5 Cara Membuka Obrolan dengan Orang Asing ala Teori Cermin Diri

Coba bayangkan, ketika kamu bercermin, lantas apa yang kamu lihat? Tentu pantulan dirimu sendiri di depan cermin, ya. Dengan begitu, teori cermin diri ini mengajak kamu untuk membayangkan bagaimana penampilan kamu di depan masyarakat pada kehidupan sosial.

Jika dalam ilmu sosiologi targetnya ialah masyarakat atau publik. Maka, dalam hal membuka obrolan dengan orang asing, ya targetmu ialah membuat orang terkait nyaman dengan penampilanmu.

Yang mana penampilan ini tak sebatas cover berupa pakaian layaknya kamu bercermin dalam definisi harfiah, ya. Melainkan lebih luas dari itu, yakni mulai dari cara bicaramu, gesture tubuhmu, ketajaman matamu, topik obrolan, dan sejenisnya.

Jadi, kalau target dari obrolan kamu dengan dia ialah membuatnya nyaman untuk bisa mencapai tujuan spesifik lainnya. Maka, penampilanmu harus dijaga dan tampil semaksimal mungkin di depannya, ya. 

Selanjutnya, setelah kamu melihat pantulan dirimu saat bercermin. Maka, kini saatnya kamu membayangkan bagaimana penilaian orang asing terkait saat berinteraksi, khususnya mengobrol dengan kamu. Apakah ia akan menilai bahwa kamu layak menjadi teman mengobrolnya? Ataukah justru sebaliknya.

Apakah membayangkan penilaiannya atas penampilanmu itu penting? Jawabannya iya. Sesederhana dengan ketajaman mata, ketika kamu menampilkan sosok itu di depan orang dengan jarang berinteraksi dengan dunia luar. Tentu, hal tersebut teramat sangat menganggu hingga membuatnya tidak nyaman, lho.

Secara lebih kompleks, kamu perlu memahami bagaimana penampilan orang asing yang akan berinteraksi dengan kamu. Apa tujuannya? Yakni, supaya kamu bisa mengenal bagaimana karakternya. Sehingga, ketika sedang berinteraksi kamu tidak bersikap maupun bertindak yang di luar batasannya.

Misalnya saja, dari cara bicaranya menunjukkan tingkat gengsinya yang tinggi. Maka, ia akan nyaman ketika kamu menyanjungnya, mulai dari penampilan hingga berbagai pencapaiannya. Pun sebaliknya, jangan sampai kamu memancing emosionalnya karena kamu menyingkirkan harga dirinya, ya.

Nah, setelah kamu mengetahui bagaimana karakter orang asing yang berinteraksi dengan kamu. Maka, kini saatnya untuk kamu memberikan penilaian terkait bagaimana eksekusinya. Yakni, aksi apa yang seharusnya kamu lakukan untuk bisa memenangkan hatinya.

Seperti ketika orang asing tersebut memiliki gengsi yang tinggi. Maka, kamu bisa membuat skenario terkait topik obrolan yang seperti apa yang membuatnya nyaman, tersanjung, dan tidak tersinggung. Jadi, pada momen penilaian ini menjadi aksi nyata untuk kamu menentukan startegi obrolan yang tepat dengan orang asing berdasar analisis karakter yang sudah kamu lakukan.

Puncaknya, supaya mengobrol jadi menarik dan asyik, maka sifatnya harus dua arah, nih. Dengan begitu, sebisa mungkin kamu harus mencari topik obrolan yang sama-sama kalian kuasai. Jadi, bukan cuma kamu yang paham, bukan juga cuma dia yang paham.

Dengan kata lain, ketika topik obrolan yang disukai oleh rekan ngobrolmu ialah hal yang belum kamu ketahui. Maka, kamu harus mencari tahu, mempelajari, hingga memahaminya. Hal tersebut supaya obrolanmu dengan orang asing bisa mengalir lancar dan meminimalisir munculnya rasa canggung di antara kalian.

Pada akhirnya, meski kamu sudah mempersiapkan diri dengan teori cermin diri supaya bisa memiliki penampilan yang memukau di depan orang asing. Namun, bukan artinya kamu jadi berlebihan hingga menjadi orang lain sepenuhnya. Hati-hati, hal tersebut justru menampakkan sisi dirimu yang tidak natural dan terkesan dibuat-buat, lho. Jadi, bersikap dan bertingkah yang sewajarnya saja, ya!