Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan menulis (freepik.com/freepik)

Punya jurnal tapi isinya cuma curhat dan to-do list yang gak pernah selesai? Mungkin sekarang saatnya mengubah halaman jurnalmu jadi ruang afirmasi yang menguatkan, bukan sekadar tempat melampiaskan keluh kesah. Karena percaya atau gak, kata-kata yang kamu tulis bisa jadi doa paling ampuh kalau diarahkan dengan niat yang jelas.

Afirmasi positif gak cuma bikin hati lebih tenang, tapi juga membentuk cara pandang baru yang lebih suportif ke diri sendiri. Menulisnya di jurnal bikin efeknya lebih terasa karena kamu melihat, membaca, dan merasakannya sekaligus. Yuk, simak lima cara simpel buat mengintegrasikan afirmasi dalam jurnal harian kamu!


1. Sisihkan satu halaman khusus afirmasi setiap hari

ilustrasi perempuan menulis (freepik.com/pressfoto)

Gak harus panjang atau puitis, cukup tulis kalimat afirmatif yang kamu butuhkan hari itu. Misalnya: “Aku cukup”, “Aku mampu”, atau “Aku pantas mendapatkan kebahagiaan.” Menulis afirmasi setiap pagi bisa bantu mengatur ulang suasana hati sebelum mulai beraktivitas.

Halaman khusus ini jadi pengingat bahwa kamu punya ruang aman di dalam dirimu sendiri. Semakin sering ditulis, afirmasi akan semakin tertanam kuat di pikiran bawah sadar. Dan ingat, tulisanmu bukan sekadar kata, tapi bentuk kasih sayang untuk diri sendiri.

2. Tulis afirmasi dalam bentuk kalimat aktif dan masa kini

ilustrasi orang menulis (freepik.com/freepik)

Banyak orang menulis afirmasi dengan nada berharap, padahal lebih baik gunakan present tense seperti “Aku sedang bertumbuh” daripada “Aku akan berkembang.” Kalimat aktif memberi kesan bahwa prosesnya sudah terjadi dan kamu sedang menjalaninya. Ini penting supaya otak menangkapnya sebagai kenyataan, bukan harapan kosong.

Tulisan yang memakai masa kini menciptakan resonansi yang lebih kuat dalam hati. Kata-kata seperti itu menegaskan posisi kamu di sini dan sekarang, bukan di masa depan yang belum pasti. Kamu akan lebih mudah percaya pada afirmasi kalau kamu mengalaminya sebagai now, bukan someday.

3. Selipkan afirmasi setelah sesi refleksi atau curhat

ilustrasi perempuan menulis (freepik.com/prostooleh)

Boleh banget kok menulis keluhan atau perasaan sulit di jurnal, tapi tutuplah dengan afirmasi sebagai bentuk closure. Setelah menuliskan emosi negatif, lanjutkan dengan kalimat positif yang bisa menyeimbangkan. Contohnya: “Aku sedih hari ini, tapi aku tetap layak dicintai.”

Cara ini bikin jurnalmu gak jadi ruang yang menguras energi, tapi malah mengisi ulang kekuatan. Afirmasi setelah curhat ibarat pelukan yang kamu berikan ke diri sendiri. Jadi setiap kamu menutup halaman jurnal, kamu gak cuma lebih jujur, tapi juga lebih utuh.

4. Gunakan afirmasi sebagai pengingat sebelum menulis tujuan harian

ilustrasi perempuan menulis (freepik.com/senivpetro)

Sebelum membuat daftar pekerjaan atau target harian, tuliskan satu afirmasi yang bisa jadi anchor sepanjang hari. Misalnya: “Aku fokus dan damai dalam segala situasi” atau “Aku bekerja dengan tenang dan penuh makna.” Ini bikin aktivitasmu terasa lebih terarah dan mindful.

Dengan afirmasi di awal, to-do list-mu gak cuma sekumpulan tugas, tapi juga jadi proses bertumbuh yang kamu jalani dengan sadar. Kamu jadi gak sekadar mengerjakan, tapi juga menghayati. Energi produktifmu pun lebih stabil dan gak cepat habis.

5. Tempel kutipan afirmasi favorit di halaman jurnal yang sering kamu buka

ilustrasi perempuan menulis (freepik.com/freepik)

Kalau kamu punya kutipan yang menguatkan atau afirmasi favorit, tulis besar-besar dan tempel di bagian jurnal yang sering kamu buka. Bisa di awal minggu, sampul, atau halaman tengah. Ini bisa jadi semacam visual cue yang bikin kamu tetap terhubung dengan niat positifmu.

Setiap kali kamu merasa down atau kehilangan arah, kutipan itu bisa jadi pengingat cepat bahwa kamu sedang berproses. Jangan anggap remeh efek dari satu kalimat yang konsisten kamu lihat dan yakini. Karena words become beliefs, beliefs become action.

Mengintegrasikan afirmasi ke jurnal harian bukan soal estetika atau tren healing semata, tapi bentuk nyata mencintai diri lewat tulisan. Dengan konsistensi, afirmasi bisa berubah jadi pondasi mental yang kokoh. Jadi, jangan tunggu mood dulu! Mulai aja dulu, karena setiap kata yang kamu tulis punya daya untuk mengubah harimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team