Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Hal Membuat Seseorang Terbiasa dengan Pencapaian Instan

ilustrasi memegang trophy (pexels.com/RDNE Stock Project)
ilustrasi memegang trophy (pexels.com/RDNE Stock Project)

Pencapaian instan memang terlihat menggiurkan. Kita bisa meraih tujuan dalam skala besar tanpa harus bersusah payah. Fase jatuh bangun yang menjadi bagian dari proses justru terlewati. Pencapaian instan bahkan bisa diraih hanya dalam waktu sekejap. Tapi jika diperhatikan, ternyata ada beberapa hal yang membuat seseorang terbiasa dengan pencapaian instan.

Kondisi ini bisa saja dipengaruhi oleh pola pikir maupun lingkungan luar. Terutama budaya dan kebiasaan mereka yang ada di sekeliling. Ketika seseorang sudah terbiasa dengan pencapaian instan, ia akan mengabaikan konsistensi dan keteraturan. Ketekunan sekaligus sikap pantang menyerah tidak akan tertanam dalam diri. Lantas, hal-hal apa saja yang dapat membuat seseorang terbiasa dengan pencapaian? Temukan jawabannya dalam tulisan di bawah ini.

1. Kebiasaan sekitar yang memiliki cara serupa

ilustrasi bermalasan (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi bermalasan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Untuk meraih tujuan pada umumnya kita harus melewati fase jatuh bangun. Terutama saat rencana berjalan tidak sesuai dengan ekspektasi. Tapi beberapa orang justru memilih pencapaian secara instan. Mereka tidak mempersiapkan segala sesuatunya sejak awal. Apalagi melakukan evaluasi dan proses-proses lain dalam setiap tahapan tersebut. Tentu ada beberapa hal yang membuat seseorang terbiasa dengan pencapaian instan.

Bisa jadi orang-orang di lingkungan sekitar ternyata juga memiliki kebiasaan serupa. Sedikit banyak pengaruh di lingkungan sekitar akan mempengaruhi karakter dan tingkah laku. Baik dari cara mengambil keputusan, maupun menetapkan strategi. Seseorang akan terseret ke dalam budaya serba instan yang berlaku di lingkungan sekitar.

2. Kecenderungan untuk menghindari ketidaknyamanan

ilustrasi bermalasan (pexels.com/Yaroslav Shuraev)
ilustrasi bermalasan (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Upaya meraih tujuan tidak selalu berjalan mulus. Kita kerap dihadapkan dengan ketidaknyamanan yang harus diatasi. Tapi saat seseorang mampu menghadapi ketidaknyamanan tersebut, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang tangguh. Bahkan memiliki solusi yang efektif dan efisien saat menghadapi situasi serupa. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang justru terbiasa dengan pencapaian instan?

Di sinilah sisi menarik yang harus diketahui. Seseorang terbiasa dengan pencapaian instan karena kecenderungan menghindari ketidaknyamanan. Sedangkan proses yang lebih lama biasanya melibatkan usaha yang lebih besar dan ketidakpastian. Tanpa latihan untuk menghadapi ketidaknyamanan, seseorang cenderung mencari kepuasan cepat demi menghindari proses panjang yang mungkin menantang.

3. Budaya cepat dan produktivitas tinggi

ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba Production)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba Production)

Mungkin kamu sudah tidak asing dengan beberapa orang yang cenderung terbiasa dengan pencapaian instan. Bahkan ini menjadi budaya yang mengakar kuat. Baik di lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat. Tapi apakah budaya ini tumbuh begitu saja? Atau mungkin ada faktor-faktor penting yang turut mempengaruhi? Tentu kita harus mengetahui lebih jauh.

Seseorang terbiasa dengan pencapaian instan karena budaya cepat dan produktivitas tinggi. Banyak orang merasa tertekan untuk selalu produktif dan mencapai banyak hal dalam waktu singkat. Tekanan ini mendorong mereka mencari hasil secepat mungkin. Yang akhirnya membuat mereka terbiasa dengan pencapaian instan sebagai cara untuk merasa "sukses" atau produktif.

Pencapaian instan menjadi suatu hal yang dibanggakan oleh banyak orang. Baik di lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat. Hal ini turut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Contohnya lingkungan sekitar juga memiliki kebiasaan dan cara serupa. Selain itu, pola pikir dan sikap dari dalam individu itu sendiri juga turut mempengaruhi. Seperti kecenderungan untuk menghindari ketidaknyamanan atau mungkin budaya cepat dan produktivitas tinggi yang mendominasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us