Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang perempuan yang sedang menangis (pexels.com/Polina Zimmerman)

Manusia bisa merasakan berbagai macam emosi di dalam kehidupannya. Ketika keadaan sedang sangat menguntungkan, hati akan merasakan kegembiraan yang tiada terkira. Rasanya, seolah menjadi sosok yang paling beruntung di dunia.

Sebaliknya, saat ditimpa musibah, kamu akan mengalami kondisi yang tidak menyenangkan. Situasi akan terasa semakin parah tatkala cobaan datang secara bertubi-tubi. Hal ini akan menyebabkan timbulnya kesedihan yang mendalam.

Namun, terlalu larut dalam kesedihan juga tak bisa dianggap wajar. Pasalnya, kondisi yang ini justru dapat menimbulkan banyak kerugian. Oleh sebab itu, janganlah bersedih terlalu lama atas dasar beberapa alasan yang diungkapkan berikut ini.

1.Duka yang berlarut-larut tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula

ilustrasi menenangkan seseorang yang sedang bersedih (pexels.com/SHVETS Production)

Merasa sedih adalah salah satu reaksi paling normal yang akan ditunjukkan oleh manusia ketika dirinya mengalami kondisi yang menyakitkan. Sebagai contoh, kejadian seperti kehilangan kucing kesayangan atau gagal dalam seleksi beasiswa dapat membuat seseorang merasa begitu terpuruk, seolah telah kehilangan seluruh dunia. Di saat seperti ini, tentu tidak ada hal yang lebih “menarik” selain menumpahkan air mata sejadi-jadinya.

Meski tidak dilarang, alangkah bijaksana apabila rasa duka itu tidak dibiarkan hingga berlarut-larut. Selalu ingat bahwa meratapi ketidakberuntungan terlalu lama tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula. Hal ini juga tidak akan mengantarkanmu pada keberhasilan. Oleh karena itu, jangan berlebihan dalam menyikapi segala sesuatu. Berduka boleh, asal secukupnya saja, ya.

2.Dunia terus berputar meski kamu tengah bersedih

ilustrasi seorang perempuan yang sedang menangis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Alasan lain mengapa kamu sebaiknya tidak bersedih terlalu lama adalah karena dunia tidak akan menunggumu untuk “menikmati” keterpurukan itu. Tidak peduli dengan apa yang sedang kamu alami, keadaan di sekitarmu akan tetap berjalan seperti biasa. Orang-orang yang tadinya mendampingimu, kini perlahan juga akan pergi untuk meneruskan rutinitasnya.

Oleh sebab itu, coba kendalikan diri. Belajarlah untuk menata kembali kehidupan yang sempat kacau karena kesedihan yang mendalam tersebut. Jika kamu berhasil memupuk kekuatan, maka tentu akan kembali mampu untuk memulai lembaran baru yang jauh lebih baik. Percayalah, kesempatan untuk menciptakan kebahagiaan selalu ada bagi mereka yang mau berusaha.

3.Selalu ada jalan untuk memperbaiki keadaan

ilustrasi seorang pria yang sedang menangis (pexels.com/Alena Darmel)

Seseorang yang baru saja mengalami suatu peristiwa menyakitkan akan rentan merasakan kesedihan mendalam. Pada fase ini, orang tersebut akan terpuruk karena percaya bahwa hidupnya telah hancur. Bagaimana tidak, dia sudah kehilangan banyak hal penting yang menjadi penunjang dunianya selama ini.

Hadirnya perasaan sedih tersebut memang tidak dapat dimungkiri. Namun, perlu diingat juga bahwa Tuhan tidak mungkin memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Semua yang kamu alami, baik atau buruk, pasti sudah sangat terukur, sehingga cepat atau lambat dapat dilewati dengan baik.

Oleh sebab itu, jangan terus merasa sedih. Jika kamu memiliki keinginan untuk memperbaiki keadaan, tentu akan ada jalan. Hibur hatimu dan kumpulkan kekuatan untuk menyambut hari esok yang penuh dengan harapan.

Wajar untuk merasa sedih ketika sedang mengalami kondisi-kondisi yang serba sulit. Namun demikian, jangan sampai membiarkan emosi tersebut menguasaimu terlalu lama. Cobalah untuk mengikhlaskan apa yang tidak dapat diraih meski secara perlahan.

Dengan begini, harapan untuk bangkit akan kembali tercipta dan kamu bisa memulai lembaran baru yang jauh lebih baik. Ayo semangat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team