ilustrasi seorang pria yang sedang bekerja (pexels.com/fauxels)
Perfeksionisme mungkin tampak seperti sifat yang positif, karena mengarah pada keinginan untuk memberikan yang terbaik. Namun, perfeksionisme berlebihan bisa menjadi kebiasaan yang destruktif dalam jangka panjang.
Orang yang perfeksionis cenderung berusaha mencapai hasil yang sempurna dalam setiap pekerjaan. Hal ini sering kali mengakibatkan mereka menghabiskan waktu dan energi yang berlebihan pada detail yang sebenarnya tidak terlalu penting, yang akhirnya menghambat produktivitas secara keseluruhan.
Perfeksionisme dapat membuat seseorang sulit menyelesaikan pekerjaan karena mereka merasa hasilnya belum sempurna, sehingga justru memperlambat kemajuan. Ini bisa berdampak negatif pada produktivitas dan efisiensi kerja, dan juga membuat mereka mudah kelelahan (burnout).
Selain itu, perfeksionis sering kali menghindari tugas atau proyek yang berpotensi berisiko, karena takut hasil akhirnya tidak sempurna. Akibatnya, mereka bisa kehilangan peluang penting untuk berkembang.
Dengan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan ini, kamu tidak hanya bisa meningkatkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan kualitas diri sebagai profesional. Menjadi proaktif dalam mengatasi kelemahan pribadi dan membuka diri terhadap perubahan adalah langkah penting dalam mencapai kesuksesan dalam karier.