Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Peak-end Rule, Penting!

ilustrasi makan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah gak sih, kamu merasa sebuah pengalaman itu sangat berkesan hanya karena satu momen atau bagaimana pengalaman itu berakhir? Ternyata, ada alasan ilmiah di balik perasaan tersebut, lho. Konsep ini dikenal sebagai Peak-end Rule dalam dunia psikologi.

Jadi, daripada mengingat keseluruhan kejadian, otak kita justru lebih fokus pada momen paling intens dan bagaimana pengalaman itu berakhir. Nah, berikut adalah lima hal yang perlu kamu tahu tentang Peak-end Rule!

1. Memahami apa itu Peak-end Rule dan mengapa itu penting

ilustrasi mengendarai mobil (pexels.com/cottonbro studio)

Peak-end Rule adalah teori psikologi yang menjelaskan bagaimana manusia cenderung mengingat sebuah pengalaman berdasarkan dua titik krusial: momen paling intens (peak) dan bagaimana pengalaman itu berakhir (end). Jadi, bukannya mengingat keseluruhan kejadian, ingatan kita justru lebih terfokus pada dua momen tersebut.

Konsep ini relevan dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kamu mencoba restoran baru. Kesan yang terbentuk di benakmu mungkin akan lebih dipengaruhi oleh rasa makanan terakhir yang kamu coba atau bagaimana layanan yang diberikan ketika kamu hendak meninggalkan tempat tersebut.

2. Asal-usul teori ini dan siapa yang pertama kali mengemukakannya

ilustrasi berbincang (pexels.com/Gary Barnes)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Daniel Kahneman, seorang psikolog yang terkenal dan pernah meraih Nobel. Kahneman menemukan bahwa manusia cenderung menggunakan ‘jalan pintas’ dalam mengingat suatu pengalaman, yaitu dengan fokus pada momen puncak dan akhir dari pengalaman tersebut.

Kahneman, bersama dengan rekannya Barbara Fredrickson, mengembangkan konsep ini setelah melakukan berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa momen puncak dan akhir memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap bagaimana kita mengingat suatu pengalaman.

3. Dampak penting Peak-end Rule dalam pengambilan keputusan

ilustrasi memilih (pexels.com/Liza Summer)

Memahami Peak-end Rule sangat penting karena teori ini bisa mempengaruhi bagaimana kita mengambil keputusan di masa depan berdasarkan pengalaman yang telah berlalu. Sebagai contoh, dalam dunia bisnis, pelanggan yang mendapatkan pengalaman positif di akhir interaksi mereka cenderung akan kembali lagi dan menjadi pelanggan setia.

Demikian pula dalam kehidupan pribadi, pengalaman yang ditandai dengan momen puncak dan akhir yang positif dapat meningkatkan tingkat kepuasan dan kebahagiaan kita secara keseluruhan. Jika liburanmu diakhiri dengan kenangan manis, kemungkinan besar kamu akan mengingat seluruh perjalanan tersebut dengan perasaan positif.

4. Strategi untuk menerapkan Peak-end Rule dalam kehidupan sehari-hari

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Untuk menerapkan Peak-end Rule dalam kehidupan, kamu bisa menciptakan momen-momen puncak yang berkesan dan memastikan pengalaman berakhir dengan baik. Misalnya, dalam sebuah presentasi, kamu bisa menambahkan fakta yang mengejutkan di tengah-tengah dan mengakhirinya dengan kesimpulan yang kuat dan meyakinkan.

Dalam konteks bisnis, perusahaan bisa fokus pada pelayanan terbaik di akhir interaksi pelanggan, sehingga mereka meninggalkan kesan yang positif dan ingin kembali lagi di masa depan.

5. Penelitian-penelitian yang menarik tentang dampak Peak-end Rule

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak penelitian menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Peak-end Rule terhadap penilaian kita terhadap suatu pengalaman. Salah satu studi terkenal adalah eksperimen yang dilakukan oleh Daniel Kahneman dan Barbara Fredrickson pada tahun 1993.

Dalam penelitian tersebut peserta diminta untuk menempatkan tangan mereka dalam air dingin. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta lebih memilih pengalaman yang berakhir dengan air hangat, meskipun secara keseluruhan pengalaman tersebut lebih lama dan tidak nyaman.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Laura Sels, Eva Ceulemans, dan Peter Kuppens di KU Leuven, Belgia. Menunjukkan bahwa pasien sering menilai prosedur medis yang menyakitkan berdasarkan intensitas rasa sakit pada puncaknya dan bagaimana prosedur tersebut berakhir, bukan berdasarkan durasi keseluruhan prosedur itu.

Nah, itulah lima hal yang perlu kamu tahu tentang Peak-end Rule. Dengan memahami konsep ini, kamu bisa meningkatkan kualitas pengalamanmu sendiri, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam interaksi dengan orang lain. Akhir yang baik bisa membuat keseluruhan pengalaman terasa jauh lebih berarti!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us