4 Konsekuensi Jika Tugas Rumah Gak Dibagi Rata antara Kakak dan Adik

Keseimbangan dalam rumah tangga adalah kunci terciptanya lingkungan keluarga harmonis sejahtera. Salah satu upayanya adalah dengan membagi tugas-tugasnya secara rata. Namun, terkadang pembagian tugas ini gak berjalan sesuai porsinya. Ada yang terlalu santai, satu pihak sangat terbebani.
Ketidakadilan dalam hal ini memiliki dampak signifikan, baik bagi hubungan di antara anggota keluarga hingga kesejahteraan bersama. Berikut empat konsekuensi jika tugas di rumah gak dibagi secara rata antara kakak dan adik.
1.Akan ada yang merasa gak dihargai

Konsekuensi dari ketidaksetaraan dalam pembagian tugas di rumah, tentu membuat pihak-pihak tertentu merasa dirinya gak dihargai. Ketika ada yang harus menanggung beban lebih besar dari tugas-tugasnya, sementara anggota keluarga lain kurang berkontribusi, dapat memunculkan perasaan iri, sakit hati hingga frustrasi.
Ini bisa menghilangkan motivasi untuk berpartisipasi menjaga keharmonisan keluarga, terlebih lagi jika ada yang berlebihan mendapat pujian, dan ada yang diabaikan. Tentu akan jadi mengganggu keseimbangan emosionalnya, serta merusak hubungan.
2.Satu pihak jadi kurang bertanggung jawab terhadap rumah

Ketika seseorang merasa dirinya gak bertanggung jawab atas jenis tugas tertentu, dia cenderung gak peduli terhadap keadaan dalam rumah tangga. Bisa perihal kondisi rumahnya, serta empati terhadap orangtua maupun saudaranya. Ini akan menurunkan kualitas hidupnya, sekaligus bangunan keluarga secara utuh.
Misalnya, jika anak kedua gak merasa bertanggung jawab atas kebersihan rumah, dia akan menyalahkan kakaknya jika rumah kotor dan berantakan, sekalipun dia yang membuat ulah. Ini berdampak negatif pada dirinya saat dewasa, dan kurang baik juga untuk kakaknya karena kurang diperhatikan orangtua.
3.Akan sering terjadi pertengkaran

Meski, ada perbedaan usia antara kakak adik, bukan berarti tugas-tugas harus semuanya dikerjakan oleh salah satunya. Tetap perlu pembagian yang adil sesuai usia dan kemampuannya. Jika orangtua terlalu memanjakan salah satu, maka akan ada yang merasa marah dan lelah, hingga ini kerap menjadi penyebab pertengkaran.
Mereka juga akan saling menyudutkan, mulai mengkritik saudaranya hingga orangtuanya yang pilih kasih. Ini menciptakan ketegangan dan bisa berujung konflik bersama jika terus didiamkan. Padahal seharusnya, hubungan keluarga didasarkan pada sikap saling pengertian dan kerja sama. Artinya, sangat penting ada kesetaraan.
4.Pihak yang terlalu berat, mulai malas kalau diajak kumpul keluarga

Karena sudah merasa gak dihargai, selalu diberi pekerjaan rumah tangga melebihi porsinya, maka pihak yang keberatan, akan malas kalau ada acara berkumpul keluarga. Suasananya sudah gak happy, dia lebih memilih pergi sendiri atau bersama teman-temannya di luar rumah.
Kondisi ini bisa menurunkan koneksi antara keluarga, perkembangan anak-anak pun terganggu karena salah satu merasa kurang disayang orangtuanya. Jika anak lebih betah di luar rumah, pemantauannya bisa sulit. Ini bisa membahayakannya kalau sampai salah pergaulan.
Membangun kehidupan rumah tangga bersama pasangan dan anak-anak, tetap perlu kesetaraan. Ketidakadilan pembagian tugas antara kakak dan adik bisa berdampak serius pada tumbuh kembangnya, sekaligus hubungan keluarga secara utuh.
Dari beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi jika tugas-tugas rumah gak dijalankan secara rata tadi, bisa menjadi bahan evaluasi bagi orangtua untuk belajar bijaksana menimbang dan membagi tugas harian di rumah kepada anak-anaknya. Kakak dan adik tetap punya peran seimbang sesuai usia dan kemampuannya. Jangan terlalu memanjakan salah satu, ini juga demi masa depan mereka dan keharmonisan keluarga.