Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal tentang Bandwagon Effect, Fenomena Ikut-ikutan Tren 

ilustrasi mengikuti tren (pexels.com/Gustavo Fring)

Ketika muncul konten yang tren di media sosial, apakah kamu berpikir akan membuat konten yang serupa juga? Atau ketika influencer sedang menunjukkan model barang terbaru, apakah kamu berkeinginan membelinya juga?

Nah, fenomena ini disebut bandwagon effect. Apabila kamu pernah mengalaminya, yuk, pahami lima hal berikut ini mengenai contoh, penyebab, hingga dampak dari bandwagon effect.

1. Mengenal bandwagon effect

ilustrasi trendy (unsplash.com/Joshua Chun)

Dilansir Verywell Mind, bandwagon effect ini mengacu pada kecenderungan orang untuk mengadopsi perilaku, sikap, atau gaya tertentu hanya karena semua orang melakukannya. Dalam kata lain, seseorang yang suka ikut-ikutan tren yang sedang booming.

Semakin banyak orang yang mengadopsi tren tersebut, maka besar kemungkinan orang lain akan ikut-ikutan juga. Sayangnya, fenomena ini terkadang memicu kesalahan dalam berpikir dan mengambil keputusan. Hati-hati, ya!

2. Contoh dari fenomena "ikut-ikutan"

ilustrasi fashion influencer (pexels.com/Liza Summer)

Ada berbagai bidang dalam kehidupan dimana fenomena ikut-ikutan ini dapat mempengaruhi orang. Sebut saja fashion, keuangan, musik, kesehatan, pilihan politik, atau bidang kehidupan lain yang sedang ramai diperbincangkan.

Misalnya, mengikuti model pakaian para influencer yang menerima banyak suka atau komentar positif di media sosial. Mendengarkan lagu dari grup musik tertentu yang sedang banyak diperdengarkan. Ataupun, ketika seseorang berhasil menggunakan skincare tertentu, kemudian kamu langsung mencoba atau mengikuti hal serupa.

3.Mengapa bisa terjadi?

ilustrasi cemas (pexels.com/Mary Taylor)

Bukan tanpa sebab, fenomena ini terjadi karena adanya beberapa faktor. Seperti, pengaruh pemikiran kelompok. Ketika semua orang melakukan suatu hal yang sedang tren, maka ada tekanan luar biasa dari diri kita untuk menyesuaikan diri juga.

Tak hanya itu, fear of missing out (FOMO) alias takut merasa tertinggal juga semakin mendorong seseorang untuk mengikuti tren yang sedang booming ini. Mereka cenderung melakukan apa yang dilakukan orang pada umumnya untuk memastikan penerimaan sosial.

4.Berdampak baik atau buruk?

ilustrasi merasa gagal (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Secara umum, dampak bandwagon effect ini relatif tidak berbahaya, lho. Mengikuti tren pakaian atau musik terkini bukanlah suatu hal yang membahayakan. Namun, berhati-hatilah jika pengaruh ini sudah masuk dalam fase negatif hingga menyesatkan.

Misalnya, munculnya tren gerakan anti-vaksinasi. Hal tersebut akhirnya mendorong banyak orang enggan melakukannya. Padahal, vaksinasi ini penting untuk kekebalan tubuh. Contoh lainnya lagi adalah tren investasi pada instrumen tertentu. Banyak orang berbondong-bondong mengikutinya, lalu merugi. Padahal, mereka memang belum memiliki bekal pengetahuan yang cukup.

5.Kiat jitu menghindarinya

ilustrasi menolak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Untuk mengurangi dampak negatifnya, maka kita perlu berpikir dan bertindak lebih rasional lagi. Kiat yang bisa kamu coba adalah dengan membuat jarak. Sebelum mengambil keputusan, cobalah menjauh dari orang-orang yang berpotensi memberi tekanan padamu.

Ciptakan kondisi tenang agar pengambilan keputusan lebih rasional. Ingat, bahwa keputusan yang kamu buat adalah tanggung jawabmu sendiri. Jangan asal ikut-ikutan saja, ya!

Bandwagon effect tak hanya memberikan dampak negatif, namun juga dampak positif. Pilihan ada di tanganmu. Hindari pilihan yang tidak menguntungkan serta membahayakan dirimu ataupun orang lain, ya. Tetaplah rasional!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agata Melinda Kristi
EditorAgata Melinda Kristi
Follow Us