Buku sudah sejak lama menjadi bagian dari peradaban manusia. Buku memiliki beberapa peran di antaranya sebagai jendela ilmu pengetahuan, manifestasi sebuah karya tulisan kreatif, dan bisa juga sebagai potret kebudayaan suatu bangsa atau peradaban.
Buku cetak masih melekat di kehidupan manusia pada abad ke-21 ini, meskipun telah ada kehadiran e-book. Berbicara tentang buku cetak, terdapat fakta-fakta menarik seputarnya. Apa aja, sih?
Pada era digital saat ini yang hampir segalanya bisa diakses lewat gadget, buku cetak masih banyak diminati pembaca. Melansir data dari Statista’s Advertising & Media Outlook menunjukkan bahwa angka pembelian buku cetak masih lebih besar dibandingkan e-book di beberapa negara termasuk Indonesia.
Ini tak heran karena buku cetak punya kelebihannya tersendiri, yaitu dirasa lebih nyaman bagi mata pembaca. Buku cetak memberikan pengalaman membaca yang alami. Kita bisa membolak-balikan halaman dan membuat catatan langsung pada halaman buku.
Buku Bumi Manusia menjadi buku cetak Indonesia yang paling banyak dibaca. Novel ini menempati ranking pertama buku novel terbaik dalam daftar “100 Best Indonesia Books of All Time” bagi pakar dunia dan jutaan pembaca versi Shortfrom.
Terdapat buku terjemahan dari Bumi Manusia ke dalam banyak bahasa yaitu Bahasa Belanda, Tiongkok, Jerman, Swedia, dan masih banyak lagi.
Mulai 1908, sastra Indonesia memasuki periode angkatan balai pustaka, periode ini ditandai dengan berdirinya Biro Balai Pustaka sebagai lembaga penerbit untuk sastra populer. Pada angkatan Balai Pustaka, karya fiksi seperti novel, cerpen, drama, dan puisi secara bertahap menggantikan syair, pantun, dan gurindam.
Pada periode tersebut tepatnya pada 1920, Buku "Azab dan Sengsara" menjadi novel cetak pertama karya penulis Indonesia yaitu Merari Siregar. Novel ini mendahului karya terkenal yaitu novel Siti Nurbaya yang ditulis pada 1922.
Buku novel sejarah menjadi primadona bagi pembaca Indonesia di tahun 2022 ini. Sampai sejauh ini Laut Bercerita karya Leila S.Chudori menjadi buku karya anak bangsa terlaris. Mengambil data dari gramedia.com, novel ini sudah sukses memikat pembaca pada awal tahun Januari 2022, kemudian menjadi nomor 1 buku yang paling banyak dibeli pada pertengahan tahun Juli 2022.
Karena paling banyak dicari, tak heran sebanyak puluhan ribu salinan buku ini juga sudah terjual di berbagai e-commerce Indonesia. Ini bisa menjadi rekomendasi bacaan novelmu selanjutnya di tahun ini.
Kebiasaan mengoleksi buku fisik bisa menjadi hobi yang menarik. Kamu bisa mulai dari buku dengan bidang dan topik yang diminati. Koleksi buku yang dipunyai bukan hanya untuk diri sendiri melainkan juga bisa kita wariskan ke generasi berikutnya.
Untuk menjaga keawetan buku koleksimu, pastikan kamu memiliki tempat penyimpanan khusus yang jauh dari sinar matahari langsung dan kelembapan.
Di era digital seperti sekarang dan gempuran buku elektronik, buku cetak masih memiliki pesona di mata pencintanya. Kamu termasuk yang mana nih, lebih sering baca buku cetak atau e-book?