3 Pesan dari Buku The Things You Can See Only When You Slow Down

Haemin Sunim adalah penulis asal Korea Selatan yang mendedikasikan dirinya menulis buku self-improvement dengan baik. Buku tersebut berjudul The Things You Can See Only When You Slow Down. Buku itu berisi tentang bagaimana menjadi lebih tenang dan mindful di dunia yang serba cepat ini.
Bukunya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan banyak menarik perhatian karena membahas berbagai aspek kehidupan. Berikut sedikit pesan yang bisa kamu renungkan dari buku tersebut!
1. Semuanya hanya tentang sudut pandangmu terhadap dunia

Chapter pertama berjudul rest yang Haemin Sumin tulis diawali dengan percakapan bersama sahabatnya. Kalimat yang membuatnya kemudian berefleksi dan berpikir itu cukup masuk akal.
Ketika kamu melihat dunia luar, kamu hanya melihat pada bagian kecil yang menarik perhatianmu. Dunia yang kamu lihat bukanlah seluruh alam semesta tetapi terbatas pada apa yang dipedulikan oleh pikiranmu. Akan tetapi, bagi pikiranmu, bagian kecil tersebut adalah alam semesta.
Realitasmu bukanlah bidang kosmos tak terbatas tetapi bagian kecil yang kamu pilih untuk fokus padanya. Kenyataan ada karena keberadaan pikiran. Tanpa pikiran, tidak akan ada alam semesta. Ketika pikiranmu berisik maka dunia juga akan berisik. Ketika pikiranmu damai maka dunia juga akan damai.
Orang-orang bereaksi berbeda pada situasi yang sama. Bukanlah situasi yang menyusahkan tetapi perspektifmu terhadapnya. Kamu merasa tidak bahagia bukan hanya karena sesuatu yang buruk terjadi, tetapi juga pikiran berisikmu tentang situasi tersebut.
2. Biarkan semuanya mengalir

Ketika kamu mengalami perasaan tidak menyenangkan, jangan menggenggamnya dengan erat dan mengulangnya lagi dan lagi. Biarkan perasaanmu mengalir dengan tenang.
Gelombang emosi akan surut dengan sendirinya sepanjang kamu tidak hanyut di dalamnya. Jangan berjuang keras untuk menyembuhkan lukamu, biarkan waktu dan penantian menyembuhkannya. Ketika lukamu siap untuk sembuh, itu akan sembuh dengan sendirinya.
Jika kamu tidak bisa mengubah situasi buruk bahkan setelah mencobanya berkali-kali, kamu harus mengubah bagaimana kamu melihat situasi tersebut. Kesadaran terhadap emosi yang kamu rasakan tidak akan membuatmu hanyut di dalamnya. Ketika kamu kesal, sadarilah kekesalanmu. Ketika kamu marah, sadarilah kemarahanmu.
3. Bagaimana mengatasi emosi negatif yang kuat? Bertemanlah dengannya!

Memang cukup sulit untuk mengendalikan emosi negatif yang terlalu kuat, semakin kamu berupaya untuk mengendalikannya, emosi tersebut akan semakin tidak tenang dan muncul kembali. Bahkan saat mencoba mengendalikannya, mungkin kamu hanya menekannya dan itu akan hadir kembali nanti. Lalu apa yang harus kamu lakukan?
Haemin Sumin memberikan jawaban sederhana pada pertanyaan tersebut. Apa yang bisa kamu lakukan adalah memisahkan energi negatif tersebut dari label linguistik seperti 'kemarahan' atau 'kebencian' dan tunggulah dengan tenang hingga energi tersebut berubah menjadi hal lain.
Hal terpenting adalah tidak bergantung pada label dari energi negatif itu. Ketika kamu melepaskan label tersebut, kamu akan memahami bahwa emosi negatif tersebut hanyalah sementara.
Alih-alih tenggelam dalam emosi negatif itu, kamu hanya perlu mengamatinya dari luar. Kamu merasakan bagaimana perubahan energinya dengan penuh perhatian. Kamu tidak mengabaikannya, kamu memahaminya dan merasakannya. Kemudian kamu menyadari bahwa emosi negatif tersebut bukanlah realitas tetap, itu secara alami menyatu dalam ruang kesadaranmu.
Ingatlah bahwa kamu bukanlah perasaan itu atau cerita-cerita yang ada dipikiranmu. Anggaplah dirimu sebagai keheningan luas yang menyadari kehadiran dan lenyapnya perasaan itu.
Tiga pesan tersebut adalah bagian kecil dari buku yang Haemin Sumin tulis. Kamu bisa mendapatkan pesan-pesan lainnya yang berhubungan dengan kehidupanmu dan bahkan kondisi yang kamu hadapi saat ini.