6 Kebiasaan Kecil yang Diam-diam Turunkan Minat Baca Anak!

- Memaksa anak membaca sebagai tugas atau hukuman bisa menurunkan minat baca
- Orang dewasa di sekitar anak perlu memperlihatkan contoh membaca yang positif
- Jenis bacaan yang dihargai dan waktu khusus tanpa layar dapat meningkatkan minat baca anak
Minat baca anak bukan cuma soal banyaknya buku yang tersedia di rumah atau sekolah. Lingkungan, kebiasaan harian, sampai cara orang dewasa memperlakukan aktivitas membaca juga punya pengaruh besar. Sayangnya, masih banyak hal-hal kecil yang kelihatan sepele tapi ternyata bisa bikin anak jadi malas membaca.
Tanpa sadar, sikap dan kebiasaan orangtua atau guru bisa mengirim pesan negatif soal membaca. Anak jadi nganggep baca buku itu tugas, beban, bahkan hukuman. Padahal, membaca harusnya jadi aktivitas yang menyenangkan dan bikin penasaran, bukan bikin stres atau tertekan. Supaya gak salah langkah, yuk cek enam kebiasaan kecil yang ternyata bisa nurunin minat baca anak. Waspada sejak dini, karena kalau dibiarkan terus, efeknya bisa sampai ke masa depan mereka.
1. Memaksa anak membaca saat mereka lagi gak mood

'Baca dulu, baru main!' atau 'Kalau gak baca, gak boleh nonton TV!' Mungkin terdengar biasa dan niatnya baik. Tapi cara seperti ini bisa bikin anak nganggep membaca sebagai kewajiban yang gak menyenangkan. Apalagi kalau mereka lagi capek atau pengin istirahat.
Daripada memaksa, coba ciptakan suasana yang nyaman dan santai saat waktu membaca tiba. Biarkan anak memilih sendiri buku yang mereka suka. Kalau mereka merasa punya kendali, mereka akan lebih tertarik dan merasa membaca itu bagian dari kesenangan, bukan tekanan.
2. Gak pernah ngasih contoh membaca di rumah

Anak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan cuma dari apa yang mereka dengar. Kalau orang dewasa di sekitarnya gak pernah terlihat membaca buku, majalah, atau artikel, anak juga gak akan merasa bahwa membaca itu penting.
Coba biasakan membaca bareng anak, atau luangkan waktu untuk membaca di depan mereka. Bisa sambil minum teh, duduk santai, atau bahkan sebelum tidur. Dari situ, anak akan melihat kalau membaca itu bagian dari gaya hidup, bukan hal yang asing.
3. Mengomentari pilihan buku anak secara negatif

'Ah, masa baca komik mulu?' atau 'Buku kayak gitu gak penting!' Komentar kayak gini bisa bikin anak merasa salah pilih dan minder sama selera baca mereka sendiri. Padahal, semua jenis bacaan punya nilai, termasuk komik, buku bergambar, atau cerita fantasi.
Daripada nge-judge, mending tanya apa yang mereka suka dari buku itu. Dari situ, kamu bisa pelan-pelan mengenalkan jenis bacaan lain tanpa bikin mereka merasa salah. Ingat, minat baca tumbuh dari rasa nyaman, bukan dari paksaan atau penilaian.
4. Terlalu sering ngasih gadget buat hiburan

Gadget memang praktis dan kadang jadi penyelamat saat anak rewel. Tapi kalau terlalu sering jadi andalan hiburan, anak bisa kehilangan minat terhadap kegiatan lain, termasuk membaca. Apalagi kalau layar selalu hadir dalam setiap waktu luang mereka.
Bukan berarti gadget harus dihilangkan, tapi penting untuk bikin keseimbangan. Sediakan waktu khusus tanpa layar, misalnya sebelum tidur atau di akhir pekan, yang dikhususkan untuk membaca buku bareng keluarga. Lama-lama, anak akan terbiasa.
5. Menganggap membaca hanya untuk pelajaran

Kalau setiap kali baca buku selalu dikaitkan dengan tugas sekolah atau PR, anak bisa kehilangan makna menyenangkan dari membaca itu sendiri. Mereka jadi berpikir bahwa membaca itu cuma untuk nilai atau ujian.
Padahal, buku bisa jadi jendela imajinasi dan hiburan. Coba perkenalkan anak pada buku-buku cerita, dongeng, atau petualangan yang menarik. Biar mereka tahu bahwa membaca juga bisa bikin ketawa, terharu, bahkan lupa waktu saking serunya.
6. Gak menyediakan waktu dan ruang khusus untuk membaca

Minat baca anak gak akan tumbuh kalau mereka gak punya waktu dan tempat buat membaca dengan nyaman. Kalau setiap hari jadwal mereka padat, penuh aktivitas, atau gak ada sudut tenang untuk baca, ya wajar aja kalau minatnya makin turun.
Coba atur rutinitas harian anak yang menyisakan waktu buat membaca. Gak perlu lama, 15–20 menit aja udah cukup. Tambahkan juga sudut kecil di rumah yang penuh buku dan suasana tenang. Hal-hal kecil ini bisa jadi fondasi besar buat tumbuhnya minat baca mereka.
Minat baca anak itu hasil dari lingkungan yang mendukung, bukan sekadar 'bakat'. Apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan setiap hari akan membentuk cara pandang mereka terhadap membaca. Kalau sejak kecil membaca selalu dikaitkan dengan hal yang menyenangkan, besar kemungkinan kebiasaan itu akan terus terbawa sampai dewasa.
Jadi, yuk mulai sadari kebiasaan kecil yang mungkin selama ini gak kamu anggap penting. Karena perubahan besar sering berawal dari hal-hal sederhana. Tanamkan cinta baca sejak dini, dan kamu akan lihat betapa luasnya dunia yang bisa anak jelajahi lewat halaman demi halaman.