Alih-alih menghukum, orangtua bisa menegaskan bahwa berbohong tidak akan membantu mereka dan lebih baik berbicara jujur. Penting juga untuk memberikan pujian ketika anak berani mengungkapkan kebenaran, sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk terus jujur.

3. Usia 8 tahun ke atas

ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/augustderichelieu)

Pada usia 8 tahun ke atas, anak-anak mulai berbohong dengan tujuan yang lebih sadar, seperti menghindari hukuman atau melindungi privasi mereka. Mereka mungkin dengan sengaja menyembunyikan informasi atau mengubah cerita untuk menghindari rasa malu atau menjaga citra diri mereka di mata teman-teman.

Pada usia ini, penting bagi orangtua untuk mendekati situasi dengan komunikasi yang terbuka dan tenang. Jika kamu mengetahui mereka tidak jujur, beri tahu dengan jelas tanpa marah. Hindari juga memberikan ceramah panjang. Anak-anak lebih cenderung mengakui kebenaran jika kamu tetap tenang dan tidak menyindir. 

"Jangan mencoba memerangkap anak dengan kebohongan mereka atau bertanya jika kamu sudah tahu jawabannya," kata Kostelc.

Hindari menjebak anak dengan pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya. Beri mereka kesempatan untuk mengakui kebenaran tanpa merasa takut dihukum. Ketika anak mengakui kebohongannya, berikan pujian atas kejujurannya.

Gunakan momen ini untuk mengajarkan nilai kejujuran dan jelaskan konsekuensi berbohong agar anak memahami pentingnya bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Menghentikan kebohongan pada anak di segala usia memang memerlukan pendekatan yang berbeda sesuai dengan tahap perkembangan.

Sebagai orangtua, penting untuk memberikan contoh yang baik, bersikap sabar, serta konsisten mengajarkan nilai kejujuran. Dengan cara tersebut anak akan belajar untuk lebih bertanggung jawab atas kata-kata mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us