Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kebiasaan Kecil yang Sering Jadi Pemicu Perfeksionisme Tanpa Sadar

ilustrasi multitasking
ilustrasi multitasking (pexels.com/Mike Jones)
Intinya sih...
  • Menunda pekerjaan karena ingin menunggu waktu yang tepat.
  • Mengulang-ulang pekerjaan yang sebenarnya sudah cukup baik.
  • Selalu merasa bersalah saat meluangkan waktu untuk istirahat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perfeksionisme memang terlihat sebagai sesuatu yang positif. Sifat inilah yang akan mendorongmu bekerja keras untuk memberikan hasil terbaik. Namun, jarang yang menyadari bahwasanya perfeksionisme yang berlebihan akan menyebabkan seseorang kelelahan secara mental.

Sayangnya mereka tidak sadar bahwa sifat perfeksionisme ini dapat justru dapat muncul melalui kebiasaan sehari-hari. Kamu sering mengira bahwa hal tersebut sebuah tanggung jawab, padahal itu adalah bentuk tekanan tersembunyi. Berikut adalah empat kebiasaan sehari-hari yang tanpa sabar menjebakmu dalam perfeksionisme. Yuk simak!

1. Sering kali menunda karena ingin menunggu siap terlebih dahulu

ilustrasi wanita merasa stres
ilustrasi wanita merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kamu menyadari, kesempurnaan hanyalah ilusi yang sering kita ciptakan sendiri. Kamu tidak berani untuk memulai bukan karena tidak mampu, namun karena terlalu sibuk menunggu waktu yang tepat itu datang. Padahal, di sinilah kamu akhirnya menunda karena rasa takut akan kegagalan atau takut dilihat banyak orang saat belum bisa maksimal.

Mungkin kamu sering melupakan bahwa manusia tidak akan pernah benar-benar merasa cukup siap untuk memulai semuanya. Maka ubahlah niatmu untuk mencoba dahulu terlepas apapun hasil akhirnya nanti. Karena terkadang keberanian untuk memulai dalam kondisimu sekarang adalah langkah berharga dalam memulai perjalanan yang sebenarnya.

2. Mengulang-ulang pekerjaan yang sebenarnya sudah cukup baik

ilustrasi wanita pusing dengan tekanan kerja
ilustrasi wanita pusing dengan tekanan kerja (pexels.com/Anna Shvets)

Perfeksionisme sering kali hadir dengan menyamar sebagai niat baik agar hasil akhirnya lebih sempurna. Mengulang kembali pekerjaan yang sebenarnya sudah selesai merupakan salah satu bentuk kontrol yang jarang kita sadari. Merasa belum cukup bagus, terlihat ada yang kurang, atau berpikir masih bisa dibuat lebih baik lagi adalah suara yang tidak pernah benar-benar puas jika kamu ikuti.

Jika terlalu sibuk menurutinya, maka proyek kecil pun akan menjadi melelahkan karena kamu tidak pernah memberi uang untuk merasa cukup. Memeriksa ulang pekerjaan memang hal yang baik, tapi cobalah untuk cek sewajarnya saja. Tidak semua hal harus terus-menerus diperbaiki, karena kamu berhak bangga atas hasil usaha mu sendiri meskipun tidak sempurna.

3. Selalu merasa bersalah saat meluangkan waktu untuk istirahat

ilustrasi wanita sedang beristirahat dari pekerjaannya
ilustrasi wanita sedang beristirahat dari pekerjaannya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Istirahat bukanlah bentuk kemalasan, karena produktivitas adalah sesuatu yang harus berjalan seiring dengan jeda istirahat. Tubuh dan pikiranmu selalu butuh ruang untuk bernapas. Istirahat selalu dibutuhkan agar energi lebih pulih dan semangat mulai tumbuh.

Kamu boleh beristirahat tanpa harus merasa bersalah karena tidak produktif. Nilai dirimu tidak terletak pada seberapa kamu sibuk hari ini. Istirahat adalah salah satu bentuk tanggung jawab agar kamu mampu mengontrol semuanya dengan sadar. Belajarlah memberi izin pada dirimu untuk istirahat sebagai tanda mencintai diri sendiri tidak hanya menuntut tanpa henti.

4. Mengukur diri berdasarkan produktivitas atau hasil akhir yang bisa kamu selesaikan

ilustrasi wanita sedang merasa lelah bekerja
ilustrasi wanita sedang merasa lelah bekerja (pexels.com/Kaboompics.com)

Kamu tidak bisa mengukur diri hanya berdasarkan hasil akhir yang dapat kamu selesaikan. Tidak harus menjadi produktif setiap hari, karena tidak semua proses bisa langsung memberi hasil. Merasa cukup dapat diupayakan meskipun kamu mengisi hari-hari tersebut dengan hal-hal sederhana.

Kamu selalu butuh hari-hari yang kosong untuk tetap bertahan serta mengisinya dengan istirahat. Tidak ada yang sia-sia jika kamu melakukannya dengan tulus untuk memulihkan diri sendiri. Sebab hari yang kosong bukanlah musuh produktivitas, namun ia hanya wadah istirahat, karena tanpanya kamu tidak bisa bergerak maju.

Perfeksionisme dapat menjadi jebakan yang melelahkan jika kamu tidak mampu mengontrolnya dengan baik. Kamu akan terlalu sibuk untuk mengejar kesempurnaan yang tidak pernah ada habisnya. Maka hargailah setiap proses meski kecil apapun itu. Hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa kamu sedang bertumbuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Terhindar dari Jebakan Narasi Buzzer di Media Sosial

06 Sep 2025, 20:28 WIBLife