Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Membaca Ulang Buku Lama Dapat Memberi Manfaat Terapi

ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (pexels.com/SHVETS production)

Membaca ulang buku lama sering kali dianggap sebagai hal yang tidak produktif karena kita sudah tahu jalan ceritanya. Namun, bagi sebagian orang, kegiatan ini justru memberi rasa tenang dan nyaman. Ada sesuatu yang menenangkan saat mengenali kembali kisah dan karakter yang pernah menemani kita di masa lalu.

Buku lama bisa menjadi bentuk terapi sederhana bagi pikiran yang sedang lelah. Saat dunia terasa terlalu bising, kembali ke buku yang sudah kita kenal membantu menenangkan emosi dan menata ulang perasaan. Berikut lima alasan membaca ulang buku lama dapat memberi manfaat terapi bagi kita.

1. Memberi rasa aman dan kenyamanan secara emosional

ilustrasi membaca buku sebagai self care
ilustrasi membaca buku sebagai self care (pexels.com/Los Muertos Crew)

Saat kita membaca buku lama, otak sudah mengetahui bagaimana cerita akan berakhir. Hal ini membuat kita tidak lagi merasa tegang atau cemas terhadap alur yang tidak pasti. Kita bisa menikmati setiap halamannya dengan lebih rileks karena tidak ada kejutan yang perlu diantisipasi.

Sensasi familiar itu menciptakan rasa aman yang menenangkan, seperti pulang ke rumah setelah hari yang melelahkan. Buku lama menjadi tempat perlindungan emosional, di mana kita bisa beristirahat dari tekanan hidup sehari-hari. Melalui pengalaman itu, kita seolah mengingatkan diri bahwa kenyamanan masih bisa ditemukan di hal-hal sederhana.

2. Mengembalikan fokus pada detail yang terlewat

ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (pexels.com/George Milton)

Ketika membaca buku untuk pertama kali, perhatian kita biasanya terfokus pada alur utama. Namun, saat membaca ulang, pikiran menjadi lebih bebas untuk memperhatikan detail yang dulu terlewat, seperti deskripsi kecil, pilihan kata, atau dialog yang bermakna. Sehingga kita bisa belajar menikmati keindahan cerita dengan lebih mendalam.

Proses ini melatih kita untuk lebih hadir pada momen yang sedang dijalani. Membaca ulang menjadi latihan mindfulness yang menyenangkan, karena kita diajak untuk memerhatikan hal-hal kecil dengan penuh kesadaran. Dari sini, kita belajar bahwa kedamaian sering muncul dari kemampuan untuk memperhatikan secara detail.

3. Membantu mengukur perubahan diri sendiri

ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Karola G)

Membaca ulang buku lama di usia berbeda sering kali memberikan pengalaman yang baru. Cara kita menafsirkan karakter, memahami konflik, atau menilai keputusan dalam cerita bisa berubah seiring pertumbuhan pribadi. Buku yang dulu terasa sederhana mungkin kini terasa lebih dalam dan bermakna.

Perubahan cara pandang ini menjadi cermin perjalanan hidup kita. Melalui kisah yang sama, kita dapat melihat sejauh mana diri sendiri telah berkembang. Membaca ulang menjadi terapi reflektif yang membantu kita mengenali pertumbuhan batin dan menghargai proses yang telah dilalui.

4. Membawa kembali kenangan manis masa lalu

ilustrasi memperoleh manfaat optimal dari membaca
ilustrasi memperoleh manfaat optimal dari membaca (pexels.com/Los Muertos Crew)

Setiap buku lama biasanya menyimpan kenangan tertentu, misalnya tentang masa remaja atau waktu liburan, atau momen lainnya. Ketika membacanya kembali, kita seperti membuka pintu menuju masa lalu dan bertemu versi diri yang lebih muda. Hal tersebut dapat menciptakan perasaan nostalgia yang hangat dan menenangkan.

Kenangan yang muncul bukan sekadar romantisasi masa lalu, melainkan pengingat akan perjalanan hidup yang telah ditempuh. Nostalgia bisa menjadi terapi emosional yang sehat, karena membantu kita merasa terhubung dengan diri sendiri dari masa lalu. Melalui buku lama, kita bisa merasakan kembali keindahan sederhana yang pernah membuat kita bahagia.

5. Menguatkan pesan positif dari cerita

ilustrasi fokus membaca buku
ilustrasi fokus membaca buku (pexels.com/MART PRODUCTION)

Buku dengan pesan moral atau akhir yang menggembirakan bisa memberikan efek penegasan positif saat dibaca ulang. Ketika kita menghadapi masa sulit, membaca kembali kisah yang penuh harapan dapat menjadi pengingat bahwa kesulitan akan berlalu, seperti yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Hal ini tentu memperkuat semangat dan optimisme dalam diri.

Membaca ulang dengan tujuan menemukan kembali pesan positif membuat pengalaman membaca terasa lebih dalam. Kita tidak hanya menikmati alur cerita, tetapi juga menyerap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, buku lama menjadi sumber energi positif yang membantu kita bertahan di tengah tekanan hidup.

Membaca ulang buku lama bukan sekadar aktivitas santai, tetapi juga cara merawat kesehatan emosional. Di balik setiap halaman yang familiar, ada makna baru yang bisa kita temukan kembali. Buku-buku lama mengingatkan kita bahwa penyembuhan tidak selalu datang dari hal baru, melainkan dari sesuatu yang telah lama kita cintai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tantangan Co-Parenting yang Wajib Kamu Antisipasi, Agar Tetap Sehat!

05 Des 2025, 09:15 WIBLife