9 Ujian Rumah Tangga yang Sering Terjadi, Finansial hingga Seks

Masalah finansial mungkin menduduki peringkat teratas ujian rumah tangga yang dialami banyak pasangan. Tidak hanya di awal pernikahan, beberapa pasangan mungkin masih mengalaminya setelah lama menikah.

Manajemen keuangan tentu berubah drastis setelah menikah. Jangan dibayangkan bahwa dengan menikah akan menghemat pengeluaran. Kebutuhan hidup, anggaran untuk kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal, ditambah lagi pengaturan keuangan setelah memiliki anak.

Aspek finansial mestinya menjadi bahasan utama yang didiskusikan sejak sebelum menikah. Komunikasi yang baik dan sehat juga sangat diperlukan untuk meminimalisir terjadinya masalah. Pastikan tiap-tiap pihak bersedia menyeleraskan visi dan misi dalam mengelola keuangan bersama.

Kehidupan di awal pernikahan bukannya penuh hal romantis, ya? Banyak orang berpikir demikian, tapi lupa mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan bahwa menikah berarti hidup bersama dengan orang yang sama setiap hari.

Kamu tidak bisa mendambakan suami/istri selalu bersikap dan manis. Dia adalah manusia biasa yang punya kekurangan, begitu juga denganmu. Mungkin ada beberapa kebiasaan buruknya yang tidak tampak selama masa pacaran atau perkenalan, dan baru kamu sadari setelah menikah.

Kebiasaan buruk atau hal-hal yang dianggap mengganggu oleh pasangan bisa menjadi sumber masalah. Ini adalah ujian untuk mendewasakan diri. Jangan bersikap keras kepala, jika perubahan harus dilakukan maka lakukanlah demi kebaikan rumah tangga.

Menikahi seseorang berarti menikahi keluarganya juga. Banyak orang yang tidak memikirkan hal ini dan hanya fokus pada pasangannya saja. Penting untuk menyadari bahwa konflik dengan anggota keluarga juga termasuk ujian dalam berumah tangga.

Konflik dengan mertua dan saudara ipar pasti selalu ada, meski tidak semuanya berdampak besar pada keharmonisan rumah tangga. Peran pasangan sangat penting di sini, harus mampu menjembatani kedua belah pihak agar hubungan dengan keluarga besar tetap harmonis.

Banyak orang berpikir bahwa manajemen waktu akan terasa lebih mudah setelah menikah. Tinggal seatap mungkin membuat komunikasi terasa lebih efisien, tapi perlu diingat bahwa hal-hal yang perlu diurus juga bertambah. 

Seseorang yang sudah menikah tidak bisa lagi berbuat sesuka hati dan mementingkan keinginannya sendiri. Manajemen waktu yang buruk kerap menjadi masalah dalam rumah tangga, apalagi jika kebutuhan quality time bersama pasangan tidak terpenuhi.

Kerja sama yang tidak terjalin dengan baik antara suami dan istri termasuk masalah yang kerap terjadi dalam rumah tangga. Mengurus rumah dan merawat anak bukan hanya tugas istri. Soal nafkah, kewajiban utama memang ada pada suami. Namun dalam kondisi tertentu, istri mungkin perlu ikut membantu untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Suami dan istri harus bekerja sama dengan baik demi keharmonisan rumah tangga. Ketika salah satu pihak merasa lebih banyak berkorban, ditambah tidak terjalinnya komunikasi yang sehat, kerja sama yang solid tidak akan tercapai.

Kehadiran buah hati memang membawa kebahagiaan dalam rumah tangga, tapi sekaligus menghadirkan tantangan baru bagi pasangan suami istri. Biasanya, perbedaan prinsip dalam pola asuh anak menjadi sumber masalah.

Sama seperti urusan keuangan, pola asuh pun sebaiknya dibahas sejak sebelum menikah. Sayangnya, banyak pasangan yang mengabaikan hal ini dan pada akhirnya menyadari kurangnya persiapan menjadi orangtua.

Suami dan istri harus berusaha menyatukan visi dalam mengasuh anak. Jangan sampai perbedaan prinsip terjadi hingga anak tumbuh dewasa, dan membuatnya memihak salah satu orangtua saja.

Kecemburuan adalah bibit konflik yang selalu mengintai setiap pasangan. Hanya ada satu cara untuk meredam masalah ini, yaitu membangun rasa percaya yang kuat dalam hubungan.

Tentu saja ini bukan tugas satu orang, keduanya harus sama-sama berusaha. Selain menjaga komunikasi, masing-masing pihak juga harus berusaha menjaga hati agar tidak termakan godaan yang bisa datang dari mana saja.

Munculnya kejenuhan dalam hubungan adalah situasi yang sangat wajar. Namun, jangan lantas menganggap remeh rasa jenuh itu.

Kejenuhan yang tidak segera diatasi bisa membuat hubungan terasa hambar dan merusak keharmonisan. Jangan segan untuk berinisiatif melakukan hal romantis, agar api asmara dalam rumah tangga tetap berkobar.

Jangan lupakan kehidupan seksual, urusan ranjang pun kerap menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Kehidupan seks yang membosankan atau berkurangnya frekuensi berhubungan bakal mengganggu keharmonisan suami dan istri.

Jangan menganggap tabu masalah yang satu ini. Diskusikan secara terbuka dengan pasangan, jangan malu mengungkapkan keinginanmu. Masalah ranjang yang tidak teratasi bisa memicu perselingkuhan, lho.

Itu tadi sembilan ujian rumah tangga yang paling sering muncul pada lima tahun pertama. Semoga masalah yang muncul terselesaikan dengan baik.