3 Tanda Daddy Issue yang Mungkin Kamu Alami Tanpa Sadar

15 Jun 2023, 21:19 WIB

ilustrasi daddy issue (unsplash.com/Limor Zellermayer)

Daddy issue adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan masalah psikologis yang muncul akibat hubungan yang tidak sehat, tidak ada, atau bermasalah dengan ayah atau sosok ayah. Istilah ini bukanlah istilah klinis atau medis dan tidak diakui secara resmi oleh psikolog atau psikiater. Namun, istilah ini sering digunakan dalam konteks psikologi Freudian untuk menjelaskan berbagai perilaku dan sikap yang dipengaruhi oleh hubungan dengan ayah.

Daddy issue dapat memengaruhi siapa saja, baik pria maupun wanita, karena pada dasarnya merupakan masalah keterikatan yang berkaitan dengan kebutuhan akan kasih sayang, penghargaan, dan keamanan dari orang tua.

Namun, istilah ini sering digunakan secara negatif dan merendahkan untuk menggambarkan wanita yang memiliki masalah dalam hubungan romantis dan interpersonal dengan pria. Berikut adalah beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa kamu memiliki daddy issue.

1. Hanya tertarik pada pria yang lebih tua atau pengganti sosok ayah

ilustrasi pria dewasa (unsplash.com/Rana Sawalha)

Salah satu tanda daddy issue adalah hanya tertarik pada pria yang lebih tua atau memiliki karakteristik yang mirip dengan sosok ayah. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kamu mencari pengganti ayah yang tidak pernah ada atau tidak memenuhi harapanmu saat kamu masih kecil. Kamu mungkin merasa bahwa pria yang lebih tua atau lebih dewasa dapat memberimu perlindungan, kestabilan, dan kematangan yang tidak kamu dapatkan dari ayahmu.

Namun, hal ini juga dapat menimbulkan masalah dalam hubunganmu, seperti ketidakseimbangan kekuasaan, ketergantungan emosional, atau konflik nilai dan gaya hidup. Kamu juga mungkin mengabaikan pria yang seumuran atau lebih muda darimu yang mungkin lebih cocok dan sehat untukmu.

2. Cemburu atau posesif terhadap pasangan

ilustrasi cemburu (pexels.com/Budgeron Bach)

Tanda lain dari daddy issue adalah cemburu atau posesif terhadap pasanganmu. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kamu memiliki gaya keterikatan yang cemas , yaitu ketika kamu merasa tidak aman dan takut ditinggalkan atau ditolak oleh orang yang kamu cintai. Gaya keterikatan ini dapat berkembang jika ayahmu tidak konsisten, tidak peduli, atau tidak memberimu perhatian dan dukungan yang cukup saat kamu masih kecil.

Akibatnya, kamu mungkin menjadi terlalu membutuhkan pasanganmu untuk memberimu validasi dan kepastian bahwa dia mencintaimu dan tidak akan meninggalkanmu. Kamu juga mungkin menjadi terlalu kontrol, menuntut, atau mengawasi setiap gerak-gerik pasanganmu untuk menghindari kemungkinan perselingkuhan atau pengkhianatan. Hal ini tentu saja dapat merusak hubunganmu dan membuat pasanganmu merasa terbebani atau terkekang.

3. Tidak mencintai diri sendiri dan tidak memiliki batasan.

ilustrasi membenci diri sendiri (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Tanda ketiga dari daddy issue adalah tidak mencintai diri sendiri dan tidak memiliki batasan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kamu memiliki harga diri yang rendah dan tidak percaya pada kemampuan dan nilai dirimu sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh ayahmu yang tidak memberimu kasih sayang, pujian, atau pengakuan yang kamu butuhkan saat kamu masih kecil. Kamu mungkin merasa bahwa kamu tidak pantas dicintai atau dihargai oleh orang lain.

Akibatnya, kamu mungkin menjadi terlalu pasif, penurut, atau mengorbankan dirimu sendiri demi menyenangkan pasanganmu atau orang lain. Kamu juga mungkin tidak bisa mengatakan tidak, menetapkan batasan, atau melindungi hak-hak dan kepentinganmu sendiri. Hal ini dapat membuatmu rentan terhadap eksploitasi, penyalahgunaan, atau manipulasi oleh orang lain yang tidak memiliki niat baik terhadapmu.

Daddy issue adalah masalah yang serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan hubunganmu. Namun, kamu tidak perlu merasa putus asa atau terjebak dalam masalah ini. Dengan bantuan profesional dan dukungan diri sendiri dan orang lain, kamu dapat mengatasi daddy issue dan menjalani hidup yang lebih bahagia dan sehat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.