3 Sikap Normal yang Kerap Disalahartikan, Relate?

Masyarakat yang kental dengan budaya timur terkenal akan keramahannya yang menghangatkan hati. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap bahwa salah satu wujud dari keramahan itu adalah berbasa-basi. Harus diakui bahwa cara bertutur kata semacam itu memang terkesan sangat sopan karena seseorang akan melembutkan suaranya, menggunakan diksi yang halus, serta tidak lupa memberikan senyum paling manis hanya untuk menyampaikan maksud hatinya.

Nah, adanya pemikiran yang menganggap basa-basi itu sopan menjadikan orang yang terbiasa to the point terkadang mendapatkan stigma negatif. Mereka dianggap tidak menghormati orang lain, terlebih bila memang ada bawaan nada bicara yang sedikit tinggi. Padahal, tidak senang berbasa-basi merupakan sikap yang normal dan seharusnya tidak dijadikan sebagai suatu permasalahan.

Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, seseorang memang terkadang perlu sedikit “berkorban” demi menolong orang yang membutuhkan. Salah satu bentuk tindakan tersebut adalah meminjamkan sesuatu, entah itu barang atau uang, kepada siapa pun yang sedang membutuhkan. Namun, tentu saja pilihan untuk menolak memberikan pinjaman bukanlah suatu kesalahan karena ini merupakan hak pribadi.

Sayangnya, terkadang seseorang yang menolak untuk meminjamkan sesuatu kepada orang lain dianggap sebagai sosok yang pelit, apa lagi bila orang itu memang hidup berkecukupan. Namun, label seperti ini sebaiknya tidak disematkan kepada siapa pun yang tidak berkenan memberikan pinjaman. Tentu ada alasan tertentu mengapa dia melakukan hal tersebut. Bisa saja dia pernah punya pengalaman buruk dan tidak ingin kejadian serupa terulang kembali.

Ketika ada orang yang berutang kepada orang lain, biasanya dia akan berjanji untuk mengembalikannya dalam tempo tertentu. Jika melanggar kesepakatan, sudah menjadi hak dari pihak yang meminjamkan uang untuk menagihnya. Tentu saja, sebaiknya semua dilakukan dengan cara yang baik bila memungkinkan.

Namun, tidak jarang orang yang menagih uangnya sendiri kepada orang lain malah dinilai tidak sopan. Anehnya, anggapan itu bisa muncul dari orang yang ditagih, di mana seharusnya dia memiliki kesadaran penuh untuk mengembalikan pinjaman di waktu yang disepakati. Kalau begini caranya, semua orang bisa rugi dan akan menyesal telah melakukan kebaikan, bukan?

Mulai sekarang, perbaiki penilaianmu terhadap sikap-sikap yang ditunjukkan setiap orang. Selama itu wajar, meski ditampilkan dengan cara yang sedikit berbeda jangan menganggapnya tidak sopan. Sebaliknya, biasakan dirimu dengan hal-hal seperti itu dan jadikan sebagai sesuatu yang memperkaya warna kehidupan, ya!