Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang yang tampak bahagia (pexels.com/ Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang yang tampak bahagia (pexels.com/ Andrea Piacquadio)

Seringkali, kita dihadapkan pada tuntutan untuk memprioritaskan orang lain, baik itu keluarga, teman, rekan kerja, atau masyarakat luas. Budaya ini sering kali membuat kita merasa bersalah jika memberi perhatian lebih pada diri sendiri, sehingga memunculkan kesan egois. Namun, dalam konteks kesehatan mental, memikirkan diri sendiri justru memiliki dampak yang sangat positif.

Mengutamakan diri sendiri atau memprioritaskan dirimu bukanlah tindakan egois, melainkan langkah penting dalam menjaga kesejahteraan diri. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa memikirkan diri sendiri baik bagi kesehatan mental, mari disimak! 

1. Kurangi stres dan cegah burnout

ilustrasi seseorang sedang memakai make up (pexels.com/Adrienn)

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, banyak orang merasa terbebani oleh tanggung jawab yang terus menumpuk, baik di rumah maupun di tempat kerja. Tekanan ini sering kali menimbulkan stres yang berkepanjangan, dan tanpa penanganan yang tepat, dapat berujung pada kondisi burnout yaitu kelelahan fisik, emosional, dan mental yang ekstrem.

Ketika seseorang terus-menerus mengutamakan kepentingan orang lain di atas kebutuhannya sendiri, mereka cenderung mengabaikan tanda-tanda tubuh dan pikiran yang membutuhkan istirahat. Inilah yang membuat burnout menjadi lebih mungkin terjadi. Burnout tidak hanya mengganggu produktivitas, tetapi juga merusak keseimbangan emosional seseorang, yang pada akhirnya memperburuk kesehatan mental secara keseluruhan.

Banyak dari kita merasa sulit untuk menolak permintaan dari orang lain, karena khawatir dianggap tidak peduli atau egois. Namun, belajar untuk berkata "tidak" saat kamu merasa terbebani adalah bagian penting dari menjaga keseimbangan dan mencegah stres berlebihan.

Dengan memprioritaskan kebutuhan diri, kamu tidak hanya menjaga kesehatan mental, tetapi juga meningkatkan kemampuanmu dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Stres yang dikelola dengan baik memungkinkan kamu untuk berfungsi dengan lebih efektif, sehingga kualitas hidup secara keseluruhan pun meningkat.

2. Bisa tingkatkan percaya diri

ilustrasi seseorang yang percaya diri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika seseorang memberikan waktu untuk memperhatikan kebutuhan, keinginan, dan perasaan mereka sendiri, mereka menjadi lebih terhubung dengan siapa mereka sebenarnya. Peningkatan pemahaman terhadap diri sendiri ini memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan diri dan stabilitas emosional.

Banyak orang mengalami krisis identitas atau ketidakpastian tentang siapa mereka karena mereka menghabiskan terlalu banyak waktu mengikuti harapan atau tuntutan dari orang lain. Hal ini membuat mereka kehilangan kontak dengan keinginan dan tujuan pribadi mereka. Memikirkan diri sendiri memberi ruang untuk refleksi diri yang lebih dalam, sehingga seseorang bisa lebih memahami apa yang benar-benar penting bagi mereka.

Ketika fokus kamu tidak hanya pada harapan orang lain, tetapi juga pada perkembangan diri, kamu dapat merayakan setiap pencapaian, baik besar maupun kecil. Setiap langkah maju yang kamu ambil dapat menambah kepercayaan diri dan memberikan rasa bangga pada diri sendiri.

3. Bisa meningkatkan hubungan dengan orang lain

ilustrasi berdiskusi dengan teman (pexels.com/Juan Cordero)

Memikirkan diri sendiri tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental pribadi, tetapi juga berdampak positif terhadap hubungan dengan orang lain. Banyak orang menganggap bahwa memprioritaskan diri sendiri akan merusak hubungan sosial, padahal sebaliknya, hal ini dapat memperbaiki kualitas hubungan yang kamu miliki dengan orang lain.

Ketika kamu merasa lelah, stres, atau terlalu banyak berkorban tanpa memperhatikan kebutuhan diri, hal ini dapat memicu frustrasi, marah, atau kelelahan emosional yang pada akhirnya memengaruhi cara kamu berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, kamu mungkin menjadi lebih mudah tersinggung, kurang sabar, atau bahkan mulai merasa kesal dengan orang-orang di sekitarmu.

Sebaliknya, ketika kamu meluangkan waktu untuk merawat diri, memenuhi kebutuhan emosional, dan merasa lebih seimbang, kamu akan memiliki energi lebih untuk memberikan perhatian yang tulus kepada orang lain.

Hubungan yang sehat dan harmonis membutuhkan individu yang sehat secara emosional. Memprioritaskan kesejahteraan diri membuat kamu lebih mampu berkontribusi positif dalam hubungan, baik itu dengan pasangan, keluarga, atau teman.

Mengutamakan diri sendiri bukanlah tindakan egois, melainkan cara untuk memastikan bahwa kita memiliki kesejahteraan emosional yang kuat, sehingga dapat menjalani hidup dengan lebih bahagia dan bermakna. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

Editorlotus n