5 Cara Peak-end Rule Mempengaruhi Ingatanmu, Cari Tahu Jawabannya!

Pernah bertanya-tanya kenapa beberapa momen dalam hidup terasa begitu melekat di ingatan? Kok, bisa ya? Ternyata, otak kita punya cara unik dalam menyimpan kenangan, lho. Salah satunya lewat Peak-end Rule, sebuah aturan yang menjelaskan kenapa kita cenderung mengingat suatu pengalaman berdasarkan puncak emosional dan bagaimana akhir dari kejadian tersebut.
Aturan ini bisa sangat memengaruhi bagaimana kita memandang dan mengingat sebuah pengalaman. Nah, berikut adalah lima cara Peak-end Rule memengaruhi ingatan kita!
1. Momen puncak yang penuh emosi akan selalu terpatri dalam ingatanmu

Ketika mengalami momen yang penuh emosi, entah itu bahagia atau sedih, biasanya itulah yang paling diingat. Misalnya, saat kamu mencetak gol penentu di menit terakhir pertandingan. Euforia tersebut akan terpatri lebih dalam di ingatanmu ketimbang lelahnya latihan atau ketegangan selama pertandingan.
Momen puncak ini gak selalu positif, kok. Pengalaman negatif yang intens juga bisa jadi kenangan yang mendominasi. Contohnya, ketika kamu kehilangan barang penting di hari yang sibuk. Frustrasi dan kepanikan saat itu bisa membuat kamu melupakan segala hal lain yang terjadi hari itu.
2. Akhir dari sebuah pengalaman memiliki dampak besar pada ingatanmu

Cara suatu pengalaman berakhir punya pengaruh besar pada bagaimana kamu mengingatnya. Misalnya, liburan yang menyenangkan bisa terasa kurang berkesan kalau diakhiri dengan penerbangan yang delay. Sebaliknya, acara yang biasa-biasa saja bisa terasa spesial jika diakhiri dengan kejutan manis.
Kesan terakhir inilah yang sering membentuk pandangan kita terhadap keseluruhan pengalaman. Seperti saat nonton film yang seru, tapi klimaksnya mengecewakan. Akhir yang mengecewakan itu bisa bikin kamu lupa sama adegan-adegan seru sebelumnya. Ini bukti betapa pentingnya kesan terakhir dalam memori kita.
3. Durasi pengalaman sering kali kurang diingat

Percaya atau gak, durasi suatu pengalaman seringkali gak terlalu diingat. Yang paling membekas adalah momen puncak dan akhir dari pengalaman tersebut. Contohnya, saat kamu menghadiri pesta yang berlangsung lama. Meski acaranya berjam-jam, yang paling kamu ingat mungkin cuma momen tertawa bersama teman atau perpisahan di akhir acara.
Durasi yang terlupakan ini juga berlaku dalam konteks belajar atau bekerja. Kita cenderung mengingat pencapaian atau deadline yang kelewatan, bukan proses panjang yang kita lalui untuk mencapainya.
4. Pengalaman terakhir sering menentukan keputusanmu

Peak-end Rule juga punya dampak pada cara kita mengambil keputusan. Kalau pengalaman terakhir kamu di suatu tempat negatif, kamu cenderung menghindari tempat itu di kemudian hari, meski sebagian besar waktu yang kamu habiskan di sana sebenarnya menyenangkan.
Pengaruh ini bisa memengaruhi berbagai pilihan, mulai dari restoran yang kamu pilih sampai aplikasi yang kamu gunakan. Banyak perusahaan yang memanfaatkan ini dengan menciptakan momen puncak yang positif dan pengalaman akhir yang memuaskan untuk membuat kamu ingin kembali.
5. Meningkatkan pengalaman pelanggan lewat momen yang berkesan

Perusahaan sering menggunakan Peak-end Rule untuk membangun pengalaman pelanggan yang positif. Dengan menciptakan momen puncak yang menyenangkan dan memberikan kesan akhir yang memuaskan, pelanggan akan lebih mengingat produk atau layanan mereka dengan cara yang positif. Hasilnya? Pelanggan pun lebih mungkin kembali lagi.
Nah, itulah lima cara Peak-end Rule mempengaruhi ingatan kita. Menarik bukan? Jadi, selanjutnya kalau kamu mengingat sesuatu, coba deh pikirkan, apakah itu benar-benar refleksi dari keseluruhan pengalamanmu, atau hanya karena Peak-end Rule yang sedang beraksi. Semoga bermanfaat!