5 Buku Self-Help Best Seller tentang Gaya Hidup ala Jepang

Ikigai merupakan sebuah istilah yang memiliki arti 'alasan untuk hidup'. Kedua penulis dari buku ini melakukan wawancara kepada 100 orang lansia yang tinggal di gugusan Pulau Ryukyu di Okinawa. Sebelumnya, gugusan pulau tersebut memiliki tingkat ekspektasi dan kepuasan hidup tertinggi di Jepang.

Hasilnya, mereka menyimpulkan terdapat tiga rahasia untuk memiliki hidup yang panjang dan memuaskan. Pertama, memiliki sesuatu untuk dilakukan seperti pekerjaan. Kedua, memiliki sesuatu yang dicintai, bisa berarti keluarga, persahabatan, atau hobi. Ketiga, memiliki sesuatu yang diharapkan di masa depan. 

Buku ini dilengkapi dengan pendekatan sehari-hari, tips, dan diagram yang dapat memudahkan pembaca mengaplikasikan konsep Ikigai ini. Buku yang awalnya ditulis dalam Bahasa Spanyol ini telah meraih kesuksesan internasional dengan 1,5 juta kopi penjualan dan menjadi tren di antara kaum urban modern.

Tidak dapat dimungkiri bahwa The Life-Changing Magic of Tidying Up karya Marie Kondo telah menjadi representasi buku self-help asal Jepang. Buku yang telah terjual sekitar 5 juta kopi di seluruh dunia ini merupakan buku bacaan wajib bagi mereka yang ingin mengadopsi gaya hidup minimalis. Selain itu, sang penulis juga sering diundang untuk tampil di talkshow, wawancara, dan bahkan memiliki serialnya sendiri di Netflix.

Buku ini memberi arahan dan cara berbenah rumah dengan baik dan benar. Dimulai dari membuang barang-barang yang tidak diperlukan, membersihkan, dan mengkategorikannya sesuai dengan jenis dan fungsi dari barang-barang tersebut. Selain baju, buku, dan pernak-pernik, buku ini juga memberi tips untuk merapikan file komputer dan surat-surat penting.

Serupa dengan The Life-Changing Magic of Tidying Up, buku ini juga memberi tips-tips dan cara untuk mengadopsi gaya hidup minimalis. Bedanya, buku yang dirilis pada tahun 2015 ini juga memberikan pendekatan pada hal-hal substansial sehingga pembaca memiliki hidup yang lebih ringan dan bermakna.

Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang merasa hidupnya tidak bermakna karena selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Ia kemudian menyingkirkan segala barang-barang yang ia tidak butuhkan. Hasilnya, ia merasa lebih bahagia dan percaya diri karena ia merasa lebih bersyukur dengan hal-hal yang ia miliki.

Wabi sabi merupakan sebuah konsep estetik Jepang yang mengajarkan seseorang untuk melihat keindahan dari sebuah ketidaksempurnaan, menghargai kesederhanaan, dan menerima sesuatu yang tidak bertahan lama. Ketika kaum urban di zaman modern terfokus pada hal-hal materi, terobsesi untuk terus melangkah maju, dan memiliki banyak hal, buku ini mengingatkan kita untuk bergerak melambat, menikmati keindahan alam, serta tidak terlalu memaksakan diri.

Menggunakan alegori-alegori dari konsep filosofi zen dan seni minum teh khas Jepang, nilai-nilai wabi sabi yang tidak lekang oleh waktu justru sangat cocok diterapkan oleh orang-orang modern yang terjerat pada sifat konsumtif dan gaya hidup hustling. Lewat buku ini, kamu akan lebih menghargai dan merangkul perubahan, pertambahan usia, serta ketidaksempurnaan.

Terbit pada tahun 2019, The Courage To Be Disliked juga masih membahas tentang kiat-kiat untuk mewujudkan kehidupan yang bahagia. Buku ini mengajak para pembaca untuk membebaskan diri mereka dari kejadian di masa lalu, kekhawatiran, dan ekspektasi orang lain yang menghambat mereka untuk meraih kebahagiaan.

Melalui diskusi antara seorang laki-laki paruh baya dan seorang pemuda, buku ini membahas beragam isu yang menjadi kekhawatiran banyak orang menggunakan teori psikologi Alfred Adler serta psikoanalisis Sigmund Freud dan Carl Jung. Meski baru diterbitkan tiga tahun yang lalu, buku ini sangat populer dalam skala internasional terutama di pasar Asia. Bahkan beberapa idol K-Pop terkenal seperti Jisoo BlackPink, Winwin WayV, dan Jaehyun NCT juga turut merekomendasikan buku ini, lho.

Meski memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, buku-buku self-help di atas cocok banget buat jadi daftar bacaan kamu selanjutnya. Selain itu, disebabkan setiap orang memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda, mungkin tidak semua tips dalam buku-buku di atas dapat berhasil. Kamu perlu selektif dan melakukan penyesuaian jika ingin mencoba tips atau kiat-kiat dari buku self-help di atas