5 Alasan Hargai Teman yang Berusaha Melawak, Gak Mudah!

Temanmu bukan pelawak profesional. Namun ia sudah berusaha buat melucu. Meski lawakannya bikin kamu mikir agak lama dan setelah mengerti maksudnya pun tetap kurang lucu, hargai teman kamu yang sudah berusaha, ya!
Caranya dengan tetap ikut tertawa, tapi jangan berlebihan. Gak usah terlalu jujur kalau kamu sebenarnya tidak memahami candaannya. Itu bisa bikin dia malu dan sedih. Biar lebih jelas, baca dulu lima alasan lawakan teman kudu tetap diapresiasi.
1. Melawak memang gak mudah
Kenapa melawak gak gampang? Sebab seseorang yang melucu tidak dapat memastikan selera humor orang lain. Sesuatu yang menurutnya sudah sangat lucu, bagi pendengarnya boleh jadi biasa saja. Atau malah leluconnya bikin kening mereka berkerut.
Tambah banyak audiensnya, tambah sulit memetakan kepekaan mereka akan humor. Sangat wajar apabila dari sekian banyak orang ada yang tertawa sampai terpingkal-pingkal, cuma tersenyum, atau malah hanya memandangi seseorang yang melawak.
2. Gagal melawak asli bikin malu
Seseorang tidak akan cukup peka tentang kegagalannya melucu apabila orang-orang di sekitarnya tetap mengapresiasi usahanya. Tawa pendengar yang kurang spontan memang mengindikasikan lawakannya kurang gokil. Akan tetapi dia tidak gagal total.
Sebaliknya bila kamu gak berusaha menghargai usahanya melucu, temanmu pasti malu abis. Raut wajahmu yang justru kelewat serius akan membuatnya seketika bingung harus berbuat apa. Apalagi kalau dengan ketus kamu tega bilang, "Gak lucu tuh."
3. Toh, tujuannya baik yaitu menghiburmu atau mencairkan suasana
Terkadang cara paling mudah untuk mampu mengapresiasi orang lain adalah dengan menggarisbawahi niat baiknya. Terlepas dari tindakannya berhasil atau tidak, terpenting niatnya sudah mulia. Termasuk maksud baik kawan yang ingin menghiburmu dengan lawakannya.
Atau, dia berusaha mencairkan suasana pertemuan yang serba canggung. Tawamu atas candaannya akan membantu mencairkan kebekuan. Bila kamu bersikap dingin apalagi meremehkan lawakannya, suasana bakal tambah kaku dan dia gak punya ide lagi.
4. Selama lawakannya tak menyakiti hati siapa pun patut diapresiasi
Lucunya memang belum maksimal. Namun secara etika dalam bercanda, temanmu telah berhasil membawakan humor yang ramah untuk semua orang. Dia tak melucu dengan menghina siapa pun.
Gaya melawak seperti ini sulit, lho. Sebelumnya ia mesti punya sifat dasar sangat mampu menghargai semua orang. Dia gak boleh lepas kontrol, padahal melawak memerlukan spontanitas.
5. Jangan-jangan bukan dia yang gak lucu melainkan selera humormu kurang
Kalau kamu sulit tertawa oleh berbagai lelucon yang dilontarkan orang-orang, waspadai. Sepertinya bukan lawakan mereka yang payah, melainkan sense of humor-mu memang kurang. Bagaimana cara untuk meningkatkannya?
Belajarlah menikmati lawakan-lawakan itu. Buat dirimu lebih rileks dan pegang aturan sederhana. Yaitu, bila orang lain tertawa berarti kamu juga perlu tertawa meski tidak sekencang mereka. Tentu dengan catatan lawakannya gak menyangkut SARA atau bullying. Lama-lama kamu akan lebih mudah menikmati candaan orang.
Dalam setiap kelompok manusia dibutuhkan sekurang-kurangnya satu orang yang mampu melawak. Kalau gak ada seorang komedian pun di lingkaran pertemananmu, interaksi kalian jadi kaku sekali. Berbagai konflik pun lebih mudah timbul cuma karena kalian jarang tertawa dan terlampau serius.