Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi refleksi diri (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)
ilustrasi refleksi diri (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Semua orang punya cara masing-masing dalam menjalani kehidupan. Seringkali gaya hidup kita ditentukan oleh latar belakang keluarga dan lingkungan. Namun, sebagai individu yang bebas, kita layak memilih jalan hidup yang diinginkan selagi tidak melanggar norma dan merugikan orang lain.

Meski demikian, kita tetap butuh petunjuk untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kita bisa belajar dari pengalaman diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Jika kamu ingin menenangkan hati dan pikiran, lima gaya hidup berikut ini layak untuk dicoba.

1. Gaya hidup minimalis atau sederhana

Ilustrasi seorang wanita ingin mencoba baju (pexels.com/PNW Production)

Gaya hidup masa kini lebih menekankan pada materi. Kepemilikan barang-barang mewah jadi standar kesuksesan, bahkan dianggap sebagai sumber kebahagiaan. Maraknya konten flexing juga membuat gaya hidup mewah makin menjadi-jadi.

Faktanya, menerapkan gaya hidup seperti itu rawan membuat kita stres. Dari keresahan itulah tercipta pola pikir untuk menjalani hidup sederhana atau minimalis. Sebisa mungkin hanya menggenggam hal-hal sederhana yang bernilai, sehingga mengurangi beban hati dan pikiran.

2. Gaya hidup bodo amat, hanya memedulikan hal-hal penting

ilustrasi wanita muslimah (pexels.com/Rüveyda)

Bodo amat atau cuek tidak selalu menjurus pada sesuatu yang buruk. Justru dalam beberapa hal, kita perlu menerapkan sikap cuek supaya hati tidak terbebani. Apalagi pada hal-hal kurang penting yang membuat waktu kita terbuang sia-sia.

Gaya hidup bodo amat bukan berarti cuek sepenuhnya. Gaya hidup ini justru membantu kita untuk menetapkan prioritas yang jelas. Aturannya sederhana, hanya fokus pada hal-hal penting dan menghindari hal-hal yang tidak penting untuk mendapatkan kepuasan dan ketenangan.

3. Gaya hidup individualis

ilustrasi seorang pria sedang merenung (pexels.com/Pixabay)

Kita memang diajarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang harus menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Namun, kehidupan sosial dengan segala tuntutannya kadang terasa melelahkan. Oleh karena itu, sesekali tidak ada salahnya mencoba gaya hidup individualis.

Individualis artinya mandiri atau berorientasi pada diri sendiri. Individu punya hak untuk menentukan jalan hidupnya dan bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Ketenangan pun akan tercipta, karena tidak terikat oleh ekspektasi dan pola pikir kebanyakan orang.

4. Gaya hidup sehat, baik secara fisik maupun mental

ilustrasi makan apel (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Semua orang tahu dan paham, sehat itu mahal. Akan tetapi, masih begitu banyak orang yang abai pada gaya hidupnya yang jauh dari kata sehat. Kebiasaan buruk dilakukan secara sadar tanpa memikirkan kesehatan untuk jangka panjang.

Kita harus memastikan gaya hidup yang dijalani berdampak baik pada kesehatan. Mulai dari apa yang dikonsumsi, kebersihan lingkungan, istirahat yang efektif, olahraga, dan mengelola stres. Dengan fisik dan mental yang sehat, hati dan pikiran kita juga ikut sehat.

5. Gaya hidup offline, membatasi kehidupan online

ilustrasi orang sedang melakukan pernapasan dalam (pexels.com/Kelvin Valerio)

Teknologi digital membuat zaman cepat berubah. Kini semuanya beralih ke dunia online. Media sosial makin eksis, belanja bisa dari gawai, pesan makanan, pesan taksi dan ojek, hingga kencan pun bisa secara online. Segalanya dapat diakses dengan cepat dan mudah, terutama hanya untuk sebuah informasi.

Sayangnya, kemudahan era digital justru cenderung memicu kecemasan. Tren media sosial yang kian beragam, misalnya, membuat banyak orang mengalami tekanan dan stres. Gaya hidup offline pun menjadi sebuah ketenangan yang didambakan. Fokus pada kehidupan nyata dengan membatasi dunia maya.

Tidak ada manusia yang benar-benar bebas dari masalah. Akan selalu ada ujian dan tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan menerapkan gaya hidup yang tepat, setidaknya beban hati dan pikiran bisa lebih ringan dan tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team