5 Cara Meredam Perilaku Agresif Lawan Bicaramu, Jangan Ikutan Emosi

Seringkali, perilaku agresif muncul untuk memperlihatkan reaksi alami terhadap peristiwa internal atau eksternal. Biasanya, perilaku ini timbul karena adanya perasaan emosi yang berlebihan dan cenderung diikuti tindakan agresif.
Kamu bisa melihat seseorang yang akan menujukkan perilaku agresif dari tiga hal, yaitu bahasa tubuh, kata-kata yang diucapkannya, dan suaranya yang meninggi. Jika lawan bicaramu sedang berlaku agresif, coba cara ini untuk meredamnya.
1.Jangan melakukan hal yang sama dengan lawan bicaramu

Ketika kamu melihat lawan bicaramu mengangkat dagunya seperti menantangmu, tenangkanlah dirimu. Jangan melakukan hal yang sama karena hal itu dapat membuatnya semakin emosi.
Kalau kamu berhadapan dengan situasi ini, yang pertama dilakukan tenang dan jangan terpancing. Tetap fokus dan jaga agar ekspresimu netral dan rileks.
Jika lawan bicaramu masih agresif, mundur selangkah untuk memberikan ruang dan waktu baginya mengeluarkan emosinya.
2.Tunjukkan telapak tangan

Jika melihat lawan bicaramu mulai menatap tajam dengan bibir yang menutup rapat, ini menandakan dia ingin meminta penjelasan padamu. Jika bibir menutup dan maju, mengangkat alis, dan mengeraskan rahang menandakan dia benar-benar membutuhkan klarifikasimu.
Ada baiknya tahan emosimu dan tampilkan itikad baik. Tunjukkan telapak tanganmu sambil memberikan penjelasan secara perlahan. Jika dia sudah mulai tenang dan mau mendengarkan klarifikasimu, ajaklah duduk dan senang hati menjawab pertanyaannya.
3.Berdiri tegak dan angkat tanganmu

Tak jarang, lawan bicaramu ingin mengajakmu berkelahi ketika emosinya sudah memuncak. Kata-kata kasar yang menantangmu akan dia ucapkan agar kamu mau mengikuti keinginannya. Ingat guys, tidak pernah ada hal baik dari perkelahian karena emosi sesaat.
Jangan ketakutan ketika dia menantangmu berkelahi. Tetap kalem dan tegakkan tubuhmu. Bukan menandakan kamu sombong, berdiri tegak bisa menandakan bahwa kamu tidak takut. Kamu melakukannya sebagai simbol bahwa kamu tak ingin berkelahi dengannya.
Untuk menguatkan niatmu ini, kamu juga bisa mengangkat telapak tangan ke atas. Ini merupakan tanda umum jika kamu tidak mengancamnya dan tidak melawannya.
4.Berikan klarikasi dengan tenang

Ketika lawan bicaramu menyipitkan mata sambil mengeraskan rahangnya. Ini menandakan dia curiga padamu. Jika tak segera diatasi, kemungkinan untuk menyerangmu sangat besar.
Ada baiknya, bicaralah dengan perlahan saat dia mulai menyipitkan mata. Ajaklah dia tenang sesaat dan segera berikan klarifikasi. Cari tahu apa yang membuatnya curiga padamu dan berikan penjelasan untuk menghilangkan kecurigaannya padamu.
5.Mundur selangkah

Anak kecil sering kali memperlihatkan perilaku agresifnya dengan menginjakkan lantai secara kencang. Meski ini tidak memberikan dampak negatif secara langsung, namun hal ini bisa menimbulkan kebiasaan negatif pada anak jika terlalu sering terjadi.
Saat kamu melihat anak kecil marah padamu dengan menghentak-hentakkan kakinya, dengan tenang mundurlah selangkah. Gunakan momen ini untuk memberikan waktu dan ruang untuk mengekspresikan emosinya. Setelah dia tenang, ajaklah bicara dari hati ke hati dengan tenang padanya.
Berbicara dengan orang lain yang emosi memang sulit. Rasa ingin membalas tindakannya sangatlah besar. Tapi, membalas perilaku agresif jelas tidak akan membuatmu ‘menang’. Tahan emosi, tenangkan hati dan pikiranmu, dan ajaklah untuk diskusi baik-baik, ya.