Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dimensi Hidup yang Perlu Kamu Seimbangkan Pencapaiannya

unsplash.com/Austin Neill

Setiap orang pasti punya misi hidup yang ingin diperjuangkan. Tapi dalam pencapaiannya, salah besar kalau kamu mengabaikan aspek atau dimensi hidup lain yang sebenarnya juga sangat penting bagimu. Karena saat itu terjadi, misimu mungkin tercapai, tapi akan ada penyesalan mendalam karena telah kehilangan dimensi hidup yang lain.

Nah, supaya hidupmu sempurna, cobalah untuk menyeimbangkan kelima dimensi berikut sesuai kemampuanmu. 

1. Misi dalam dimensi raga

unsplash.com/JoelValve

Kamu pasti pernah melihat bagaimana orang-orang sampai rela mengeluarkan banyak uang demi penampilan. Postur tubuh wajib langsing, kulit harus putih glowing. Obsesi yang terlalu terpaku pada urusan fisik membuat seseorang rela mengalokasikan seluruh energi agar memiliki bentuk badan dan kecantikkan yang diinginkan.

Tapi, berlebihan dalam misi ini bisa membuat hidupmu gak seimbang. Fisik memang penting, tapi itu bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Bersyukurlah atas karunia fisik yang Tuhan beri dengan cara merawatnya secara wajar. Jangan sampai deh satu jerawat yang nongol di wajah bikin harimu bad mood.

2. Misi dalam dimensi jiwa

Unsplash/Jeremy Yap

Kalau dimensi raga lebih memusatkan perhatian pada jasmani, maka tujuan hidup dimensi jiwa cenderung untuk terus memusatkan diri pada kesenangan, kepuasan, kebanggaan, sanjungan, pengakuan dan perasaan tak terukur lainnya. Misalnya terobsesi untuk mendaki semua puncak di dunia, pelesir ke suluruh pantai tercantik, atau ingin meraup harta sebanyak-banyaknya.

Meraih kesenangan jiwa memang gak dilarang, tapi jangan sampai kamu habiskan seluruh uang, waktu dan energi untuk memenuhi kepuasaan ini. Apalagi kalau sampai kehilangan waktu bersama keluarga karena misi yang terlalu berlebihan.

3. Misi dalam dimensi spiritual

unsplash.com/Ammar Rizwan

Mengedapankan nilai spiritual dalam kehidupan memang utama. Tapi masih ada sebagian orang yang tujuan hidup spiritualnya hanya menggunakan prosesi ibadah sebagai satu-satunya langkah, seperti shalat, dzikir, puasa dan membaca kitab suci Al-Qur’an.

Intinya, jangan sampai kamu fokus dalam prosesi ibadah sampai lupa pada hak keluarga atau lupa bersosialisasi. Kamu perlu bersikap balance pada urusan akhirat maupun dunia.

4. Misi dalam dimensi materi

unsplash.com/Reynier Carl

Ada sebagian orang yang menilai keberhasilan hanya berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Orang yang terlalu fokus dalam dimensi materi biasanya justru gak mau membelanjakan kekayaannya itu. Mereka sangat gigih menambah dan menjaga jumlahnya. Kamu pasti pernah dengar tipe orang macam ini kan?

Uang memang penting, tapi kebahagiaan gak selalu identik dengan uang. Buktinya banyak kok orang kaya mengalami depresi. Hiduplah dengan seimbang. Pedulilah pada sesama. Jangan habiskan waktu dan tenagamu habis hanya untuk mengejar materi.

5. Misi dalam dimensi emosional

Unsplash/Ben White

Tipe ini memiliki fokus yang begitu luar biasa untuk memberikan apa pun yang dia punya untuk keluarga atau pun sesamanya. Mereka bahkan gak peduli dengan kesehatan dan keuangannya sendiri. Apa pun bakal dia lakukan asal keluarga atau orang-orang yang dia cintai bisa hidup bahagia. Meski kenyataannya, ia memiliki banyak hutang atau kondisi psikis yang memprihatinkan.

Intinya, jangan sampai deh kamu melupakan kesehatan dan merasa tertekan dengan kondisi yang terlalu dipaksakan demi orang lain. Apalagi kalau kamu menutupi kesusahanmu dari mereka yang seharusnya jadi pendukungmu. Berilah mereka rasa sayang yang seimbang sesuai dengan kemampuanmu. Jangan berlebihan atau terlalu dipaksakan ya.

Itulah kelima dimensi hidup yang harus kamu seimbangkan pencapaiannya. Karena terlalu fokus pada salah satu dimensi bakal membuat hidupmu timpang sebelah dan gak sempurna. Yuk, perbaiki dan nikmati hidup! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us